Dosen Pembimbing Lapang : Dr. Esti Utarti, S.P., M. Si.
Anggota : Endang Rahayu Ningsih, Mukhammad Bintang Arya Hafidzi., Prasetya Agustian, Elphyana Chelsea Bleskadit, Novita Whidatul Imania, Muhammad Zulfa Khoituttamam, Jackwar Karundeng, Irgy Syahputra Pirnadi, Devinda Nisa Agustin
Panduman merupakan salah satu desa di Kecamatan Jelbuk yang berada di sebelah utara kabupaten Jember dekat dengan Jalan Jember -- Bondowoso. Secara geografis Desa Panduman terletak di dataran tinggi dengan batas administrasi meliputi :
Utara  : Desa Sucopangepok dan Sukojember
Timur  : Desa Jelbuk dan Candijati
Selatan : Desa Kamal dan Darsono
Barat   : Pegunungan Hyang
Desa panduman memiliki luas wilayah 862,728 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 6.860 jiwa dan 467 kepala keluarga. Mayoritas masyarakat desa tersebut bermata pencaharian sebagai petani, dengan komoditas utama berupa tanaman pangan.
Desa Panduman terdiri dari 8 dusun yaitu :
- Dusun Sumber Candik 2 RW 8 RT
- Dusun Bacem  2 RW 6 RT
- Dusun Siwan Lor 2 RW 6 RT
- Dusun Siwan Kidul 1 RW 3 RT
- Dusun Lamparan 1 RW 5 RT
- Dusun Krajan I 2 RW Â 3 RT
- Dusun Krajan II 2 RW 5 RT
- Dusun Sumber Tengah 3 RW 6 RT
Terdapat beberapa potensi yang dapat dikembangkan di Desa Panduman diantaranya adalah wisata alam, UMKM dan kesenian. Wisata alam yang dapat dijadikan sebagai potensi destinasi wisata yaitu Air Terjun Panduman dan Selo Bonang. Kemudian di desa tersebut terdapat UMKM pembuat kerajinan dan juga kesenian khas Desa Panduman yaitu ludruk dan ta'butaan.
Akses jalan menuju ke wisata alam yang terletak di Dusun Sumber Candik cukup sulit untuk dilalui, karena jalannya yang menanjak dan dipenuhi bebatuan. Meskipun demikian, selama perjalanan pengunjung akan disuguhi pemandangan sudut Kota Jember yang terlihat dari puncak lereng Argopuro.
UMKM di Desa Panduman sudah berjalan cukup baik, akan tetapi perlu perhatian manajemen dan pemasaran yang efektif untuk menunjang keberhasilan UMKM. Salah satu pemilik UMKM di desa ini yaitu Bapak Ruddy yang memiliki usaha berbagai macam kerajianan tangan seperti gantungan kunci dari kayu menggunakan ukir api, lampu hias dari paralon, batik dsb. Saat ini usaha tersebut sudah berjalan, akan tetapi perlu ketekunan untuk melakukan kegiatan promosi utamanya melalui media sosial secara teratur.
Kesenian legendaris dari Desa Panduman perlu dikembangkan sebagai upaya pelestarian kesenian agar tetap terjaga dan tidak punah. Sehingga diperlukan upaya promosi dengan mengenalkan kesenian tersebut melalui desa wisata sebagai wadah pengembangan serta pengenalan UMKM yang tidak hanya melakukan penjualan, tetapi juga dengan pelatihan agar pengunjung dapat merasakan sensasi belajar di lok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H