Mohon tunggu...
Endang
Endang Mohon Tunggu... Lainnya - Anak Bangsa, itu aja ko ----

Jangan lupa bersyukur Ig.endangsri.amin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lima Perasaan Emosi Dasar pada Anak

23 Februari 2019   07:47 Diperbarui: 23 Februari 2019   12:28 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixarpost.com


Dalam film animasi Pixar "Inside Out," sebagian besar plot diputar di dalam kepala protagonis Riley, di mana lima emosi dimana dalam film ini menunjukan emosi dasar pada anak yaitu, kegembiraan,sedih,takut,benci ,dan marah mengarahkan perilakunya. Dimana dalam film ini menunjukan memori kegembiraan yang mendomisi tersebut membentuk memori inti yang ujung-ujungnya membentuk kepribadian seorang anak.

Dalam film "insisde out" ada kata Schadenfreude. Dimana Schadenfreude, yang secara harfiah berarti "membahayakan sukacita" dalam bahasa Jerman, adalah kesenangan khusus yang didapat orang dari kemalangan orang lain.

Ada bukti, bagaimanapun, bahwa anak-anak mulai mengalami schadenfreude di awal kehidupan.Misalnya, pada usia empat tahun, anak-anak menemukan ketidak beruntungan orang lain - seperti tersandung dan jatuh ke dalam genangan lumpur - lebih lucu jika orang itu sebelumnya melakukan sesuatu untuk melukai anak-anak lain, seperti merusak mainan mereka.

Wiliam Damon (1988)menjelaskan perkembangan berbagai pengalaman( sharing).selama tahun-tahun pertama, berbagai pengalam pada anak-anak tidak bersumber pada empati namun hanya untuk kesenangan yang diperoleh melalui ritual bermain atau meniru. 

Kemudian pada usia 4 tahun juga, kombinasi dari kesadaran empati dan dorongan orang dewasa menghasilkan kewajiban pada anak-anak untuk berbagi pengalam dengan orang lain. Meskipun demikian sebagian besar anak-anak usia 4 tahun bukanlah anak-anak yang memikirkan diri sendiri.

Anak-anak berkeyakinan bahwa mereka memiliki kewajiban berbagi pengalaman, Meskipun demikian mereka tidak menganggap harus bermurah hati keorang lain seperti yang dilakukan orang lain kepadanya.

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak berusia dua tahun yang merasa cemburu dengan pengalaman teman sebaya akan senang ketika rekan itu mengalami kecelakaan. Pada usia tujuh tahun, anak-anak merasa lebih senang setelah memenangkan pertandingan jika saingan kalah dari pada ketika keduanya memenangkan pertandingan.jadi disini anak memiliki sifat ego yang sangat tinggi dan seiring waktu perasaan ego itu akan mulai sedikit menghilang walaupun kita ketahui bahwa rasa ego ada disetiap manusia.

Schadenfreude adalah emosi yang kompleks yang tampaknya tertanam dalam kondisi manusia.Apabila seorang anak semakin memiliki rasa empati terhadap orang lain,kemungkinan semakin kecil mereka mengalami schadenfreude ketika melihat orang menderita.

Pesan dalam film" insede out" adalah ,kesedihan merupakan emosi yang penting ,sama seperti kebahagian dan emosi yang lainnya.semua emosi mempunyai fungsi masing-masing yang berharga dalam kehiduapan manusia .kdang memori bahagia, ketika kita ingat-ingat setelahnya membuat sedih karena ingin mengulang memori tersebut.

Apakah perilaku anak laki-laki usia dini mempengaru tingkat penghasilanya kelak?

Penelitian terbaru menyimpulkan bahwa kemampuan menghasilkan uang pada laki-laki bisa diprediksi dari perilaku mereka sewaktu kecil.Hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Pediatrics mengungkapkan, anak laki-laki berusia enam tahun yang sering berbuat onar dalam ruang kelas menghasilkan uang yang lebih sedikit saat memasuki usia kerja.

Tim peneliti menggerakan survei terhadap 920 anak laki-laki berusia enam tahun yang tinggal di lingkungan berpenghasilan rendah di Montreal, Kanada. Mereka mulai mengumpulkan data mulai dari tahun 1984 sampai dengan 31 tahun kemudian, yakni 2015, ketika para partisipan telah menginjak usia 35 dan 36 tahun.

