Mohon tunggu...
Humaniora Artikel Utama

Perusahaan PHP Bikin "Jobseeker" Sakit Hati

20 Agustus 2016   10:33 Diperbarui: 20 Agustus 2016   16:29 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: arageek.com

Pernahkah Anda melamar suatu lowongan kerja yang Anda impikan, namun ketika diundang wawancara Anda ditawari pekerjaan lain yang Anda tidak inginkan? Kalau iya, berarti Anda termasuk ke dalam jobseeker yang terkena PHP dari perusahaan tersebut.

Memang kasus PHP yang satu ini sering kita temui. Biasanya mereka menawarkan lowongan pekerjaan yang "wah" atau yang banyak orang cari, misalnya Officer Development Program (ODP), Program Pengembangan Staf (PPS), Management Trainee (MT), Staff, Administrasi dan lain-lain. Dalam praktiknya, ketika kita melamar lowongan kerja dan mendapat panggilan wawancara awal, justru kita ditawari pekerjaan lainnya yang tidak kita inginkan, misalkan marketing atau sales. 

Sebenarnya menurut penulis tidak menjadi masalah ketika perusahaan jujur kepada mereka sendiri. Artinya, ketika mereka membutuhkan orang untuk mengisi posisi marketing atau sales, mereka juga harus mengiklankan lowongan kerja sesuai dengan yang mereka butuhkan. Penulis yakin banyak orang yang juga menginginkan posisi tersebut dan sesuai dengan kualifikasi.

Ketiga, dipanggil seleksi tapi tidak tahu hasilnya

Dalam kasus ini adalah kategori PHP yang bisa terjadi pada lowongan kerja yang benar-benar ada dan lowongan kerja yang diada-adakan. Untuk perusahaan yang memiliki standar rekrutmen yang bagus, mereka biasanya melakukan semua pengumunan hasil seleksi lewat website resmi mereka. Artinya, meskipun seseorang tidak lolos dalam tahapan seleksi tersebut tapi setidaknya ada kepastian apakah mereka lolos atau tidak sehingga mereka tidak terus berharap dengan pekerjaan tersebut. Namun ada banyak sekali perusahaan yang tidak memikirkan hal ini meskipun lowongan kerja tersebut benar-benar ada. 

Pada kenyataannya setelah melakukan tahapan seleksi biasanya hanya kandidat yang lolos saja yang diberi tahu, sedangkan yang tidak lolos tidak diberi tahu dan dibiarkan dengan kegelisahannya. Dan akan lebih menyakitkan lagi ketika hal semacam ini terjadi pada perusahaan yang mengada-adakan lowongan pekerjaan. Mereka melakukan seleksi wawancara awal namun tidak ada yang lolos sama sekali namun mereka tetap melakukan iklan lowongan kerja setiap hari sedangkan hasil seleksi sebelumnya tidak pernah diketahui pelamar.

Selain dari beberapa identifikasi di atas, ada hal-hal yang patut dicermati dalam setiap iklan lowongan kerja. Untuk menarik banyak pencari kerja, mereka biasanya menawarkan hal-hal yang sangat diinginkan pencari kerja, misalnya pemberian gaji yang besar, insentif menarik, bonus tidak terbatas, tunjangan kerja, jenjang karier yang pasti, dan kata-kata lain yang mampu menarik perhatian pembaca.

Entah apa maksud dan tujuan yang sebenarnya dari perusahaan melakukan hal-hal tersebut. Namun, menurut pendapat penulis, motivasi mereka adalah untuk eksistensi mereka di masyarakat dan dunia usaha. Mereka hanya ingin mempromosikan keberadaan perusahaan mereka. Karena kita tahu sektor pencari kerja ini memiliki audience yang begitu besarnya dilihat dari data BPS di atas. Untuk di pencarian Google saja topik lowongan kerja ini menjadi yang teratas dan paling banyak dicari setiap harinya. Akan jauh lebih mudah dan murah bagi mereka agar masyarakat tahu keberadaan mereka apalagi untuk perusahaan baru atau pembukaan cabang baru.

Kalau dilihat dari sudut pandang jobseeker, hal ini dapat menimbulkan beberapa dampak dan kerugian, baik secara materiil maupun non materiil. Kalau dari segi materiil, tentu saja dapat dilihat dari seberapa uang yang dikeluarkan mulai dari mempersiapkan surat lamaran, mengirimkan surat lamaran, mengikuti proses seleksi, meskipun jumlahnya tidak banyak. Sedangkan dampak non materiil yang dialami para jobseeker adalah psikis mereka yang harus kecewa karena tidak sesuai, gelisah menunggu kepastian, dan keadaan psikis lainnya yang dapat membebani mereka.

Bahkan menurut penulis, dampak yang ditimbulkan bagi perusahaan juga sangat besar. Alih-alih ingin mempromosikan perusahaan, malah tingkat kepercayaan masyarakat kepada perusahaan menjadi hilang. Hal ini terjadi pada perusahaan di wilayah sekitar penulis, di mana mereka melakukan pengiklanan lowongan kerja yang tidak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan akhirnya setiap ada iklan lowongan kerja dari perusahaan tersebut, masyarakat langsung mencemooh dan menjadi citra buruk yang meluas ke masyarakat lain.

Dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidakterbukaan suatu perusahaan menyebabkan kekecewaan terhadap para jobseeker yang sangat memiliki harapan nyata terhadap perusahaan. Harusnya perusahaan lebih memikirkan kebenaran terhadap diri mereka sendiri dan memberikan kepastian kepada jobseeker. Karena ketidakjujuran tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian bagi jobseeker, tetapi juga terhadap citra perusahaan di mata masyarakat. Perusahaan yang awalnya punya nama besar dan baik, karena kesalahan dalam proses rekrutmen bisa menjadi bumerang buat perusahaan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun