Mohon tunggu...
Hanz Endi Pramana
Hanz Endi Pramana Mohon Tunggu... Freelancer - menulis seakan bagian dari masa lalu. akankan punah?

Lulusan Prodi Ilmu Komunikasi, Fisip, Atma Jaya Yogyakarta, mantan wartawan Tribun Pontianak (Kompas Gramedia), Kalimantan Barat. Mantan wartawan yang ingin tetap menulis. Email: endi.djenggoet@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Potensi Energi Putih, Alternatif di Pedesaan

2 Agustus 2011   10:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:09 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_122914" align="alignleft" width="300" caption="Jantur Inar di Desa Dempar, Kecamatan Nyuatan, Kutai Barat. Foto: www.kubarkab.go.id"][/caption] MESIN-mesin itu sudah porak-poranda. Baut-baut berlepasan, dan bangunan kecil tempat aneka peralatan mekanis tinggal menyisakan tiang dan papan keropos. Air terjun setinggi sekitar 20 meter masih menggemuruh di sampingnya. Sejuk. Tapi pemandangan di sekitar peralatan itu sangat memiriskan. Saya mengunjungi kampung di pedalaman Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur itu, sekitar tahun 2005. Kalau tidak salah, air terjun itu bernama Jantur Inar yang terletak di Kampung Dempar, Kecamatan Nyuatan, Kutai Barat. Menurut penuturan warga kampung, dulu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) itu sempat beropreasi selama satu bulan. Dinasius, kenalan saya yang berdomisili di kampung itu, mengatakan, awalnya warga telah sempat menikmati listrik berkat adanya instalasi pembangkit tersebut. Namun kondisi berubah setelah memasuki bulan kedua. "Orang-orang tidak mau membayar iuran listrik. Akibatnya, alat-alat tidak terawat, dan akhirnya rusak," ujar Dinasius. Saya pun ikut sedih. Energi listrik yang ada di desa itu sebenarnya gratis, pemberian alam. Memang dibutuhkan investasi yang saya duga mencapai miliaran rupiah untuk membiayai aneka peralatan dan teknologinya. Tetapi, sekali lagi, sumber energi yang dihasilkan oleh daya dorong air itu gratis! Nah, tinggal kesediaan dan kerelaan warga kampung untuk iuran secara rutin, agar pengelola bisa membeli oli atau material apapun yang dibutuhkan untuk keberlanjutan pembangkit. Suatu hari, saya berdiskusi dengan rekan saya, Ignatius Nuel, aktivis Yayasan Bio Damar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Yayasan ini merupakan NGO yang bergerak di bidang advokasi bagi masyarakat adat Dayak. Kami mencoba memikirkan, apakah alternatif "sang energi putih" alias air, bisa disosialisasikan sebagai jawaban atas kriris energi serta kian menipisnya bahan bakar fosil. Kami sama-sama pusing manakala menemukan kenyataan bahwa investasi untuk pengembangan energi alternatif itu sungguh mahal. Sudahlah mahal, teknologinya pun masih terbilang tingkat tinggi. Sangat kurang efisien dibandingkan pembangkit yang menggunakan energi fosil seperti mesin-mesin diesel. Alternatif ini tetap relevan dipikirkan, karena selain menjawab masalah krisis energi, sekaligus memiliki misi pelestarian alam. Sebab debit dan volume air yang memadai, tidak bisa tidak, hanya tersedia jika masyarakat tetap menjaga kelestarian alamnya. Pepohonan yang akarnya berfungsi sebagai "penangkap air" juga menjamin keberlangsungan usaha-usaha pertanian. Sekecil apapun arus air, bisa menggerakkan sesuatu. Apalagi kekuatan dari air terjun dan dorongan volume air yang mampu memutar roda-roda turbin. Nah, tenaga air inilah yang bisa dikonversi atau diubah menjadi energi listrik. Bagaimana caranya? Secara sederhana, logika kerjanya adalah tenaga atau daya dorong yang dimiliki air, dimanfaatkan sebagai pemutar turbin. Semakin kuat daya dorong air, maka semakin kencang pula putaran kincir. Kincir tersebut dihubungkan sebagai pemutar dinamo yang berikutnya menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak. Energi yang dihasilkan sama dengan setrum yang dihasil mesin diesel, sehingga bisa menyalakan lampu atau menghidupkan alat-alat elektronik lainnya. Begitulah penjelasan sederhananya. SEVERIANUS ENDI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun