Mohon tunggu...
Endang Suherman
Endang Suherman Mohon Tunggu... -

seorang yang ingin mencari teman, sahabat sejati dalam berbagi dan memberi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menangislah karena Dunia

11 Juli 2011   04:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:46 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia dan segala isinya telah sempurna di ciptakan Allah swt bagi kehidupan manusia. Manusia di jadikan khalifah untuk merawat dan memperindah dunia dengan ilmu yang manusia punya. Namun setelah manusia banyak jumlahnya, mereka jadi serakah dan tamak dalam mengelola dunia sehingga melupakan amanat yang telah di berikan Allah swt kepadanya. Dengan berjumlahnya manusia keinginan serta nafsu sangat dominan dalam mempengaruhi kehidupan manusia di dunia.

Sebagian ada yang meghalalkan segala cara dan ada pula yang berjalan sesuai dengan batasan-batasan dan hukum yang berlaku dalam agama yang mereka anut. Memang sungguh luar biasa  pengaruh dunia terhadap kehidupan  manusia, mereka  rela mengorbankan segalanya hanya memperoleh kenikmatan dunia yang hanya sekejap. Mereka rela menangis dan meratap demi melihat dunia yang gemerlap,  padahal semua itu hanya fatamorgana yang menipu dan memperalat agar manusia lebih mencintai dunia ketimbang Sang Maha Pencipta.

Cinta kepada dunia telah membawa manusia bersikap "yang penting senan dan heppy, yang lain itu nomor kesekian. Namun bagi mereka yang berjalan sesuai dengan batasa-batasan agama berlaku seadanya dan menerima apa yang menjadi ketentuan dari Sang Pencipta. Mereka berkeyakinan bahwa manusia boleh berusaha akan tetapi yang menentukan jalan untuk berhasil adalah Allah swt. Karena kalau sudah Allah yang menentukan jalan,   insya Allah jalan yang akan mereka lalui adalah baik dan penuh keridhoan.  Bukan sebaliknya mereka yang merasa tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan acapkali menggerutu dan "ngedumel" seribu bahasa dan seakan tidak menerima apa yang menjadi ketentuan dari Sang Maha Pencipta. Mereka menyalahkan dan saling menyalahkan sehingga mereka menangis dan menangis yang tiada akhir  tentang dunia.

Dunia adalah tempat bersenda gurau dan permainan belaka  begitu Allah swt berfirman. Yang namanya sendau gurau pasti ada tawa bahagia dan juga sedih begitupun  dengan permainan adakalanya menang dan juga kalah. Yang pasti, manusia yang menang akan mendapatkan berbagai macam kesenangan dan kebahgiaan, namun bagi yang menderita kekalahan akan merasa itulah akhir dari kehidupan, sehingga mereka  bersedih dan sengsaraan sehingga menangis dan menangis untuk kekalahan dunia.

Jangan menangis karena dunia akan tetapi menangislah karena perbuatan kita yang tidak sesuai dengan batas-batas dan norma-norma yang telah ditetapkan Allah swt melalui para nabi dan rasulnya kepada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun