Banyak orang yang tidak suka jika diajak diskusi masalah politik. Saat mendengar kata politik langsung terbayang bahwa politik itu kotor, ruwet, semrawut.Â
Tapi, banyak juga yang sangat menggebu membahas topik yang satu ini. Bahkan sampai pada taraf fanatik pada tokoh politik tertentu hingga seringkali tidak bisa lagi memandang sesuatu secara logis.
Mengenal Politik
Kalau menilik pada makna umum dari politik itu yang berarti siasat untuk mencapai puncak tertinggi dalam suatu pemerintahan, tentu kita tidak bisa langsung menjustifikasi bahwa politik itu selalu kotor atau tidak baik, karena yang namanya bersiasat tentunya bukan hal yang dilarang oleh norma yang ada, baik agama, hukum, kesusilaan, maupun kesopanan. Orang bersiasat itu, banyak juga dengan cara-cara yang baik.
Akan tetapi, puncak pimpinan yang jumlahnya terbatas seringkali tidak mampu menampung keinginan semua calon yang ingin menggapainya, maka jadilah tindakan bersiasat yang dilakuakan menghalalkan segala cara.Â
Di sinilah kemudian menjadikan politik mulai tercemari dan kemudian muncul istilah politik itu kotor.
Salah satu siasat para politisi guna mencapai puncak pimpinan yang sekarang sedang marak dilakukan yaitu dengan pemasangan baliho.Â
Mereka berlomba-lomba memasang wajah paling keren dengan senyum menawan dan tentu saja atribut partai pendukung lengkap tak lupa dikenakan.
Tujuan Pemasangan Baliho
Jika menilik pada prinsip memperkenalkan diri, sah-sah saja seorang politisi memasang baliho segede gaban.Â
Memang dengan banyaknya foto wajah mereka yang terpasang, orang jadi lebih mudah mengingat. Namun, sepertinya cara ini lebih cocok digunakan oleh para politisi muda yang wajahnya belum terlalu dikenal oleh masyarakat.
Bagi politisi senior, banyak cara lain yang lebih elegan untuk bisa terus diingat masyarakat. Misalnya saja dengan menjadi narasumber di acara sarasehan, menjadi donatur sekaligus ikut meramaikan kegiatan amal, dan lain-lain acara yang bersifat nyata dan menunjukkan kualitas diri mereka.
Efek Lain Pemasangan Baliho
Wajah kota yang menjadi tidak rapi bahkan terkesan berantakan karena baliho yang berjejer terlalu banyak serta pemerintah daerah yang tak mendapat apa-apa dari retribusi, adalah masalah lain yang timbul dari maraknya pemasangan baliho politisi tersebut.Â
Salah-salah, malah baliho tersebut ada yang mencopot dan menjadikan sebagai tutup jamban umum biar lebih manfaat. Kejadian ini nyata sudah dialami oleh baliho salah satu calon.
Pada prinsipnya, pemasangan baliho tidak jadi masalah jika memperhatikan estetika dan aturan yang ada.Â
Jangan sampai timbul masalah karena baliho yang dipasang di sembarang tempat dan apalagi tanpa ijin. Adu beken dengan cara yang keren, politisi sebagai pihak yang dijadikan panutan, seharusnya lebih memperhatikan masalah ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H