Tim peneliti adalah gabungan ilmuwan dari Carneige Mellon University, University of Montreal, University College Dublin, dan sejumlah university lainnya di seluruh dunia.Para peneliti juga melibatkan tim guru taman kanak-kanak untuk menilai siswa berdasarkan konsentrasi, hiperaktif, oposisi, agresif, dan perilaku prososial masing-masing siswa yang menjadi partisipan.

Perilaku prososial termasuk yang bermanfaat bagi orang lain, seperti membantu, bekerja sama, dan berbagi, menurut Carnegie Mellon University.Lalu, peneliti pun mempelajari tingkat kecerdasan (IQ) setiap siswa. 

Mereka juga melihat tingkat pendidikan, pendapatan, dan status pekerjaan keluarga partisipan.Peneliti menyebutkan, anak laki-laki dengan masalah kurang konsentrasi dalam ruang kelas mendapatkan penghasilan lebih kecil dari $17.000 AS per tahun saat dewasa. Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan siswa yang konsentrasinya lebih baik.

Sementara itu, anak-anak yang menunjukkan perilaku prososial menghasilkan penghasilan lebih besar dari $12.000 AS per tahun, angka ini lebih tinggi dibandingkan siswa yang bermasalah dengan perilaku prososial.Para peneliti mengamati bahwa tingkat hiperaktif, agresif, dan oposisi yang lebih tinggi di antara anak laki-laki memiliki kecenderungan mengarah pada pendapatan tahunan yang lebih rendah, tetapi hasilnya secara statistik tidak signifikan.

Peneliti menghitung pendapatan peserta dengan melihat laporan pajak penghasilan tahunan atau SPT ketika mereka berusia 35 atau 36 tahun."Hasil kami konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pendapatan yang lebih rendah secara longitudinal dikaitkan dengan perilaku saat usia dini, termasuk peringkat konsentrasi anak, hiperaktif, dan sifat prososial," catat hasil studi.

Peneliti juga menyoroti untuk kali pertama hubungan positif antara perilaku prososial masa kanak-kanak dan penghasilan pada kemudian hari. Peneliti mengatakan bahwa hasil studi mengidentifikasi pentingnya membimbing dan mengajarkan anak laki-laki agar berperilaku lebih baik. 

Oleh karena itu, disarankan agar orang tua memberikan perhatian dan dukungan penuh pada anak-anak saat usia tumbuh kembang.Tujuannya tentu saja agar anak terhindar dari konsekuensi yang dipaparkan hasil penelitian seperti tersebut di atas." Mengidentifikasi masalah perilaku anak usia dini sangat penting karena terkait dengan keberhasilan mereka dan kemampuan secara finansial kelak saat usia dewasa. 

Hal ini tidak bisa diabaikan karena juga vital terhadap peningkatan kemakmuran ekonomi yang bisa dicapai melalui pendidikan berkualitas dan integrasi sosial," jelas Daniel Nagin, rekan penulis studi.

Apakah terdapat perbedaan gender dalam hal struktur dalam fungsi otak sehingga perilaku anak usia dini mempengaruhi penghasilannya kelak?

Otak manusia saling menyerupai satu sama lain,terlepas apakah ia wanita atau pria ( Halpern Dkk., 2007 ).meskipun demikian, para penelitih telah menemukan perbedaan diotak pria dan wanita( Hofer Dkk., 2007).contonya otak wanita lebih kecil dari pada otak pria, namun otak wanita memiliki lipatan lebih banyak;lipatan lebih besar ( disebut convolution) memungkinkan wanita memiliki jaringan permukaan otak lebih banyak didalam tulang tengkorak,dibandingakan pria ( Luders Dkk., 2004).

Sebuah area lobus parietal yang berperan dalam keterampilan  visuospatial pada pria lebih besar dibandingkan pada wanita ( Frederikse Dkk., 2000).Daerah otak yang terlibat dalam ekspresi emosi pada wanita ,lebih banyak memperlihatkan  aktifitas metabolisme dibandingkan pada pria ( Gur Dkk., 1995).

Jadi menurut saya kemungkinan prilaku anak usia dini akan mempengaruh penghasilannya kelak apa bila anak tersebut pertumbuhan dan perkembangan sangat baik.meskipun secara rata-rata kemampuan visuospatial pria lebih tinggi dari pada wanita, namun skor untuk kedua gander ini hampir sama.tidak semua anak laki-laki memiliki kemampuan  visuospatial yang lebih baik dari semua wanita. Skor yang hampir sama ini menunjukkan bahwa meskipun rata-rata skor anak laki-laki lebih tinggi,banyak wanita yang kemampuannya melebihi pria pada umumnya.

