Mohon tunggu...
Endang Opriana
Endang Opriana Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Perencana Ahli Muda pada Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Kabupaten Bangka Tengah

Selain seorang ASN saya juga seorang penulis. Beberapa buku telah diterbitkan dan dicetak di antaranya kumpulan puisi, novel, antologi dan cerita anak. Selain aktif menulis fiksi saya juga memiliki minat menulis artikel, essai dan opini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Konflik di Laut Cina Selatan Terhadap Kedaulatan Indonesia

31 Mei 2024   23:47 Diperbarui: 1 Juni 2024   00:35 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini diperkirakan ada potensi 11 miliar barel minyak bumi serta 190 triliun kaki kubik cadangan gas alam yang tersedia di Laut Cina Selatan. Nilai potensi ekonomi yang fantastis tersebut jelas menjadi peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan perekonomian negara melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya maritim. Indonesia hanya akan menjadi penonton jika tidak mampu mengelola cadangan kekayaan alam laut yang melimpah ini. Indonesia juga akan mengalami kerugian jika terus-menerus terjadi pengerukan kekayaan laut termasuk pelanggaran areal tangkapan ikan oleh kapal-kapal penangkap ikan asing di wilayah perairan Indonesia.

Dampak ekonomi lain yang akan dirasakan oleh Indonesia dengan adanya konflik di Laut Cina Selatan ini adalah kerugian yang akan terjadi berupa pembatasan wilayah yang akan menghambat kelur masuknya kapal perdagangan ekspor dan impor yang melintasi Laut Cina Selatan dari dan menuju Indonesia. saat ini sekitar 80% perdagangan global dilakukan melalui laut. 

Sebagaimana diketahui bahwa jalur Laut Cina Selatan juga dikenal sebagai jalur sutera dengan nilai ekonomi hasil perdagangan mencapai US$ 5 trilyun yang artinya lima kali lipat dari nilai GDP Indonesia. Adanya pembatasan jalur perdagangan ekspor dan impor ini akan menimbulkan kerugian bagi kegiatan ekonomi Indonesia yang mengandalkan proses ekspor dan impor melalui jalur laut.

3. Dampak Keamanan

Adanya kekhawatiran jika Laut Cina Selatan jatuh ke tangan Cina, maka hal tersebut akan berpengaruh pada  jatuhnya Pulau Natuna ke Cina.  Karena klaim yang dilakukan oleh Cina atas wilayah perairan di Laut Cina Selatan mencakup di dalamnya juga penguasaan atas perairan Natuna. sedangkan wilayah Natuna adalah salah satu aset maritim Indonesia yang mengandung potensi kekayaan alam bawah laut yang berlimpah. Jika wilayah peraairan pulau Natuna diambil alih maka bisa dipastikan berapa banyak nelayan Indonesia serta masyarakat sipil lainnya yang menggantungkan pencaharian di wilayah Natuna.  

Saat ini Cina dikenal sebagai salah satu negara kuat di Asia Tenggara. Jika klaim Cina atas penguasaan Laut Cina Selatan berhasil, maka bisa dipastikan pertahanan keamanan Cina di laut juga akan semakin kuat. Keseriusan Cina dengan membangun pangkalan militer serta melakukan penjagaan militer di wilayah Laut Cina Selatan, memberikan dampak serius atas keamanan maritim Indonesia. Jika Indonesia benar-benar serius dengan konsep Poros Maritim Dunia, maka dalam hal ini, Indonesia harus mulai fokus dalam upaya peningkatan keamanan di wilayah perairannya dengan meningkatkan jumlah sarana dan prasarana keamanan laut seperti penambahan anggaran belanja untuk alutsista Angkatan Laut, dan penegakan kedaulatan wilayah laut NKRI berupa peningkatan aktivitas pengawasan di wilayah-wilayah perairan yang berbatasan laut dengan Indonesia, termasuk membangun pangkalan militer TNI AL di wilayah laut yang berbatasan.

Dalam hal telah berulangkali terjadinya pelanggaran zona maritim oleh Cina dengan masuknya kapal mereka ke wilayah perairan Indonesia, jelas merupakan pelanggaran yang harus disikapi dengan tegas. Indonesia harus terus menunjukan komitmennya dengan tetap konsisten berpegang pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982), serta terus melakukan protes keras dan berkelanjutan selama Cina masih tetap bertahan pada klaimnya.

Bangka Tengah,  31 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun