Mohon tunggu...
Endang Suherman
Endang Suherman Mohon Tunggu... -

seorang yang ingin mencari teman, sahabat sejati dalam berbagi dan memberi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Diantara Dua Pilihan Hidup

29 Januari 2010   04:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:12 3622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia diciptakan oleh Sang Kuasa untuk menjadi Khalifah di bumi agar dapat memperindah dan membuat dunia ini betah untuk di tinggali. Namun, dalam kehidupan manusia itu sendiri juga telah berlaku dua pilihan yang sangat fleksibel. Disatu sisi memang harus berbuat kebaikan pada semua namun, disatu sisi harus melaukan kejahatan agar tidak tergerus oleh persaingan dalam kehidupan. Manakah yang akan kita pilih? sungguh ironi memang!.

Dua pilihan dalam hidup itu begitu berpengaruh dalam kehidupan kita selanjutnya. Pilihan yang akan kita pilih senantiasa akan memberikan dampak yang teramat luas bagi kita selanjutnya. Baik atau buruk yang kita pilih adalah sesuatu keaslian dalam watak diri dari yang namanya manusia. Apabila yang baik kita pilih maka baik pula akibat dari perbuatannya, namun sebaliknya bila buruk yang kia ambil maka akan menghasilkan yang buruk pula dalam perbuatannya. Akan tetapi belum tentu baik di mata manusia baik pula di mata Allah, mungkin sebaliknya buruk di mata manusia namun adakalanya baik di mata Allah SWTsemua itu tergantung niatan kita dalam menjalaninya.

Sebagai contoh seorang yang berbuat baik seperti beramal soleh ( sedekah) tetapi didalamnya ada maksud riya dan riba maka menurut pandangan Allah itu tidak baik akan tetapi di mata manusia perbuatan itu sangat baik. Karena manusia mempunyai batas ilmu yang di milikinya sehingga ia tidak tahu apa yang ada dalam hati orang yang berbuat baik tersebut.

Pada intinya perbuatan baik atau buruk seorang manusia di dasari oleh niat yang tulus tanpa mengharapkan sesuatu dari pemberian itu maka pemberian itu menjadi tolak ukur orang lain terhadap diri kita. Semua yang di ciptakan-Nya telah hadir berpasang-pasangan. Ada hitam dan putih, ada baik dan buruk, ada laki-laki dan perempuan serta ada bahagia dan sengsara. semua itu berjalan sesuai dengan maksudnya masing-masing tidak ada istilah yang aneh atau bahkan nyeleneh seperti apa yang telah kita saksikan sekarang.

Perkembangan zaman dan kemajuan peradaban telah membawa manusia melawan ketetapan yang telah di turunkan oleh Sang Maha Pencipta, sehingga tidak jarang bila terjadi sesuatu peristiwa kebanyakan manusia tidak mau mengatakan bahwa ini teguran dari Sang Kholik atau mungkin kebnyakan dari manusia mengatakan bahwa yang terjadi itu adalah prosess alam yang mengalami pergeseran. Mereka melupakan dan bahkan  meremehkan kekuasan Tuhan. kalau mau jujur sebenarnya dalam hati kita masing-masing sadar atau tidak sadar telah mengakui apa  yang telah dilakukannya terhadap Sang Pencipta melalui do'a-doa yang sering kita panjatkan kehadirat-Nya.

Hitam dan putih dalam hidup manusia hanya di kenal dalam coretan buku dalam ksehariannya, padahal kalau kita mau menyelami arti hitam dan putih terasa banyak dan selalu mempunyai arti. Begitupun dengan yang lainnya akan mengikuti keadaaan apa yang sedang di jalaninya. Tetapi manusia kebanyakan tiada sadar apa yang telah diperbuatnya. Kesengsaran dan kebahagiaan hidup hanya di pandang dalam kaca mata dunia saja akan tetapi kaca akhirat telah di kesampingkannya sehingga apa yang ia dapat di dunia itulah yang mengekalkannya.

Memang sulit dalam hidup yang mempunyai dua pilihan yang sarat dengan makna dan arti bijak. Mungkin manusia kalau boleh menambahkan apa yang telah di gariskan maka manusia akan menambah pilihan itu menjadi tiga, empat, lima atau bahkan sebanyak-banyak pilihan agar manusia dapat bebas meilih apa yang menjadi penunutun kehidupannya.

Semoga kita semua selalu lurus dalam menjalani kedua pilihan yang telah Allah berikan kepada kita dengan tidak mengesampingkan segala kebesaran dan keagungan dari Sisi-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun