Mohon tunggu...
Endang Rosawati
Endang Rosawati Mohon Tunggu... -

Penggemar teh, kopi dan travelling ini lahir di Jakarta. Semula berniat jadi ahli pertanian, belajar dari Bogor sampai New Zealand. Ternyata malah jatuh hati pada perbankan syariah. Konsep keadilan yang diusung oleh ekonomi syariah memang sangat menantang untuk diaplikasikan. Hal inilah yang membuat ibu dari 3 anak ini termotivasi untuk terjun didunia perbankan syariah. Saat ini Endang Rosawati asyik mengolah promosi BNI Syariah.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bang..Bing..Bung Nabung untuk Sekolah

17 Maret 2010   10:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:22 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Di pertengahan tahun ini si sulung insya Allah akan meninggalkan bangku SD dan meneruskan ke jenjang SMP. Maka segala persiapan menjelang ujian nasional pun dilakukan.  Mulai dari memasukkan dia ke bimbingan belajar, membelikan buku-buku soal, memonitor berapa soal yang telah dia kerjakan hari itu. Pokoknya saya berharap dia mengerahkan segala kemampuannya agar bisa lulus UN.  Dibalik itu secara finansial saya juga mulai berhitung, berapa biaya yang harus disiapkan untuk masuk SMP.  Apalagi ternyata dia berharap untuk tetap bisa meneruskan SMP disekolahnya sekarang ..walah..Padahal sekolah ini ya lumayan mahal lah uang gedungnya. Sekolah swasta yang mengusung konsep alam dalam pengajarannya.  Namun, melihat dedikasi guru-gurunya yang tinggi ya ..saya dukunglah kemauan si sulung.

Berkaca dari kebutuhan ini, sementara masih ada 2 adiknya lagi yang sekolah di sekolah yang sama maka suatu hari saya buat proyeksi kebutuhan dana pendidikan bagi ke 3 anak saya. Dengan komposisi sulung 12 tahun, 8 tahun dan 6 tahun, dan asumsi saya dan ayahnya sehat, berumur panjang, maka diperoleh angka-angka tahun dimana kebutuhan biaya akan lebih tinggi untuk keperluan sekolah. Tahun tersebut : 2013 (masuk SMA dan SMP), 2015 (masuk SMP), 2016 (Universitas dan SMA), 2018 (masuk SMA), 2019 (masuk Universitas), dan 2021(masuk Universitas). Fuiih...ternyata perjalanan masih panjang.

Bagaimanapun harus ada cara untuk dapat mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anak, tentunya dengan cara yang halal dan berkah, supaya hasilnya dapat menelurkan generasi yang menjadi rahmat alam.

Ada beberapa cara sih yang dapat dijalankan :


  1. Setiap penghasilan yang diterima dipotong dulu untuk tabungan pendidikan. Jadi bukan dari sisa penghasilan. Zaman seperti ini rasanya agak sulit mengharapkan sisa penghasilan yang aman. Biasanya begitu ada sisa akan disambar oleh kebutuhan yang timbul mendadak.
  2. Apabila ada penghasilan yang berlebih diluar penghasilan rutin, misalnya bonus, ada baiknya dibelikan emas batangan. Kenapa? Karena nilai emas cenderung naik, seiring dengan waktu, nilai uang terkikis inflasi, namun nilai emas tidak terlalu terpengaruh. Itu sebabnya ibu atau nenek kita menabung dalam bentuk emas, nilainya tidak turun dan  saat dibutuhkan emas sangat cepat dijual. Apalagi sekarang ada produk iB gadai emas.
  3. Pastinya berupaya hidup lebih hemat, dengan mengurangi pengeluaran tersier atau sekunder. Misalnya dengan mengganti acara makan diluar dengan masak bersama. Mengganti rekreasi ke mall dengan bersepeda  bersama, atau olahraga bersama di pagi hari.
  4. Setiap kali baca iklan diskon yang bombastis, nah tanya dulu pada diri sendiri, apakah membeli barang tersebut suatu kebutuhan atau suatu keinginan? Kadang-kadang kita menginginkan sesuatu yang belum kita butuhkan.


Untuk upaya di butir 1, sudah ada produk iB yang dapat melayani kebutuhan menabung untuk pendidikan ataupun rencana lainnya.  Di BNI disebut BNI iB Tapenas. Saya sudah menerapkan untuk si bungsu, jadi untuk persiapan masuk SMP kelak saya bukakan Tabungan BNI iB Tapenas, dengan masa kontrak 5 tahun.

Cara setoran dengan autodebet dari tabungan BNI iB Plus saya. Jadi setiap bulan, pada saat gaji masuk ke rekening BNI iB Plus, secara sistem akan dipotong sejumlah setoran bulanan untuk BNI iB Tapenas.

BNI iB Tapenas dapat dibuka dengan setoran awal mulai dari  Rp 100.000,-. Bagi hasil lebih tinggi dari tabungan biasa. BNI iB Tapenas ini tidak dilengkapi dengan kartu ATM (pastinya supaya niat pemanfaatan dana sesuai rencana bisa lebih mantap. Tidak tergiur untuk ditarik-tarik dananya).

BNI iB Tapenas dilengkapi dengan asuransi jiwa. Jadi jika terjadi risiko meninggal pada pemegang rekening, maka setoran bulanan tetap dilanjutkan sampai jatuh tempo (sampai masa kontrak berakhir). Selain itu penerima manfaat atau ahli waris akan menerima santunan.

Untuk investa 1, dimana setoran bulanan dipotong 5 % untuk premi maka manfaat asuransi jiwa yang diterima/santunan sampai dengan 150 kali setoran bulanan.

Untuk investa 2, potongan premi 10 % dari setoran bulanan, maka manfaat asuransi sampai dengan 150 kali setoran. Selain itu dicover dengan asuransi kesehatan dengan hospital cash 75 % dari setoran bulanan sebagai santunan harian rawat inap akibat kecelakaan dan bukan kecelakaan maksimum hingga 60 hari per kejadian.

Untuk investa 3, potongan premi 20 % dari setoran bulanan, maka santunan yang diberikan sampai dengan 150 kali setoran bulanan. Untuk asuransi kesehatannya 150 % dari setoran bulanan sebagai santunan harian rawat inap. Maksimum hingga 60 hari per kejadian.

Adapun jenis yang BNI iB Tapenas yang bebas premi juga ada. Dimana santunannya maksimum Rp 50 juta. Tergantung pada masa kontraknya.

Biaya pengelolaan rekeningnya juga murah yaitu Rp 500 (lima ratus Rupiah) per bulan.

Nah, dengan mendisiplinkan diri menabung, insya Allah ini merupakan ikhtiar untuk mempersiapkan generasi penerus yang lebih berkualitas, supaya dapat tercipta masyarakat madani yang diridhai Allah SWT. Amien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun