Mohon tunggu...
Endah Ratna Komala
Endah Ratna Komala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menyukai hal-hal mengenai lifesyle serta gemar mengamati fenomena sederhana yang ada di realita sosial.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Profesi PNS Masih Jadi Primadona di Kalangan Anak Daerah

9 Desember 2024   11:46 Diperbarui: 9 Desember 2024   12:57 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga saat ini masih menjadi salah satu karier yang diminati, terutama di kalangan anak daerah. Meskipun berbagai peluang kerja di dunia usaha maupun sektor swasta semakin terbuka lebar, daya tarik profesi PNS seolah tidak pernah surut dan lekang oleh waktu. Lantas, apa penyebab profesi PNS masih tetap menjadi primadona khususnya bagi kalangan anak daerah?

Prestise dan Stabilitas sebagai Daya Tarik Utama
Salah satu alasan utama profesi PNS diminati adalah status sosial yang melekat. Di banyak daerah, menjadi PNS dianggap sebagai simbol kesuksesan dan kemapanan. Prestise adalah penghargaan atau kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang atau sesuatu karena dianggap memiliki keunggulan, status, atau kedudukan yang tinggi. Profesi PNS ini sering dipandang sebagai pekerjaan bergengsi yang memberikan rasa bangga, baik bagi individu maupun keluarga.

Selain itu, stabilitas dalam pekerjaan menjadi faktor yang sulit ditandingi oleh jenis pekerjaan lain. Profesi PNS memiliki jaminan penghasilan tetap, tunjangan, hingga gaji pensiun. Kondisi ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama di daerah yang mungkin memiliki keterbatasan akses terhadap pekerjaan di sektor swasta.

Minimnya Kesempatan Bekerja di Sektor Swasta
Di banyak wilayah, khususnya di daerah yang jauh dari pusat ekonomi, lapangan pekerjaan di sektor swasta masih terbatas. Dunia usaha di daerah cenderung belum berkembang secara optimal sehingga peluang kerja di sektor non-pemerintah kurang kompetitif. Juga pilihan merantau untuk meniti karier di sektor swasta menjadi pilihan rumit bagi anak daerah karena banyak hal yang harus dikorbankan. Baik itu dari segi ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya. Dalam kondisi seperti ini, profesi PNS menjadi opsi paling rasional bagi anak muda daerah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih terjamin.

Dukungan Keluarga dan Tradisi Sosial
Dorongan dari orang terdekat seperti keluarga juga memegang peranan penting. Orang tua di daerah sering kali mengarahkan anak-anak mereka untuk mengejar karier sebagai PNS. Hal ini tidak terlepas dari pengalaman generasi sebelumnya yang melihat profesi ini sebagai pekerjaan yang stabil dan aman di tengah ketidakpastian ekonomi yang ada. Tradisi sosial yang ada juga turut memperkuat fenomena ini. Di banyak daerah, memiliki anak yang menjadi PNS dianggap sebagai kebanggaan tersendiri, bahkan menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang.

Sisi lain dari ketergantungan yang terlalu besar pada profesi PNS ini adalah dapat membatasi perkembangan potensi ekonomi daerah. Anak-anak muda yang sebenarnya memiliki minat atau bakat di bidang lain mungkin enggan mengeksplorasi peluang tersebut karena terlalu fokus mengejar status sebagai PNS. Lalu bagaimana cara mengurangi dampak negatif yang kemungkinan dapat terjadi ini?

Dengan mendorong anak daerah untuk melihat peluang lain sesuai minat bakat, dapat menjadi salah satu caranya. Meskipun menjadi PNS adalah pilihan yang sah dan terhormat, penting bagi anak daerah untuk mulai mempertimbangkan peluang di sektor lain sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah membuka banyak peluang karier baru yang tidak kalah menarik dan menguntungkan. Pemerintah daerah dan lembaga pendidikan juga dapat berperan dalam memberikan edukasi serta pelatihan yang mendukung anak muda untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih jalan karier mereka demi kehidupan anak bangsa yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun