[caption id="attachment_330297" align="aligncenter" width="300" caption="lahan terbengkalai"][/caption]
sinar nya semakin memudar seiring waktu berputar , 10 tahun yang lalu lahan ini adalah persawahan yang hijau, menghasilkan bulir padi yang unggul. tapi semua telah sirna di telan waktu
hmmmm ... teringat petani di luar negri sana , beda banget sama petani di indonesia .. di negara ini petani adalah pekerjaan yg di pandang sebelah mata,pekerjaan orang miskin. miris saat mendengar cita cita di suatu kelas sekolah dasar tak ada 1 pun yang menginginkan menjadi petani ,begitu pula di smp dan smu , bagi mereka petani adalah hal yg rendah, menjijikan,tidak keren dan tentu nya tidak menjanjikan kesuksesan, kita harus memiliki pekerjaan yang lebih layak bukan untuk menjadi petani.. hmmm
..... dari dahulu petani nya sendiri memberikan doktrin kpd anak nya sendiri agar saat besar nanti tidak menjadi petani seperti orang tua nya, teringat saat guru ku dulu memberikan aplause ketika teman ku menjawab ingin menjadi model dan artis, tetapi menanyakan kenapa kepada aku ketika menjawab ingin menjadi petani , dia mengatakan orang tua kita sudah susah payah menyekolahkan kita, jadi kita harus selangkah lebih maju dari orang tua kita. guru ku oh guru ku aku tidak ingin miskin seperti orang tua ku tapi apakah salah jika diriku ingin menjadi petani , petani yang memili traktor,petani yang memiliki lumbung padi yang berlimpah,petani yang memakai headset mendengarkan musik saat membajak,petani yang memiliki buku tabungan dan kartu ATM , petani yang memiliki wajah tampan , petani yang memiliki istri seorang model , apakah aku terdengar bermimpi bu guru ???
kita tidak pernah bersyukur , kita banyak mengharapkan sesuatu yang tidak kita miliki sementara apa yg telah kita punya tidak kita maksimalkan nya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H