Mohon tunggu...
Wanita Penikmat Rindu
Wanita Penikmat Rindu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya orang biasa

About life, friends, and love

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sa Ra Sa (Sahabat Rasa Saudara)

7 November 2021   18:19 Diperbarui: 7 November 2021   18:22 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini adalah sepenggal cerita dari seorang teman yang ingin kisah nya di bagi untuk kita semua baca dan rasakan. Pesannya ia ingin kita untuk lebih menghargai siapapun yang saat ini ada dikehidupan kita, sahabat, pacar atau bahkan keluarga. Bersikap rendah hati lah agar kamu tau siapa titipan tuhan yang benar-benar ada untuk kamu, dan jangan lupa bersyukur untuk setiap detik yang terukir menjadi sebuah cerita dikehidupan ini.

Teruntuk sahabat, sekaligus teman bahkan seperti saudara bagi aku. Aku ingin sedikit cerita tentang kita, tentang sebuah pertemanan yang telah kita jalani sampai saat ini. Oleh karena itu, aku ingin membagi cerita kita disini. Agar setiap yang membaca nantinya bisa merasakan setiap detail cerita kita, dan aku tidak ingin melupakan sedikit pun waktu yang singkat itu.

Dulu aku takut sekali kehilangan teman. Bahkan apapun ku lakukan hanya demi seorang teman. Disaat satu waktu mereka secara tiba-tiba diam terhadapku, aku mulai merasakan kepanikan, aku mulai bertentangan sendiri dengan pikiranku, bertanya-tanya dalam hati "apa salahku ?", "apa yang telah kulakukan ?", "mengapa kalian bungkam, dan bahkan kalian tidak mengatakan sepatah kata pun kepadaku ?" itulah yang muncul di pikiranku.

Dengan segala gejolak dipikiran dan hati, satu jawaban pun tidak aku temukan, sampai saat itu tiba, dimana aku benar-benar sadar bahwa aku tidak memerlukan teman yang banyak untuk berada disampingku, yang aku butuhkan hanya seorang teman yang senantiasa ada disaat aku susah, senang, sedih, dan disaat aku merasakan jatuh-sejatuhnya oleh perilaku manusia yang katanya manusia.

Dan setelah itu aku bertemu denganmu, usia kita tidak jauh berbeda, bahkan hari lahir kita juga hanya berbeda beberapa hari. Kamu suka bernyanyi, begitu juga denganku. Dari pertemuan kita, aku belajar banyak hal dari kehidupanmu. Hidupmu yang rumit, bahkan aku sendiri tidak yakin aku bisa melewatinya atau tidak. Tetapi darimu aku belajar, bahwa hidup harus dijalani, apapun itu, susah ataupun senang bernafaslah. Karena tuhan tau batasanmu menghadapinya, itulah yang kau katakana kepadaku.

Disaat orang lain membuatku menangis, diri mu bahkan siap menjadi pundak untukku bersandar. Disaat aku patah hati, menangis tanpa henti, kau dengan tenang selalu ada untukku. Disaat aku sering menangis secara tiba-tiba, engkau bahkan ikut merasakan kesedihanku. Disaat aku salah, engkau dengan sigap menasehatiku dengan suara yang lantang, tujuanmu agar aku senantiasa berpikir sebelum bertindak.

Aku dan kamu semakin saling mengerti, meskipun terkadang pertengkaran kecil selalu ada diantara kita, perbedaan pendapat bahkan bisa  menjadi pemicu pertengkaran kita.

Sesekali kita keluar menikmati malam menjelang dini pagi hari, dengan alasan mencari ketenangan dari dunia yang sudah tertidur pulas. Berjalan menyusuri setiap lorong-lorong kota, dengan kopi digenggaman kita masing-masing. Berjalan sambil menangis bahkan tertawa yang dengan tanpa sengaja memecahkan keheningan malam kala itu.

Dulu aku punya teori sendiri, bahwa aku tidak boleh mengagumi manusia melebihi batasannya. Namun aku tau aku salah, aku hanya lupa bersyukur, bahwa kamu adalah teman dari tuhan yang dititipkan untukku, agar aku dan kamu bisa saling menjaga satu sama lain, merangkul satu sama lain, seperti kutipan yang aku baca dari salah satu kitab suci bahwa "seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran".

Sampai saat ini aku bersyukur telah memiliki sahabat, teman dan saudara seperti dirimu. Orang lain tidak akan pernah tau bagaimana rasanya menjadi aku dan kamu, bahkan kita pun sebaliknya seperti itu.

Kita hanya punya sebuah cerita singkat dikehidupan yang singkat ini, dan aku hanya berharap dari sedikit cerita persahabatan kita ini, banyak orang diluar sana sadar bahwa teman bukan dilihat dari sebuah materi, tetapi dilihat dari bagaimana caramu dan caranya mengimbangi pemikiran, perasaan bahhkan perilaku masing-masing. Karena tidak ada persahabatan yang sempurna, hanya saja kita perlu belajar setiap harinya bagaimana cara berkomunikasi yang baik, bagaimana cara kita memperlakukan nya dengan baik, agar sebuah persahabatan itu tidak sia-sia begitu saja oleh karena masalah kecil.

Banyak persahabatan hancur karena masalah pria. Itu bisa jadi komunikasi yang kurang baik antara kamu dengan sahabatmu. Tidak perlu perjalanan yang mewah, duduk diwarung dengan nasi kotak dan segelas teh juga bisa mempererat hubungan pertemanan.

Kamu harus bisa mengerti dan masuk kesetiap cerita yang keluar dari mulutnya, apapun itu yang keluar dari mulut temanmu,dia hanya ingin kamu mendengarkannya, lalu ikut serta marah bersama dengannya. Persahabatan itu bukan hanya semata mata baik saja, terkadang dengan sengaja atau tidak, kita akan melakukan kejahatan kecil yang membuat kita lupa sebentar dengan masalah yang sedang kita hadapi.

Tertawa lah sepuas mu, menangislah semampu mu, dan tetaplah bernafas, meski sesak yang kau rasa lebih dahsyat dari kekuatan hatimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun