Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
           PGP-1-Endang-Kab-Cirebon-SMP Mubtadiat Arjawinangun Modul 3.1.a.9
Peristiwa
- Latar Belakang                  Â
Mecoba sesuatu yang baru memang menarik jika diterapkan disekolah,mendapat tantangan dari teman, dan komunitas sekolah, tentunya disini membutuhkan keahlian bagaimana mengajukan sebuah program seakaligus mengkomunikasikan dengan kepala sekolah  tentang program yang kita sodorkan, agar program program kita tepat sasaran dan bisa dijalankan secara bersama sama.Setiap program tentunya  ada beberapa hal terkait sarana dan prsarana atau aset lain yang perlu dipertimbangkan oleh kita melihat aset kita merupakan hal yang utama sebelum memutuskan untuk membuat rencana program.
SMP Mubtadiat Arjawiangun Cirebon salah satu sekolah  swasta  yang berbasis pesantren, karena gedung sekolah berdiri dilingkungan pondok pesantren dibawah  naungan Yayasan Jamiyyatul Mubtadiat, selain SMP ada juga  bangunan DTA dan TK Mubtadiat sejajar dengan bangunan sekolah SMP sekolah itu memiliki bangunan sebdiri dan gedung sendiri.itulah aset aset dan sumber daya yang ada disekolah kami.
Sekolah kami juga dalam situsi pandemik melakukan pembelajaran daring dengan menggunakan LKPD yang diambiladan dan diserahkan satu minggu satu kali, sementara setiap informasi kamilaukan dengan media sosial WA agar kami bisa memantau pekerjaan siswa di rumah. Muird murid yang ada disekolah kami tidak secerdas murid murid yang ada di sekolah Negeri, sebagian murid juga berasal dari keluarga  kurang mampu  yang otomatis ada keterbatasan mental dan sarana belajar terutama hape.sedangkan murid murid yang diasramakan ada larangan tidak diperkenankan membawa hape.
Dalam menghadapi PAT  kepala  sekolah kami secara spontan membuat program ujian PAT dengan menggunakan daring di sekolah, program ini secara mendadak disosialisaikan terhadap peserta didik dan waktu yang mempet dan singkat, sehingga banyak peserta didik belum begitu memahami sebelumnya.Walau demikian, kepala sekolah memberikan  alasan bahwa anak anak harus mampu belajar mempergunakan hape dengan baik ujian tahun ini akan dilaksanakan dengan menggunakan  hape melalui aplikasi.
Dengan melihat kondisi sekolah kami belum mengoptimalkan tekhnologi atau TIK  dalam pembelajaran daring  kami menguanakan lkpd saja, alasannya karena banyak anak anak yang belum memiliki gedget android. Selain itu juga anak anak yang berdiam diri dipesantren dilarang membawa android itu.
 b.Alasan aksi nyata
Menurut saya, kasus ini memuat dilema etika, karena menghadapi situasi dimana para guru  harus memilih apakah menuruti printah kepala sekolah dengan tetap menjalankan  intruksi dengan alasan anak anak harus belajar memanfaatikan hape dan dipastikan murid akan tidak bisa mengerjakan PAT, Atau menolak intruksi kepala sekolah sementara  memang anak anak harus bisa belajar mempergunakan hape dengan baik.. Hal ini sesuai dengan paradigma jangka pendek lawan jangka panjang,dimana program kepala sekola itu sangat bagus untuk diterapkan disekolah melihat bahwa banyak seakali anak anak jaman sekarang yang salah memperguanakan hape,namun ending dan waktunya  belum tepat artinya anak anak kita belum tepat diberikan PAT dengan menggunakan aplikasi sekarang. Sementara untuk jangka panjang kedepan dalam harus ada program TIK untuk sisiwa diluar jam sekolah agar ketika ada program ini anak tidak kaget lagi dan hasil ujiannya akan sesuai dengan harapan. Ini saya kira yang termasuk sebuah paradigma yang bagus untuk jangka panjang.dan bertentangan walaupun bagus atau benar untuk jangka pendek, karena semua program yang bedampak kepada murid harus melibatkan setiap unsur sekolah, komunitas sekolah bahkan orang tua.
Jika murid ini diberikan ujian dengan mengguanakan android saat ini maka nilai nilai yang dikerjakan bisa salah, dan jika murid murid diberikan pembekalan, sosialisasi dan melibatkan semua dewan guru dan wali murid untuk jangka panjang tentunya nilai yang mereka kerjakan akan lebih bagus
Jika kita kembangkan dengan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan 4 paradigma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujuan keputusan. Paradigma dilemma yang saya gunakan adalah paradigma jangka pendek  lawan jangka panjang dan Prinsip pengambilan keputusan yang saya ambil adalah berpikir berbasis hasil akhir. Adapun 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dilakukan dengan :
- Nilai-nilai yang bertentangan dalam hal ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang
- Yang terlibat dalam situasi ini, kepala sekolah , guru-guru -murid disekolah .
- Mengumpulkan fakta yang relevan : Murid  belium mampu mempergunakan aplikasi dalam menghadapapi ujian belajarnya, Murid tidak  banyak memiliki hape
- pengujian benar atau salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan Koran dan uji panutan. Kesimpulannya tidak ada pelanggaran hukum maupun moral tetapi saya tidak merasa nyaman jika hal ini menjadi konsumsi masyarakat.
- Pengujian paradigm benar lawan benar  jangka pendek lawan jangka panjangÂ
- Melakukan prinsip resolusi dengan berpikir berbasis rasa peduli
- Investigasi opsi trilema : memberikan dan mengadakan bimbingan pembiasaan selanjutnya
- Buat keputusan : tetap melakukan Ujian PAT menggunakan hape, namu disiapkan lembaran kertas bagi yang belum mampu atau tidak punya hape
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan. Meminta rekan sejawat untuk bersama-sama melakukan refleksi terhadap kasus dilemma etika terse
Foto foto Kegiatan disekolahÂ
                                          Foto  : sosialisasi spontan terhadap murid dengan  Kepala Sekolah
- Perasaan
 Ketika harus mangambil keputusan untuk membantu murid ini lebih dominan kepada bagaimana melihat sebuah program berdampak baik kepada murid yang bisa dilakukan sekarang,dan kemudian bisa dilakukan dimasa jangka panjang. Penggunaan hape saat ini bukan sesuatu yang  sulit lagi dikalangan remaja dan orang tua, namun ketika sebuah aplikasi yang harus diberikan kepada murid tentunya perlu ada pembinaan atau pembelajaran tambahan buat siswa sisiwi kedepannya, komunikasi dan melakukan rapat warga sekolah beserta orang tua adalah salah satu bentuk penggalian informasi diman sebuah program akan berjalan dengan baik
- Pembelajaran
Setiap program tentunya akan berakhir kepada bagaimana program itu sesuai dengan kebutuhan murid saat ini, program juga harus berawal dari bagiamana mengelola dan menggali  aset yang ada disekolah,  mengambil keputusan tidak bisa berdasarkan insting saja atau berdasarkan aturan saja, atau secara tiba tiba tanpa rencana yang matang tetapi kita perlu mempertimbangkan kondisi riil yang dialami oleh murid-murid kita.
- Penerapan Ke Depan
Kedepan program bimbingan komputer atau TIK harus diberikan diluar jam pelajran, sebagi pelajaran tambahan untuk membekali anak anak kita  mengetahui bagaimana mengenalkan  sebuah aplikasi  tekhnolgi sehingga menjadi sebuah keterampilan. Dan setiap pengambilan keputusan juga harus berpihak kepada murid serta meliaat  kondisi sekolah masing masing
Demikianlah refleksi aksi nyata kaitannya dengan kondisi objektif disekolah kami.dengan adanya berbagai program yang dibelajari dari setiap modul  CGP semoga  mampu melakukan perubahan dan keberpihakan terhadap murid murid disekolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H