Kepulan awan kelabu menatap ku dengan sendu
Seolah ia paham duka lara yang bersemak di jiwa ku
Perlahan rintik hujan mulai menyapu debu jalanan
Seolah ia menangis menghapus kenangan ku yang menyesakkan
Aku terlalu lelah memerankan drama kehidupan
Yang seolah fiktif namun kenyataan
Kegetiran yang memaksa ku terus berangan
Seakan ada hari esok yang menjanjikan
Langkah kaki ku terasa penat menapaki jalan bebatuan
Namun hati ku tetap ingin menembus terjang hingga ke bintang
Dari jauh aku melihat lahan hijau luas membentang
Saat ku dekati yang ada hanya sepetak tanah kering kerontang
Hidup.
Inilah hidup yang ku jalani
Bagai  fatamorgana memperdaya mata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H