Mohon tunggu...
Enden Darjatul Ulya
Enden Darjatul Ulya Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, trainer, penulis

BOCIN Bocah Cerdas Indonesia @enden03

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Makan "Mukbang" ala Food Vlogger

3 Desember 2019   10:14 Diperbarui: 3 Desember 2019   19:45 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Media sosial saat ini tengah menjadi ajang eksistensi bagi para vlogger. Food Vlogger yang melakukan review makanan adalah salah satu yang marak hadir di media sosial. 

Mereka menampilkan video adegan makan sejumlah produk makanan atau merekomendasikan makanan dari sejumlah restoran. Makanan yang mereka review pun bermacam macam, mulai dari makanan berat hingga kudapan yang sedang hits.

Salah satu jenis video makan yang sering disaksikan di media sosial dan menjadi favorit viewers atau penonton adalah gaya makan "mukbang". Istilah dari Korea Selatan ini merupakan gaya makan "besar" atau dengan porsi besar dalam waktu singkat.

Meskipun berasal dari Korea, video mukbang sudah menjadi trend di kalangan food vlogger dunia, termasuk Indonesia.

Gaya makan mukbang ini ditampilkan untuk menarik perhatian viewers. Jika porsi makan manusia normal biasanya hanya satu atau dua piring, dalam mukbang, para food vlogger mukbang bisa makan dengan porsi satu wajan, satu nampan, atau satu mangkok yang sangat besar.

Demi berusaha membangkitkan selera makan para penontonnya, tidak jarang mereka menampilkan makanan dengan tingkat kepedasan yang sangat ekstrim dengan warna merah menyala karena penggunaan cabai yang ekstra banyak.

Walaupun video mukbang sangat menarik dan sukses membuat para penontonnya ngiler, akan tetapi menurut buku  berjudul "Kesalahan-Kesalahan Pola Makan Pemicu Seabrek Penyakit Mematikan", kebiasaan mukbang dalam jangka waktu lama dapat mengundang beberapa risiko bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan beberapa faktor berikut.

Makan yang penting enak
Terdapat beberapa risiko kesehatan yang harus dihadapi para food vlogger jika menyantap makanan dengan prinsip yang penting enak. Sebab kebutuhan makan bukan sekedar untuk memanjakan lidah melainkan untuk memperbaiki kualitas hidup yang meliputi sisi kecerdasan dan emosional.

Makanan dengan kandungan gizi yang baik juga penting agar tubuh tidak terserang penyakit dan sebagai sumber kekuatan. Para food vlogger mungkin sulit menghindari hal ini karena acapkali makanan yang enak dan sedang trend tidak memiliki cukup nutrisi.

Makan kekenyangan
Makan dengan porsi yang sangat besar tentu akan membuat tubuh menjadi terlampau kenyang. Padahal sebenarnya tubuh kita mempunyai ukuran atau batasan untuk menampung makanan. Hal ini terkait dengan kapasitas lambung dalam menerima jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Makan dengan jumlah yang berlebihan bisa menyebabkan lambung, usus, dan sistem pencernaan setiap saat berada dalam kondisi tegang.  Berbagai organ tubuh menjadi sulit dirawat karena kelebihan beban atau muatan.

Makanan yang berlebihan dapat merusak tubuh dan otak. Zat yang disebut" faktor pertumbuhan tunas sel serat" dalam otak akan bertambah banyak. Jika makan berlebihan berlangsung lama, pasti dapat menyebabkan arteriosclerosis (pengerasan pembuluh nadi), serta muncul gejala penurunan intelejensi dan penuaan dini pada otak).

Kekenyangan dalam jangka waktu lama juga bisa menimbulkan penyakit lambung, seperti erosi lambung, tukak lambung, bahkan kangker lambung.

Makan makanan yang tidak diperlukan tubuh
Demi viewers-nya, food vlogger bisa makan apa saja. Termasuk jenis makanan junk food, berlemak atau kudapan serba manis. Hal ini harus diwaspadai mengingat tidak semua makanan yang baik sekalipun cocok bagi semua orang.

Makanan yang dikonsumsi bisa menjadi masalah dan menimbulkan penyakit ketika tidak  ada sinkronisasi atau kesesuaian kondisi antara makanan yang dikonsumsi dengan tubuh.

Misalnya seseorang yang kolesterolnya tinggi atau penderita asam urat seharusnya tidak mengkonsusmsi makanan yang mengandung banya lemak, atau seseorang yang menderita diabetes seharusnya mengurangi konsumsi gula.

Makan terlalu cepat
Saat mukbang seorang food vlogger makan dengan cepat. Padahal makan terlalu cepat dapat menyebabkan masalah pada pencernaan. Dalam kondisi makan yang terlalu cepat, ada tekanan udara berlebihan yang masuk ke dalam perut, sehingga menyebabkan perut kembung.

Saat kita makan terlalu cepat, kita tidak sempat mengunyah makanan secara sempurna, hanya air liur yang menghancurkan makanan. Kebiasaan ini membuat saluran pencernaan bekerja keras, yang akhirnya menjadi salah satu pemicu terjadinya gangguan pencernaan.

Makan cepat juga tidak memberikan cukup waktu kepada otak untuk memberikan peringatan bahwa anda sudah kenyang sehingga akan resiko peningkatan berat badan. Makan secara perlahan membuat seseorang bisa mengunyah makanan sampai benar benar halus sehingga mudah dicerna dan terhindar dari sembelit.  

Nah, jika anda memilih untuk menjadi  food vlogger, sebaiknya tidak sering sering melakukan mukbang.   Tidak ada salahnya juga mempertimbangkan untuk menjadi food vlogger sekaligus influencer yang dapat mengedukasi viewers bagaimana makan enak tetapi sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun