Mohon tunggu...
Endang Aldilla
Endang Aldilla Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika Universitas Negeri Padang

Nama saya adalah Endang Aldilla, Biasa dipanggil Endang, saya seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Padang angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi Mitigasi Bencana Tsunami dengan Literasi Lingkungan Pembelajaran Fisika dalam Kurikulum Merdeka

31 Maret 2023   18:30 Diperbarui: 31 Maret 2023   18:56 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut beberapa contoh mitigasi bencana tsunami sebelum dan ketika terjadi tsunami; Mitigasi sebelum dan ketika terjadi tsunami: (1) Nyalakan radio untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempa bumi di sekitar wilayah pantai, (2)  Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu; (3)  Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila Anda dapat melihat gelombang dan berada terlalu dekat, segera menjauh; (4) Waspada apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu peringatan tsunami dan harus diperhatikan. Mitigasi setelah terjadi tsunami: (a) Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang. (b) Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar; (c) Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.

Edukasi mitigasi bencana ini bisa diterapkan melalui literasi lingkungan. Literasi lingkungan merupakan kemampuan individu dalam memahami dan menafsirkan kondisi lingkungan, baik hasil pemahaman dan penafsiran sehingga mampu memutuskan tindakan yang tepat dalam mempertahankan, memulihkan serta meningkatkan kondisi lingkungan. Dalam literasi lingkungan mendidik kita untuk selalu memperhatikan dan mempelajari lingkungan di sekitar kita utamanya lingkungan yang baru dikenal.
Menumbuhkan jiwa literasi lingkungan sangat penting baik pada diri siswa di sekolah maupun dapa masyarakat. Mengingat di satu sisi wilayah Indonesia kaya akan sumber daya alam dan disisi lain Inodenesia menjadi salah satu negara yang rawan akan bencana alam. Sumber daya alam yang melimpah perlu dijaga kelestariannya. Begitu pula masyarakat perlu ada kesadaran tinggi untuk selalu waspada melindungi diri dari bahaya yang bisa terjadi dari alam setiap saat. Menumbuhkan pemahaman masyarakat terhadap kondisi lingkungan sekitar disebut literasi lingkungan.

Literasi Lingkungan dalam Kurikulum Merdeka

Tujuan literasi lingkungan dan edukasi mitigasi kebencanaan bertujuan untuk memberi informasi pengetahuan pada peserta didik tentang kebencanaan di lingkungan wilayah di mana ia hidup dan mengembangkan kehidupannya. Di samping itu, juga untuk memberi pemahaman pada peserta didik tentang perlindungan secara sistematis berdasarkan karakteristik, kondisi geologis, geografis, sosio-kultural, dan potensi terjadinya, tanda-tanda serta penyebab bencana di lingkungan (wilayah) tempat tinggalnya dan juga bertujuan untuk membekali peserta didik melalui practical training bagaimana melindungi dirinya dan bagaimana mereka merespon bencana tersebut secara cepat dan tepat (Arifuddin, 2023).

Dalam dunia pendidikan Indonesia, upaya pengintegrasian literasi lingkungan sebenarnya sudah mulai ada mengingat negara kita amat rawan bencana. Salah satunya pada kurikulum merdeka. Konteks Kurikulum Merdeka, salah satu dimensi profil pelajar pancasila adalah berkearifan lokal. Maka, penguatan literasi lingkungan dan edukasi mitigasi kebencanaan yang digali dan bersumber dari pengetahuan lokal masyarakat sangat mendukung, bukan saja pada dimensi kearifan lokal tetapi juga karakter kesiapsiagaan.

Apabila dalam peserta didik kita sudah tertanam rasa peduli lingkungan maka akan tertanam mental waspada bencana alam. Kita bisa mencontoh masyarakat Jepang. Setiap terjadi gempa bumi mereka tidak panik atau histeris. Karena mereka sudah terbiasa menghadapi ancaman alam. Ini disebabkan pendidikan literasi lingkungan tertanam sejak kecil. Kita dapat bercermin dari mereka untuk selalu memperhatikan lingkungan sekitar. Bahkan perlu ditanamkan untuk selalu memperhatikan dan mempelajari kondisi alam dimanapun berada. Kita harus akrab dan tanggap terhadap bencana karena berada pada lingkungan bencana yang setiap saat bisa melanda.

~TERIMAKASIH~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun