Usaha lain yang saya lakukan untuk tetap menyalakan semangat menulis, saya melamar sebagai kontributor freelance untuk media online milik seorang teman. Terakhir, akun kompasiana yang sudah berbulan-bulan saya daftarkan pun mulai coba saya aktifkan untuk menulis.
Awalnya tentu saja masih ragu-ragu, tulisan yang saya posting pun seadanya saja. Tapi kemudian, ada rasa senang saat tulisan saya berhasil ditayangkan. Saya terpacu untuk kembali menulis.
Di awal, saya menulis dengan disertai dokumen foto pribadi, tanpa saya tulis, tim menambahkan keterangan dokpri dalam foto saya.Â
Namun, di postingan selanjutnya saya terkejut. Foto dalam tulisan saya dihapus oleh tim kompasiana dengan disertai surat cinta bahwa setiap foto harus disertai keterangan sumber.
Walaupun kecewa, saya menjadikan ini pelajaran untuk selanjutnya menuliskan sumber foto dalam tulisan saya.Â
Sesuai petunjuk tim, saya klik foto dan muncul huruf 'i' sebagai tempat untuk menuliskan caption untuk foto dalam tulisan. Sebagai pemula, ini tentu saja hal baru buat saya
Pelajaran berikutnya saya dapat saat tulisan yang baru berhasil ditayangkan tiba-tiba menghilang dengan kembali disertai surat cinta yang intinya, jika tulisan yang saya posting 3 x menyalahi ketentuan komunitas maka akun saya secara otomatis akan dihapus.
Wah, saya kembali bingung. Ada apa? Rupanya, saya sudah menyalahi ketentuan karena tulisan saya dianggap plagiasi. Sebabnya, saya tidak menyebutkan sumber saat mengutip pengertian dan ciri-ciri. Jadi, tidak dibenarkan asal copy paste.
Memulai menulis bagi saya sulit, ada saja kendala terutama dari dalam diri sendiri. Namun, saat sudah mulai menulis, terkadang konsistensi diuji dengan berbagai kesibukan yang lain.
Jadi, teruslah menulis dan sebarkan kebaikan. Tularkan semangat untuk berbagi lewat kata. Karena yakinlah setiap tulisan pasti akan menemukan pembacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H