Bagaimana  perkembangan kecakapan emosi anak dan keperibadian anak?

Anak-anak prasekolah menjadi lebih mahir ketika membicarakan emosinya sendiri maupun orang lain.dimasa kanak-kanak pertengahan dan akhir, anak-anak mengembangakan pemahaman dan regulasi-diri terhadap emosi( Cunningham, Kliwer,& Garner, 2009; Saarani Dkk.,2006). Dimasa perkembangan anak-anak pertengahan dan akhir adalah meningkatkan kapasitas bagi regulasi-diri.meningkatkan kapasitas ini yaitu dicirikan dengan usaha mengelolah prilaku, emosi, dan pikiran yang menghasilkan kopetensi sosial.

Perkembangan yang penting dalam emosi semasa kanak-kanak menengah dan akhir( Denham, Bassett, & Wyatt, 2007; Kuebli, 1994; Thompson, 2009a; Thompson & Goodvin, 2005).

Meningkatkan pemahaman emosi.sebagai contoh anak-anak disekolah dasar memperlihatkan perkembangan kemampuan dan pemahaman emosi-emosi kompleks seperti rasa bangga dan malu.Emosi ini kurang berkaitan dengan reaksi orang lain; emosi ini menjadi lebih self- generated dan terintergasi yang disertai dengan rasa tanggung jawab.

Meningkatkan pemahaman bahwa dalam sebuah situasi kita dapat mengalami lebih dari satu emosi.sebagai contoh, seorang sisiwa mungkin menyadari bahwa memproleh sesuatu dapat memperoleh kesengan dan kecemasan.

Meningkatkan kecenderungan untuk lebih menyadari kejadian-kejadianyang menyebabkan reaksi emosi.contonya, seorang sisia yang menyadari bahwa kesedihannya hari ini dipengaru oleh kepindahan kawanya keluar kota.

Meningkatkan kemampuan untuk menekan atau mengungkapkan reaksi emosi yang negatif.contohnya, seorang siswa yang menurunkan amarahnya ketika sala satu kawannya mengganggunya.

Menggunakan strategi inisiatif-diri untuk mengarahkan kembali  perasaan-perasaan.disekolah dasar,anak-anak menjadi lebih reflektif dan menggunakan strategi dalam mengendalikan emosi.mereka lebih mampu mengelolah emosinya dengan menggunakan strategi kognitif,seperti menenangkan diri ketika sedang marah.

Kapsitas untuk merimpati secara halus. contoh, seorang sisiwa merasa bersimpati terhadap orang yang sedang stres serta sangat memahami kesedihan yang sedang dirasakan oleh orang tersebut.

Berikut ini adalah sejumlah rekomendasi yang dapt digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami sters ( emosi) yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang tidak diingikan anak:

Meyakinkan anak-anak( berulang kali, jika perlu)akan keselamatan dan keamanan mereka.

Membiarakan anak-anak menceritakan kembali berbagai pristiwa yang dialami dan bersikap sabar ketika mendengarkan cerita mereka.

Mendorong anak-anak untuk menceritakan perasaan yang mengganggu atau membingungkan,meyakinkan merka bahwa perasaan tersebut normal setelah kejadian yang membuat stres.

Melindungi anak-anak agar tidak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengejutkan dan dapat mengingatkan kembali pada trauma tersebut-sebagai contoh, membatasi pembicaraan mengenai pristiwa tersebut didepan anak-anak.

Cara mengontrol emosi anak:

Memulai dengan memberikan label dengan bahasa,sebut saja marah, senang,sedih dll.kemudian ajaklah anak-anak untuk berbicara saat mereka tenang ,tentang emosi yang mereka ekspresikan.

Kedua yaitu memberikan pemahaman tentang jenis emosi dan apa yang mereka rasakan pada saat emosi tersebut.

Berikan latihan, strategi ketika mereka kembali dengan berhadapan dengan emosi-emosi tersebut.misalnya menarik nafas dalam-dalam saat mereka mulia merasakan kemarahan atau menyuruh mereka untuk duduk ketika lagi marah.menahan beberapa detik sebelum bertindak, mencari objek( benda)untuk eksprsi kemarahan.

 

Sumber:

theconversation.com
beritagar.id
kompasiana.com
Santrock,John W. 2011. Masa Perkembangan Anak Children. Jakarta: Salemba Humanika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun