Minggu, 11 Juni 2023, bertempat di Konservasi Penyu - Pantai Pelangi - D. I. Yogyakarta, bertepatan dengan Sea Turtles' Week , sekitar dua puluh partisipan dari berbagai latar belakang hadir di agenda konservasi yang dikelola oleh tim panitia dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang merupakan mahasiswa D4 Bisnis Perjalanan Wisata @bpw.ugm / @kamadipaugm
Kegiatan Konservasi Penyu bertajuk "Beach Conservatrip" ini sangat menarik untuk diikuti karena mengusung tema Save The Earth and We Will Be Save dalam rangka Pekan Penyu Sedunia.
Sebelum pelepasan bayi penyu atau tukik, peserta juga mendapat kesempatan belajar memilah sampah dan melakukan kegiatan bersih-bersih pantai dengan pengarahan langsung dari Konservator Daru Aji Saputro, S.Si dan tim relawan Konservasi Penyu Pantai Pelangi.
Ada 7 jenis penyu di seluruh dunia, 6 diantaranya pernah berlabuh dan bertelur di Pantai Pelangi. Jenisnya adalah Penyu Sisik, Penyu Hijau, Penyu Lekang hingga Penyu Belimbing yang terbesar, secara fenomenal bertelur di pantai Pelangi pada tahun 2020.
Penyu memiliki predator alami. Berbagai tantangan yang dialami bayi tukik sejak menetas hingga melakukan perjalanan menakjubkannya menuju ke lautan bebas seperti elang laut, camar laut, kepiting, Jaguar, Puma hingga Hiu banteng.
Akan tetapi, Manusia lah merupakan kontributor terbesar penurunan populasi penyu di seluruh dunia. Perdagangan daging ilegal penyu, penjualan telur penyu dan cangkang penyu sudah seharusnya mendapat perhatian serius dari pemerintah bekerjasama secara kompak dengan masyarakat.
Telur-telur penyu butuh masa inkubasi sekitar 45-52 hari secara alami dan semi alami, sementara penyu yang dibantu inkubasi dengan menggunakan toples butuh waktu sekitar 67 hari untuk menetas dengan tingkat keberhasilan penetasan hingga 70%. Jenis kelamin penyu juga ditentukan oleh suhu penyimpanan, sebagai contoh dibutuhkan inkubasi dengan temperatur maksimum 28° Celsius untuk bayi penyu jantan sementara 31° Celsius untuk bayi penyu betina.
Begitu pentingnya agenda konservasi di Indonesia khususnya, untuk mengedukasi masyarakat tentang keberlangungan hidup Penyu yang semakin terancam keberadaannya mengingat Penyu berperan dalam mengendalikan populasi ubur-ubur di seluruh dunia.
Peningkatan iklim bumi menyebabkan ubur-ubur semakin bertambah populasinya, sehingga kita banyak menemui berita tentang pengunjung pantai yang diserang sekawanan ubur-ubur di berbagai belahan dunia.
Karena bentuknya yang sangat mirip, Penyu seringkali salah menganggap plastik-plastik yang mencemari lautan sebagai ubur-ubur. Akibatnya, Penyu akan mati karena mengkonsumsi plastik yang terkontaminasi berbagai unsur berbahaya yang terkandung.
Semua dimulai dari kesadaran pribadi dalam hal pengelolaan sampah mulai rumah tangga, komunitas hingga masyarakat luas. Mari bersama kita menjaga kebersihan sungai, karena aliran sungai tersebut yang akan bermuara ke laut. Bisa dimulai dari mengurangi penggunaan sampah sekali pakai, melakukan pemilahan sampah anorganik dan organik, setor sampah anorganik ke tempat pengelolaan seperti bank sampah atau berbagai start-up yang menangani sampah anorganik.
Proyek ini diselenggarakan dengan kolaborasi bersama Konservasi Penyu 4k.yogyakarta (Instagram: @4k.yogyakarta) untuk keperluan tugas ujian akhir semester pada salah satu mata kuliah. Terima kasih kepada seluruh tim panitia yang bertugas:
1. Dias Sulaeman (@diasslmn)
2. Agis Vidian (@agisvidian)
3. M. Irsyad Najwan (@irsyadnajwan)
4. Aliya Maulida K (@aliyaaamk)
Salam Lestari!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H