[caption caption="Pohon beringin yang tumbang. Sumber : KOMPAS.com"][/caption]Musim hujan identik dengan musim bencana. Hujan memang sangat diharapkan, bila tiada hujan dari mana ada air untuk kebutuhan kehidupan kita? Tetapi, dalam kondisi perubahan iklim saat ini, bencana yang mengiringi menjadi menakutkan. Banjir, tanah longsor dan angin kencang atau puting beliung adalah jenis-jenis bencana tersebut.
Di Sleman-Yogyakarta, Senin (15/2/2016) terjadi angin kencang yang menyebabkan pohon beringin berusia ratusan tahun di sebelah Barat lapangan Denggung ambruk dan menimpa gedung Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman. Demikian KOMPAS.com (15/2/2016) mengabarkan.
Awalnya di daerah Denggung Sleman terjadi hujan deras disertai angin kencang. Sekitar pukul 14.30 WIB, tiba-tiba pohon beringin besar roboh. Ambruk, akarnya tercabut dari tanah lalu menimpa gedung. Akibatnya, tiga orang PNS harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka ringan karena tertimpa genting di bagian kepala.
Sebenarnya, masyarakat sudah mengetahui dan tentunya mengambil sikap berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Tetapi yang namanya bencana, tempat dan waktunya tidak bisa diprediksi. Sehingga masih terjadi korban, walaupun hanya luka ringan.
Ada yang berpendapat, bencana ya musibah, tidak perlu dikait-kaitkan dengan hal-hal lain. Tetapi kan manusia diwajibkan membaca tanda-tanda alam, walaupun tidak harus dipercaya 100%, namun akan lebih baik bila manusia mengambil langkah bijak untuk mengantisipasi tanda-tanda alam tersebut.
Bahwa ini adalah untuk kesekian kali berita tentang pohon beringin yang tumbang, ditengah kondisi Partai Golkar yang memprihatinkan, dan para petingginya akan berkompetisi berebut menjadi pucuk pimpinan. Berbagai cara dan manuver telah dilakukan oleh mereka yang ingin mencalonkan diri.
Mudah-mudahan dalam proses pemilihannya nanti berjalan sesuai AD/ART-nya dan jurdil, sehingga tidak menjadi angin ribut yang menumbangkan partai yang berlambang beringin tersebut. Agar yang menang tidak jumawa, yang kalah menerima dengan legowo, untuk kemudian kembali bersama-sama bekerja memulihkan kondisi partainya. Sehingga partai ini tidak terpecah belah dan tumbang seperti pohon beringin di Sleman tersebut.
Wallahu A'lam Bishawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H