Tanpa sempat memburaikan rasa
Yang kini makin sesakkan dada
Sepertinya, bagi saya, akan lebih mantap bila ditulis lebih padat seperti ini:
Hingga malam berubah dini
Hanya bisa kueja namamu
Tanpa sempat kuburai rasa
Yang makin sesakkan dada
Salah satu puisi favorit saya adalah Purnama Sebelas, Sebelas Purnama. Puisi ini kena di hati (saya). Membacanya saya bisa menangkap rasa rindu seorang anak pada ibunya. Untuk puisi yang satu inipun saya gatal ingin memangkas sedikit pada bait terakhirnya. Seperti berikut ini: Versi asli:
Sebelas purnama, purnama sebelas
Telah pula berlalu
Seperti juga dirimu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!