Paskah adalah salah satu perayaan tertua dalam gereja. Kata paskah berasal dari bahasa latin yang artinya adalah melewati. Pada mulanya paskah adalah hari yang memperingati tentang perjalanan bangsa Israel yang berhasil keluar dari perbudakan di Mesir. Dalam bahasa Inggris istilah Paskah disebut sebagai Passover. Ini erat kaitannya juga dengan sejarah keluarnya bangsa Israel dari negeri Mesir, tempat di mana mereka hidup dalam belenggu perbudakan, ketidakberdayaan, ketidak merdekaan, kerja paksa, rindu tanah kelahiran dan berbagai macam kesulitan.
Dalam bingkai Perjanjian Lama, ada satu kisah di mana firman Tuhan berbicara pada Bangsa Israel untuk mengoleskan darah anak domba pada ambang pintu rumah mereka, untuk dapat selamat dari wabah yang melanda di penjuru negeri. Ya, wabah terakhir di Mesir pada masa itu adalah kematian untuk seluruh anak sulung di Mesir. Darah anak domba pada ambang pintu memperoleh pemaknaan baru dalam bingkai Perjanjian Baru sebagai darah Kristus. Darah Kristus yang tercurah di kayu salib kita terima sebagai pengakuan atas kuasanya, lambang kehidupan baru, kasih yang sanggup menebus dan jaminan kekuatan untuk melewati berbagai kesulitan hidup.
Seberapa banyak air mata yang tertumpah selama wabah melanda negeri ini? Kita mungkin kehilangan orang yang kita kasihi, kehilangan pekerjaan, goncangan ekonomi, hubungan yang buruk, ketakutan akan masa depan, tidak berdaya menghadapi situasi, disusul dengan harga bahan-bahan pokok yang melambung tinggi. Namun ketika kita melihat kembali ke belakang, air mata kita justru membasuh mata jasmani dan mata hati kita untuk melihat lebih jelas pemeliharaan Tuhan yang berlaku dalam hidup kita, melihat dengan jelas bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup, sehingga kita tetap kuat melangkah bersamaNya terutama di masa pandemi Covid-19 yang penuh dengan ketidakpastian, bahkan saat memasuki tahun ke-3 ini.
Berjalan dalam bayang-bayang maut, mungkin itulah gambaran tahun 2020 sampai 2022. Wabah yang berkepanjangan melatih kita untuk terhubung kembali dengan diri sendiri dan semua yang ada di dalamnya, mencermati ke dalam untuk kemudian dapat lebih terang melihat ke luar. Mazmur 24:4 kembali menyampaikan pesan khusus bahwa, Ia adalah gembala yang tak pernah meninggalkan kawanan dombanya.
Bersama berakhirnya wabah yang melanda penjuru dunia seperti yang kita amini bersama, kita membasuh kembali harapan yang terjerembab dalam kubangan ketidakpastian hidup. Lalu bersama merawat kembali iman percaya bahwa: "Sekalipun masa yang gelap gulita mencengkeram kita, sinar pengharapan itu selalu ada" Sebab Kristus yang disalibkan itu kembali hidup dan mengalahkan maut. Ia kembali berkuasa atas kegelapan yang pekat dan kasih setianya tak pernah beranjak bahkan kepada kita yang tak setia.
..
Selamat memaknai Jumat Agung dan Paskah yang adalah: Bangkitnya Kristus melampaui sengsaraNya dan bangkitnya umat manusia melampaui penderitaannya. Jangan takut. Ia adalah Imanuel. 🙏
Love and blessing ❤🙏
@mbokne_segara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H