Mohon tunggu...
Firmansah
Firmansah Mohon Tunggu... Guru - Pelayan yang Melayani

Menjadi guru di perbatasan adalah pelayanan yang membanggakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Toleransi Umat Beragama di Tengah Tantangan Intoleransi: Kasus Penutupan Sekolah Kristen Gamaliel di Parepare

25 September 2024   06:57 Diperbarui: 25 September 2024   06:59 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demonstrasi penutupan Sekolah Kristen Gamaliel di Pare-Pare pada September 2024 menjadi salah satu contoh bagaimana intoleransi beragama masih menjadi tantangan di Indonesia. Namun, di tengah tantangan tersebut, toleransi tetap menjadi jalan terbaik untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di masyarakat yang majemuk. Dengan upaya pendidikan, dialog antaragama, dan penegakan hukum yang tegas, Indonesia dapat terus memperkuat nilai-nilai toleransi yang menjadi fondasi negara ini.

Kerukunan antarumat beragama adalah aset berharga yang harus dijaga dengan baik. Masyarakat Indonesia, yang kaya akan keberagaman, memiliki potensi besar untuk menjadi teladan dalam hal toleransi, asalkan semua pihak bersedia bekerja sama demi kebaikan bersama.

Kasus penolakan pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel di Parepare menggambarkan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menjaga harmoni antarumat beragama. Sementara sebagian pihak berargumen atas nama kepentingan sosial dan budaya, penting untuk memastikan bahwa hak kebebasan beragama dan pendidikan tidak dikorbankan. Dalam konteks ini, toleransi tidak hanya soal menerima perbedaan, tetapi juga menghormati hak-hak fundamental yang dimiliki setiap warga negara, tanpa memandang latar belakang agama.

Referensi:

- Muhclis Abduh, "Warga di Parepare Kembali Demo Tolak Pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel," DetikSulsel, 20 September 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun