Jepang yang telah memiliki segudang pengalaman dalam penanganan gempa, melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerjasama dengan Yayasan Rumah Aman Gempa - YARAGI, memberikan bantuan berupa teknologi untuk rumah tahan gempa.
Salah satu yang dikembangkan adalah teknologi Poly Propylene Band Mesh (PPBM). PP Band Mesh ini adalah teknologi untuk memberi penguat pada dinding bangunan tembok gedung dengan menggunakan tali Poly Propylene sebagai pengikat dinding bangunan agar tidak runtuh pada saat terjadi gempa. Teknologi menggunakan PP Band Mesh ini dipelopori oleh Profesor Dr. Kimiro Meguro dari Universitas Tokyo.
"Gempa bumi itu adalah bencana alam yang tidak bisa kita hindari. Karena kita tinggal di daerah rawan gempa, maka rumah dengan tali jaring PPBM bersertifikat Meguro Lab diharapkan dapat mulai disosialisasikan dengan cepat agar ada implementasi dan terealisasi melalui proyek percontohan rumah tahan gempa dengan Teknologi Tepat Guna, dan yang terpenting tidak memakan banyak biaya karena pada prinsipnya bukan memperkuat struktur bangunan dan fondasi, namun memperkuat dan menahan dinding agar tidak runtuh menimpa penghuni rumah." ungkap Ketua Yayasan Rumah Aman Gempa (YARAGI), Fitriani Kuroda.
Dengan kata lain, teknologi ini memberi waktu bagi penghuni rumah untuk menyelamatkan diri dari runtuhan dinding karena dinding rumah tersebut sudah ditahan atau disangga oleh seluruh tali jaring PPBM yang ditanam dengan kuat dan sesuai standar sertifikasi dari Meguro Lab di permukaan dinding luar dan dalam (dua sisi), sehingga pada saat terjadi goncangan gempa cenderung lebih lentur, tidak langsung runtuh menimpa penghuni.
Dengan demikian teknologi ini menyelamatkan penghuni rumah dari Bahaya Sufokasi (tidak dapat bernafas karena terhalang debu bangunan dan dinding).
Fitriani sangat berharap semoga kedepannya ada perhatian dari Pemerintah pusat dan Pemda setempat juga BPBD setempat bahwa sudah seharusnya kita lebih meningkatkan kewaspadaan karena sewaktu-waktu bisa terjadi gempa bumi. Penggunaan tali jaring PP Band Mesh ini oleh JICA bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Universitas Tokyo dan Yayasan Rumah Aman Gempa - YARAGI sudah diterapkan di Padang Sumatera Barat dan Bantul, DIY.
Melalui Yayasan Rumah Aman Gempa - YARAGI, dia mengajak siswa-siswa SMK di DIY dan mahasiswa teknik sipil untuk mengajarkan pembuatan tali jaring PPBM. Sebanyak 10 bangunan yang diprioritaskan dalam kurun waktu 2015-2018 di Yogyakarta dan Padang merupakan bangunan fasilitas umum seperti Puskesmas dan kantor kelurahan.
Kedepannya, sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta juga diharapkan menggunakan teknologi tepat guna dan tepat sasaran dengan menggunakan konsep bangun rumah yang Aman Gempa bersertifikat PPBM.
Sementara itu salah satu pendamping pembuatan rumah tahan gempa menggunakan band mesh, menjelaskan cara pembuatan dan pemasangan tali jaring PPBM di tembok batu bata. Tali jaring PPBM dibuat anyaman terlebih dahulu berbentuk bujur sangkar yang diikat atau disambungkan dengan cara seperti di-solder.
Setelah ikatan jadi kemudian ditempel pada dinding batu bata yang menyambungkan satu sama lain. Tembok dua sisi diikat dengan tali jaring band mesh, setelah itu baru ditutup dengan semen.
Fitriani menambahkan, "Akan sangat tidak bijaksana apabila kita tidak memiliki kewaspadaan terjadi bencana Gempa Bumi yang akan timbul sewaktu-waktu. Kita berharap dapat menggugah Pemerintah dan BPBD juga PU agar bisa menganggarkan RAB NEGARA untuk mempersiapkan biaya Industri Kebencanaan dengan Program Padat Karya Penduduk dengan memproduksi secara mandiri rumah dengan teknologi tepat guna, tepat sasaran menggunakan konsep Aman Gempa PPBM."
--
Bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut atau ingin mengajukan pertanyaan, silakan mengunjungi akun Instagram resminya di @ppbmyaragi atau email ke ppbmyaragi@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H