Sejarah menjadi media untuk memahami bagaimana peradaban, budaya, dan politik dunia berkembang hingga saat ini. Melalui sejarah, kita bisa belajar dari kesalahan masa lalu, memahami identitas kolektif, dan mengambil hikmah untuk masa depan.
Sejarah terdiri dari berbagai sumber---dokumenter, lisan, artefak, bahkan sastra---yang kemudian ditafsirkan oleh sejarawan untuk disusun menjadi sebuah narasi yang bisa dipahami. Tapi apakah sejarah benar-benar mencerminkan kenyataan? Ini menjadi pertanyaan yang seringkali diajukan, karena sejarah juga sangat rentan terhadap bias dan manipulasi.
Sejarah: Misteri atau Fakta?
Sejarah bisa menjadi misteri besar karena narasi yang kita baca atau dengar seringkali disaring dan dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Misalnya, ungkapan "victory tells the story" secara gamblang menggambarkan bagaimana pemenang perang atau konflik seringkali menjadi pihak yang menulis sejarah. Narasi yang dihasilkan bisa jadi kurang objektif atau bahkan direkayasa untuk menonjolkan kehebatan pemenang dan merendahkan yang kalah.
Beberapa contoh yang sering dibahas dalam konteks ini termasuk penulisan sejarah kolonialisme, di mana penjajah seringkali menggambarkan diri mereka sebagai pembawa peradaban dan menghapus kejahatan yang dilakukan selama penaklukan. Sejarah juga bisa tercederai oleh penghapusan atau pengaburan fakta yang tidak menguntungkan, seperti bagaimana beberapa rezim totaliter menyensor catatan sejarah atau bahkan memalsukan fakta demi melanggengkan kekuasaan.
Mengapa Sejarah Bisa Tercederai?
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan sejarah bisa tercederai atau terdistorsi:
- Bias Pemenang
Sejarah sering kali ditulis oleh pihak yang menang dalam konflik atau perang, menyebabkan adanya bias naratif yang menguntungkan mereka. Ini menciptakan ilusi bahwa versi sejarah yang kita ketahui adalah satu-satunya kebenaran, padahal bisa jadi cerita lainnya telah hilang atau sengaja dihilangkan.
- Politik dan Kekuasaan
Banyak pemerintahan, terutama rezim otoriter, menggunakan sejarah sebagai alat propaganda. Mereka mungkin memanipulasi fakta, menghapus tokoh atau peristiwa tertentu, atau menonjolkan narasi yang mendukung kekuasaan mereka. Contohnya adalah bagaimana sejarah Nazi di Jerman atau sejarah kediktatoran di Amerika Latin dipenuhi dengan upaya-upaya manipulasi.
- Kurangnya Sumber Bukti yang Objektif
Dalam beberapa kasus, tidak adanya bukti yang memadai dapat menyebabkan distorsi sejarah. Beberapa peristiwa di masa lalu hanya didokumentasikan melalui catatan lisan atau sumber-sumber yang sudah dipengaruhi oleh interpretasi subjektif, membuat kebenarannya sulit diverifikasi.
- Revisi Sejarah
Sejarah bisa terus berubah seiring ditemukannya bukti-bukti baru. Hal ini menyebabkan fakta yang dulu diyakini benar, bisa jadi dibantah oleh penemuan baru. Contohnya adalah revisi sejarah tentang peran tokoh-tokoh tertentu yang dahulu dianggap pahlawan, tetapi kini dipandang lebih kritis karena kebijakan atau tindakannya yang merugikan kelompok lain.
- Interpretasi yang Berbeda
Bahkan sejarawan yang netral bisa memberikan interpretasi berbeda atas satu peristiwa sejarah yang sama. Perbedaan interpretasi ini bisa menjadi masalah ketika orang-orang mulai membentuk keyakinan yang berbeda-beda tentang apa yang benar-benar terjadi di masa lalu.
Cara Membuktikan Kebenaran Sejarah
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Mencari Sumber Primer
Sumber primer seperti dokumen asli, foto, surat, dan catatan langsung dari peristiwa sejarah lebih akurat daripada sumber sekunder. Sumber sekunder, yang sering kali diolah kembali, lebih rentan terhadap bias interpretatif.
- Perbandingan Antar Sumber
Untuk menemukan versi sejarah yang lebih akurat, sangat penting untuk membandingkan berbagai sumber dari sudut pandang yang berbeda, terutama dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Sejarah yang obyektif adalah yang memberikan ruang bagi berbagai perspektif.
- Melakukan Penelitian Arkeologi dan Ilmiah
Bukti fisik, seperti artefak atau fosil, bisa menjadi alat yang sangat kuat untuk memverifikasi sejarah. Teknik modern seperti penanggalan karbon dan teknologi pemindaian geologis memungkinkan kita untuk memastikan kapan suatu peristiwa atau bangunan terjadi atau dibangun.
- Menggunakan Pendekatan Interdisipliner
Menggabungkan sejarah dengan ilmu-ilmu lain seperti antropologi, sosiologi, dan ilmu lingkungan bisa memberikan konteks lebih dalam tentang peristiwa masa lalu dan kebenarannya.
- Memahami Bias Penulis
Mengetahui siapa yang menulis sejarah dan apa agenda mereka sangat penting untuk menilai kebenaran suatu narasi sejarah. Pengetahuan tentang politik, agama, atau ekonomi pada zaman tersebut dapat membantu kita memahami kemungkinan adanya manipulasi dalam penyajian fakta.
Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kebenaran dan Cederanya Sejarah?
Ada beberapa kelompok yang bertanggung jawab atas narasi sejarah yang kita kenal saat ini:
- Sejarawan
Mereka adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam menjaga keakuratan sejarah. Namun, meskipun berusaha obyektif, sejarawan juga bisa dipengaruhi oleh bias dan interpretasi pribadi.
- Pemerintah
Banyak pemerintah yang sengaja mengontrol narasi sejarah untuk kepentingan politik, baik dengan membiayai buku-buku sejarah, mendanai museum, atau mengatur kurikulum sejarah di sekolah.
- Media dan Industri Hiburan
Film, serial TV, dan literatur populer sering kali menambah atau mengubah sejarah agar lebih dramatis, memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap masa lalu.
Inilah kenapa kita perlu skeptis dan kritis
Sejarah adalah elemen penting dalam memahami siapa kita dan dari mana kita berasal. Namun, kebenarannya bisa sangat rumit. Ada banyak faktor yang memengaruhi bagaimana sejarah ditulis dan siapa yang memiliki kendali atas narasi tersebut. Kita perlu skeptis, kritis, dan selalu mempertanyakan sumber dari sejarah yang kita baca. Meskipun sejarah sering kali dianggap sebagai "fakta," itu tidak selalu benar.
Pada akhirnya, apakah kita percaya pada sejarah atau tidak, sangat bergantung pada kemampuan kita untuk menilai bukti dengan kritis dan mencari berbagai perspektif. Dan yang lebih penting lagi, ingat bahwa sejarah bukan hanya soal masa lalu, tapi juga tentang siapa yang mengendalikannya di masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H