Bidang jurnalistik merupakan salah satu bidang yang dituntut untuk terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Tanpa disadari, produk jurnalistik merupakan bagian dari kebutuhan manusia sat ini. Informasi atau berita merupakan produk jurnalistik.
Dahulu sebelum internet ditemukan, banyak orang mendapatkan informasi berita dari media cetak seperti koran, majalah, media siar seperti radio kemudian muncullah televisi. Sampai pada akhirnya ditemukan internet sebagai akses informasi data, berita.
Jauh sebelum internet ditemukan, masyarakat hanya menjadi pengonsumsi informasi yang diperoleh dari media massa atau disebut juga dengan jurnalisme 1.0. Namun era sekarang masyarakat atau khlayak bisa disebut sebagai user and coonsumer. Khalayak sudah aktif memberikan informasi, membuat, memproduksi berita atau jurnalisme 2.0. Tak heran sekitar tahun 2013 muncullah dengan istilah jurnalisme warga.Â
Multimedia dan Internet
Membahas jurnalisme 2.0 kita tidak bisa lepas degan internet. Mengapa? Karena jurnalisme sekarang disebarkan melalui media-media sosial yang digunakan warga net,melalui internet sudah pasti. Informasi yang disajikanpun beraneka ragam seperti teks, video, audio, animasi. Kini orang-orang tak perlu menempuh pendidikan jurnalistik, karena masyarakat 'sudah sadar' akanadanya teknologi multimedia.
Multimedia juga tidak bisa lepas dari  jurnalistik warga. Mereka membuat konten menggunakan multimedia yang ada. Teks sudah menjadi hal biasa di dalam media massa. Kekreatifan warga net membuat konten informasi sangat diperlukan sekarang ini. Terlebih sekarang sudah banyak aplikasi yang dapat membantu untuk akses aplikasi guna membuat konten informasi. berbagai aplikasi baik secara gratis dapat diunduh di internet, perbayar atau secara online sudah tersedia.
Media Sosial
Media sosial juga tak lepas dari perkembangan jurnalisme 2.0. Peredaran informasi produk jurnalisme warga sudah pasti masuk di dalam akun media sosial. Sudah banyak orang menyebarkan informasi dari hal yang remeh temeh sampai kepada isu-isu sosial. Media sosial kini tidak hanya sebagai tempat atau platfrom menambah teman seara virtual tetapi juga merambah kepada media informasi. kecendurungan orang Indonesia adalah membuka akun medi sosialnya untuk melihat, membaca atau sekedar ingin tahu hal-hal apa saja yang sedang terjadi di luar sana.
Meskipun resiko lebih besar mendapatkan berita hoax atau palsu, tetapi masih saja media sosial menjadi alternatif bagi khalayak untuk mengakses informasi. contohnya saja mendapatkan broadcast Whatshap, postingan dari media sosial instagram, facebook, twitter merupakan hal sehari-hari yang dikonsumsi oleh generasi mileial saat ini.
Tak heran jika indonesia menduduki peringkat kelima pengguna twitterterbesar di dunia. Dikutip dari laman detik.com Indonesia pada tahun 2017 mencatat sebesar 132 juta penduduk Indonesia menggunakan internet dan sekitar 40% diantaranya aktif di media sosial.
Robot Jurnalisme
Saat ini dunia jurnalistik sedang gencar dengan adanyarobot jurnalisme. Kehadiran robot jurnalisme ini wartawan tidak melakukan peliputan di lapangan. Lalu bagaimana wartawan mendapatkan berita?. Cara kerja robot jurnalisme adalah dengan mengambil atau mengadopsi data atau informasi dari internet atau disebut dengan big data yang nantinya akan diproses untuk kepentingan wartawan dalam menghasilkan berita. Sehingga data yang diproses melalui robot jurnalisme itu merupakan cikal bakal dari produk berita.
Kehadiran robot jurnalisme dalam dunia jurnalistik merupakan terobosan baru di dunia jurnalistik. Tentu kehadiran robot jurnalisme ini masih menjadi pro dan kontra di dunia, bahkan di Indonesia sendiri belum begitu diperkenalkan tentang robot jurnalisme. Kekhawatiran pasti terasa saat kemunculan inovasi termasuk robot jurnalisme. Dikhawatirkan nanti pekerjaan wartawan tidak seperti dahulu yang memperoleh, memproduksi berita tetapi justru robotlah yang bekerja seolah-olah robot 'menjadi' wartawan di era yang akan datang. Namun begitu, itulah tantangan bagi wartawan masa depan bagaimana menambah skill dalam dunia multimedia dalam hal ini untuk produk jurnalistik.
Perkembangan teknologi saat ini memang mengubah hampir seluruh kehidupan manusia. Dari bangun tidur sampai menjelang tidur manusia dijejeli dengan teknologi. Arus informasi yang gencar saat ini mengakibatkan informasi yang ada menjadi overload. Informasi yang berlebihan ini bisa jadi disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk mengabarkan berita palsu (hoax).
Terlebih sekarang lebih kepada berita cepat dikonsumsi khalayak, menjadikan infrmasi cenderung kurang dilakukan cek & ricek terhadap suatu isu. Kurangnya kesadaran baik dari pelaku media maupun khalayak sebagai pengonsumsi media menjadi alat beradu pendapat. Akibatnya menjadi timbul masalah baru.
Diharapkan jurnalisme di masa depan adalah jurnalisme yang bersifat kreatif tetapi tidak mengurangi nilai atau esensi berita. Inovasi yang sudah ditemukan jangan menjadikan momok yang menakutkan apalagi disalahgunakan. Jadikanlah inovasi di dunia jurnalistik menjadi patokan bagaimana wartawan masa depan siap dengan ide-ide kreatif untuk menyajikan berita.
Kebutuhan informasi masih perlu dan dibutuhkan banyak orang. Yang menjadi pekerjaan rumah adalah bagaimana menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat. Kedepannya masyarakat menjadi lebih kritis dalam menanggapi berita atau informasi di media.
selengkapanya dapat di dengar di Geliat Jurnalistik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H