Sebelum saya mempelajari tentang konsep filosofi Ki hajar dewantoro, saya berpikir bahwa murid atau anak adalah dalam istilah tabularasa artinya sebuah kertas kosong yang harus ditransfer dengan ilmu pengetahuan, jadi guru yang bisa menulis kertas kosong tersebut dan guru dapat mengatur siswa sesuai dengan keinginan.
Saya beranggapan bahawa tugas saya sebagai guru hanya mentransfer pengetahuan dan keterampilan dan pengajaran kepada murid hanya mengacu pada kurikulum yang berlaku.Â
Selama berada dikelas proses belajar yang berperan pada guru bukan pada siswa, saya sangat dominan dalam proses pembelajaran, saya juga hanya menganggap ketuntasan dalam materi lebih penting dari pada memahami karakteristik murid lalu biasanya saya hanya melihat nilai murid dari aspek kognitif saja misalnya dalam mengerjakan soal tugas atau nilai harian saja.
Kemudian jika murid sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka pembelajaran dianggap sudah tuntas dan berhasil. Selama mengajar saya juga sering mengeluh dan tidak telaten dengan perkembangan murid yag tidak sesuai dengan harapan saya.
Kemudian setelah saya memahami konsep pemikiran  - pemikiran Ki Hajar Dewantoro melalui modul 1.1 ini saya mulai mengubah pola pikira saya sebagai seorang pendidik, dan merubah proses pendidikan kepada anak yang selama ini saya anggap kurang tepat, saya harus memperhatikan karakteristik murid karena setiap anak dilahirkan mempunyai karakter unik ada kelabihan dan kelemahan masing - masing, dan saya juga harus menghargai setiap karakter murid dan memberikan kesempatan untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya.Â
Kemudian saya mengubah pembelajaran dikelas antara lain, saya mulai merancang pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan dengan melibatkan murid sesuai metode pembelajaran studen center atau berpusat pada murid, saya menerapkan pembelajaran sesuai abad 21 yaitu : berfikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif dengan berpegang teguh dengan konsep memerdekakan anak.Â
Pembelajaran tidak lagi menuntut tetapi menuntun karena tugas guru adalah memberi tuntunan atau arahan yang baik kepada murid berusaha menjadi tauladan bagi murid baik perkataan ataupun perbuatan, saya harus mengenali karakter dan latar belakang murid dengan menjalin komunikasi yang baik dengan murid.
Ternyata respon siswa saat itu sangat senang dan antusias. Mereka terlihat lebih ceria dan ikhlas dalam menerima materi yang saya sampaikan. Salah satu siswa kelas XI DKV 2 atas nama Ika widya menyampaikan "Menurut Saya metode pembelajaran yang berpusat pada Murid yang diterapkan Pak Endik sangat mudah dipahami, karena dalam kelompok kita bisa saling berkomunikasi dan suasana belajar lebih menyenangkan".
Kemudian untuk ke depannya saya akan lebih banyak belajar bagaimana menerapkan ilmu yang sudah saya dapatkan dari modul dan dari penjabaran yang sangat luas serta menyeluruh dari fasilitator, instruktur, dan pengajar praktik. Ingin sekali melakukan perubahan di kelas, di mulai dari diri sendiri dahulu, kemudian harapannya nanti dapat menggerakkan rekan kerja, sekolah saya untuk ikut serta melakukan perubahan.Â
Selanjutnya, lebih semangat lagi untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, dan menjalani proses tahapannya dengan baik serta perasaan yang bahagia, tanpa keluhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H