Mohon tunggu...
Endang Winarti
Endang Winarti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi 20 November 2016

20 November 2016   21:56 Diperbarui: 20 November 2016   22:44 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teluk Kiloan

Semilir bayu membelai laut biru.

Mentari tersenyum cerah membuat suasananya menjadi lebih indah.

Diselingi ombak bersenandung merdu.

Menyambut kehadiran para tamu.

Pohon kelapa berjajar menghiasi pantai.

Daunmu berjuntai melambai.

Melenggak lenggok di udara.

Bersenda gurau bersama alam dan cakrawala.

Tinta biru tempat berpadu bercanda dan bergembira.

Bersama keluarga, teman dan saudara sesama lumba-lumba.

Berbisik-bisik dengan moncongmu.

Tersenyum memamerkan gigimu.

Memburu dan menyantap ikan hobimu.

Sehat dan kuat tubuhmu.

Kau penghuni lautan Teluk Kiloan.

Di provinsi Lampung letaknya.

Jumlahmu besar, bahkan terbesar di dunia.

Komunitas lumba-lumba yang lucu dan indah.

Melakukan akrobat bagai sirkus hebat.

Penyu hijau tak mau kalah.

Menampakkan dirinya juga di sana.

Teluk kiloan yang indah.

Destinasi wisata berkelas dunia.

Konservasi Gajah

Terletak di alam terbuka.

Dalam kawasan hutan alam Bukit Barisan.

Kebanggaan masyarakat Lampung pada umunya.

Dikelola dokter hewan dan tangan terampil pecinta binatang.

Gajah bertubuh besar berkulit tebal.

Bertenaga luar biasa dalam kelompok herbivora.

Pisang, nanas, kelapa dan hasil panen lainnya.

Menjadi kesukaanmu.

Belalaimu yang panjang sebagai tangan.

Kakimu amat kuat sekali sepak lawan sekarat.

Tubuhmu tambun dapat mengangkat beban berat.

Gajah penghuni hutan cukup ditakuti lawan.

Dapat bersahabat dengan manusia.

Diperintah mengangkat kayu berat.

Pandai juga bermain bola.

Pawang gajah mengajarkannya.

Gajah bermain boleh, dapat disaksikan,

Disekolah gajah Way Kambas, sudah tiga ratusan gajah lulusan dari sana.

Gajah kini jumlahnya tak seberapa.

Hampir punah dan termasuk hewan langka.

Manusia harus menjaga dan melestarikannya.

Melalui kegiatan konservasi gajah.

Dan jangan terus diburu dan dibunuh.

Kampung Toleransi

Di Nusa Tenggara Timur kau berada.

Tepatnya di kota Kupang letaknya.

Di gagas dan dipersiapkan pemerintah daerah.

Akan membangun kampung dan rumah ibadah dari berbagai agama.

Rambut keriting tulus hati santun sikap pendudukmu.

Katolik Roma mayoritas keyakinanmu.

Senyum ramah menyambut siapa saja.

Kasih terpancar dari sikap hidup dan tutur kata.

Menyejukan lawan bicara.

Kita hidup di negeri Indonesia yang Berbhineka.

Berbeda-beda tapi tetap satu juga Indonesia.

Perbedaan bukanlah kendala tuk menyatukan visi dan karya.

Keyakinan adalah urusan insan dan Tuhan, tidak harus seragam.

Membuka diri bagi semua makhluk beriman.

Tindakan mulia menciptakan persatuan.

Demi ketentraman dan masa depan.

Pulau Enggano

Kau pulau terluar dalam wilayah Provinsi Bengkulu.

Sedikit jumlah pendudukmu.

Petani dan nelayan bidang karyamu.

Hanya tiga puluh ribu.

Alam indah mempesona di tengah Samudra Hindia.

Pisang berlimpah ruah di sana.

Tak termakan dan membusuk percuma.

Adakah investor sudi menolong mereka?

Menanamkan modalnya disana.

Agar komoditi pisang yang berlimpah.

Dapat diubah menjadi tepung pisang.

Yang lezat dan bermanfaat.

Bagi peningkatan ekonomi rakyat.

 

Paris Van Java

Kota indah penuh pesona.

Terkenal dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Sejuk hawamu di pegunungan letakmu.

Bandung nama aslimu.

Pada masa perjuangan merebut kemerdekaan.

Kau terkenal dengan peristiwa heroik.

Bandung Lautan Api.

Diapit dua sungai anak Citarum.

Yang memuntahkan air dan sampah.

Di pemukiman warga, saat musim hujan tiba.

Dengan drainase yang buruk dan hutan yang tidak terpelihara.

Menambah beban penderitaan masyarakat Paris Van Java.

Bandung yang terletak di daerah pegunungan.

Kini kerap kebanjiran.

Ayo para warga dan aparat pemerintahan.

Dicari solusinya agar masyarakat Bandung tidak lagi menderita di musim hujan.

Kompas kehidupan

Baju putih membungkus badan.

Sorban menghiasi kepala beruban.

Blazer hijau menambah wibawa penampilan.

Lebih setengah abad menghuni bumi.

Berkelana di dalam madya.

Wajah cerah senyum mengembang di bibir merah.

Sinar mata lembut memancarkan kesejukan.

Tinggi ilmu tersimpan di kepala.

Berkotbah lantang menyirami rohani umat.

Menghadirkan kedamaian.

Tuntunan umat beriman.

Dikagumi dan dihormati.

Kompas kehidupan menuju kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun