Anggar dikenal dengan olahraga yang penuh sopan santun atau terhormat. Sebelum memulai permainan, para atlet harus hormat kepada lawan mainnya, wasit, dan penonton. Dengan meletakkan posisi ujung pedang di bawah bagian depan di awal dimana harus menunjang ujung kaki sebelah kanan. Posisi masker ditaruh di sebelah sisi tubuh. Dan hormat dilakukan dengan mengangkat pedang dengan tekukan tangan hingga kling/blade terdapat di muka wajah dengan ujung pedang menghadap ke atas.
Anggar di cap sebagai olahraga mewah. Kenapa tidak, hal ini dikarenakan demi mendapatkan perlengkapan anggar kita harus membayar kurang lebih 3 juta rupiah dan itu masih predikat perlengkapan anggar yang paling murah.
Baju besi yang dulu menyelimuti tubuh sebagai pelindungnya kini diubah menjadi baju berbahan kain sutera satin. Hal ini diungkapkan oleh Louis XIV untuk melakukan perubahan pada pakaian. Pada tahun 1780 La Boessiere seorang master Perancis menemukan sebuah topeng sebagai pelindung wajah pada pemain yang menjadikan adanya perubahan teknik pada permainan anggar.
Perlengkapan baju yang digunakan menggunakan baju berbahan sutera yang kuat, seperti setelan jaket panjang dan celana panjang sampai ke lutut yang berwarna putih. Kemudian di balut dengan kaos kaki putih panjang sampai ke lutut yang mampu bertahan saat permainan anggar sedang berlangsung. Layaknya beladiri pedang yang menggunakan penutup kepala, anggar juga menggunakan masker sebagai penutup wajah yang terbuat dari anyaman baja. Untuk pedang yang dulunya kuat dan tajam, kini diubah menjadi pedang yang ringan dan kecil. Ujung dari pedang ini dibuat menjadi tumpul sehingga tidak akan membahayakan para pemain anggar.
Pada abad ke-14 atau ke-15 di Jerman, olahraga anggar berkembang pesat untuk pertama kalinya dan ditetapkan sebagai cabang olahraga anggar yang dipertandingkan pada olimpiade pertama. Sehingga cabang olahraga anggar ini berkembang pesat ke seluruh benua.
Di Indonesia sendiri olahraga anggar diperkenalkan oleh kolonial Belanda. Sebagai bentuk pelatihan kepada para tentaranya pada masa itu. Pada tahun 1948 di daerah Solo, Jawa Tengah menjadi awal pertama pertandingan olahraga anggar dan olahraga ini selalu dimasukkan dalam cabang olahraga tingkat daerah maupun tingkat nasional (PON).Â
Di Indonesia kita sudah memiliki atlet anggar berbakat yaitu Soekarno atau kerap dipanggil Bung Karno. Untuk memperkenalkan lebih luas cabang olahraga anggar di Indonesia Bung Karno dibantu dua temannya yaitu Kasimin Atmoseowirjo dan Drh. Singgih pada tahun 1950 sebagai pendiri Perkumpulan Olahraga Anggar. Di Indoensia cabang anggar dikenal dengan nama IKASI (Ikatan Anggar Seluruh Indonesia) yang menjadi wadah para atlet anggar se-Indonesia atau Induk dari Olahraga Anggar di Indonseia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H