Prinsip pengambilan keputusan yang diambil adalah: Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusanÂ
Keputusan yang akan diambil harus berdasarkan pada nilai-nilai kebijakan dan dapat dipertanggungjawabkan dan berpihak pada siswa.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Mengenali Nilai-nilai yang Bertentangan:
- Saya mengidentifikasi ada tiga nilai yang bertentangan dalam kasus ini, yaitu tanggung jawab, kepedulian, dan rasa kasihan.
- Menentukan Siapa yang Terlibat:
- Pihak yang terlibat adalah saya sebagai sebagai wali kelas, kepala sekolah, guru BK, rekan guru, siswa yang bersangkutan, dan orang tua siswa.
- Kumpulkan Fakta-fakta yang Relevan:
- Saya mengumpulkan fakta-fakta bahwa
- Siswa tersebut merupakan siswa yang baik, tetapi kurang percaya diri
- Siswa tersebut merupakan siswa broken home, kurang perhatian dari orang tua, dan kemampuan dalam belajar kurang.
- Tidak ada bimbingan dari orang dewasa di sekitar siswa tersebut.
- Orang tua sibuk bekerja.
- Pengujian Paradigma Benar vs Benar:
- Uji Legal:
- Tidak ada pelanggaran hukum dalam kasus ini. Tindakan yang diambil oleh guru dan kepala sekolah dalam upaya membantu siswa Lili belajar tidak bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku.
- Uji Regulasi:
- Kasus ini perlu diuji terhadap regulasi dan kebijakan sekolah terkait dengan penanganan masalah belajar siswa. Langkah-langkah yang diambil harus sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan oleh sekolah, seperti prosedur intervensi untuk siswa yang kesulitan belajar.
- Uji Intuisi:
- Uji ini melibatkan evaluasi atas keputusan yang diambil berdasarkan naluri atau intuisi dari para pihak yang terlibat, seperti guru, kepala sekolah, dan guru BK.
- Uji Publikasi:
- Uji ini mencari bukti atau dukungan dari penelitian, studi, atau literatur ilmiah terkait dengan penanganan masalah belajar seperti yang dialami oleh siswa Lili. Apakah ada penelitian atau bukti empiris yang mendukung strategi atau pendekatan yang telah diterapkan dalam kasus ini?
- Uji Panutan/Idola:
- Setelah melakukan rapat dan mendengarkan masukan dari rekan kerja, kepala sekolah, dan guru BK yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam menghadapi keputusan.
- Melakukan Prinsip Resolusi:
- Prinsip yang digunakan CGP adalah Prinsip Kemanusiaan vs. Efisiensi
- Dalam dilema ini, guru dihadapkan pada pilihan antara bertindak secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan siswa, atau mengutamakan efisiensi dalam pencapaian tujuan tanpa memperhatikan konsekuensi yang mungkin merugikan siswa.
- Â
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir:
- Saya mempertimbangkan dampak jangka panjang pilihan saya bagi siswa.
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli: Saya juga mempertimbangkan perasaan dan komitmen saya terhadap sekolah, siswa, dan wali murid.
- Investigasi Opsi Trilema:
- Dalam konteks kasus siswa perempuan di kelas V SD yang kurang perhatian dalam belajar, opsi trilema mungkin adalah sebagai berikut:
- Pilihan pertama: Keharusan untuk menerapkan sanksi disiplin:
- Memberlakukan sanksi disiplin terhadap siswa yang kurang perhatian tersebut. Ini mungkin termasuk penalti seperti penundaan di kelas, tugas-tugas tambahan, atau pembatasan akses ke fasilitas sekolah. Namun, penerapan sanksi dapat memperburuk situasi dan membuat siswa semakin enggan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Hal ini juga bisa melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan jika sanksi tidak sejalan dengan kebutuhan dan keadaan siswa.
- Pilihan kedua: Memberikan dukungan ekstra dan perhatian khusus:
- Guru dan staf sekolah dapat memberikan bimbingan, motivasi, dan bantuan tambahan dalam pembelajaran, serta memastikan bahwa kebutuhan siswa dipenuhi. Namun, memfokuskan terlalu banyak perhatian pada satu siswa dapat mengabaikan kebutuhan siswa lain di kelas dan mungkin tidak praktis dalam jangka panjang jika sumber daya terbatas.
- Pilihan ketiga: Kolaborasi dengan orang tua dan pihak terkait:
- Meningkatkan kerjasama dengan orang tua dan pihak terkait lainnya, seperti guru bimbingan dan konseling (BK), untuk mencari solusi bersama dalam menangani masalah belajar siswa tersebut. Namun, kerjasama semacam itu mungkin memerlukan waktu dan usaha ekstra, dan hasilnya tidak selalu dapat diprediksi. Selain itu, terkadang orang tua atau pihak terkait mungkin tidak bersedia atau tidak mampu bekerja sama.
- Buat Keputusan:Â
- Saya memutuskan untuk memilih opsi kedua, menurut saya ini merupakan keeputusan terbaik yaitu memberikan siswa yang kurang perhatian perhatian ekstra dan bantuan tambahan dalam belajar. Ini penting karena peduli pada kebutuhan siswa, bisa mendorong perubahan positif pada siswa, Tindakan tersebut adil dan manusiawi dan merupakan pendekatan yang berkelanjutan.
- Lihat Lagi Keputusan dan Refleksikan
- Keputusan: Memberikan dukungan ekstra dan perhatian khusus kepada siswa yang kurang perhatian dalam belajar.
- Refleksi:
- Keharusan untuk menerapkan sanksi disiplin:
- Menggunakan sanksi disiplin bisa menjadi langkah yang cepat, tetapi dalam kasus ini, mungkin tidak akan mengatasi akar permasalahan siswa. Sanksi tersebut juga dapat membuat siswa semakin enggan belajar dan tidak memperbaiki hubungan guru-siswa.
- Memberikan dukungan ekstra: Pendekatan ini mengutamakan kesejahteraan siswa dan memberikan perhatian tambahan yang dibutuhkan. Dengan memberikan bantuan tambahan, siswa dapat merasa didukung dan mungkin termotivasi untuk berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran.
- Kolaborasi dengan orang tua dan pihak terkait: Kerjasama dengan orang tua dan pihak terkait adalah langkah yang penting, tetapi dalam kasus ini, pendekatan langsung terhadap siswa dengan memberikan dukungan ekstra mungkin lebih efektif untuk menangani masalah belajarnya.
- Dengan demikian, setelah refleksi lebih lanjut, keputusan untuk memberikan dukungan ekstra dan perhatian khusus kepada siswa tampaknya tetap menjadi pilihan yang paling baik dalam menyelesaikan masalah belajar siswa tersebut.
Pengalaman Belajar yang Saya Dapatkan:
Proses pengambilan keputusan ini memberi saya pengertian akan pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai dan tanggung jawab yang relevan dalam situasi dilema. Saya menyadari bahwa menemukan solusi kreatif bisa menjadi opsi yang baik ketika nilai-nilai saling bertentangan. Komunikasi yang efektif dengan semua pihak yang terlibat juga menjadi kunci untuk memahami dan menerima keputusan.
Kesimpulan:Â
Pentingnya pengambilan keputusan yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan dan pertimbangan moral menjadi hal yang krusial dalam menghadapi dilema seperti yang kita hadapi saat ini. Dalam peran kepemimpinan dalam konteks pembelajaran, saya akan terus menggabungkan prinsip-prinsip tersebut untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil didasarkan pada kebijaksanaan dan tanggung jawab moral yang sesuai.
Salam Guru Penggerak
Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan
Endang Sri Rejeki, S.Pd