Sore tadi, suami saya pulang lebih petang dari biasanya. Saya pikir hal yang biasa saja karena beliau memang sering pulang melewati jam kerja. Namun, ada hal berbeda yang saya tangkap dari obrolan kami semalam tentang keterlambatannya pulang kemarin sore itu. Terselip kisah yang menurut saya bisa untuk pembelajaran bersama.
Ternyata, kemarin siang teman kantornya yang baru melakukan kunjungan lapangan telah kehilangan dompet. Dia tidak ingat kapan terakhir melihat, yang jelas saat kembali ke kantor dompet miliknya sudah tidak ada. Akhirnya, dia mengulang jalan yang tadi dilewati untuk mencari jejak dompet miliknya tersebut. Namun, tentu sesuai dugaan, dompetnya tidak ditemukan. Jadilah dia ke kantor polisi untuk membuat laporan kehilangan. Membayangkan saja rasanya pusing, karena terbayang berderet kantor layanan publik yang harus didatangi setelahnya untuk mengurus berbagai macam dokumen yang tersimpan di dalam dompet.
Saat sedang mampir lagi ke kantor setelah membuat laporan di kantor polisi, teman suami saya yang sedang galau ini ceritanya membuka media sosial miliknya untuk hiburan. Tiba-tiba, ada DM masuk ke pesan medsosnya. Saat dibuka, tiba-tiba saja teman suami saya tersebut berucap syukur sambil tersenyum lebar. Hilang sudah wajah kusut yang sebentar tadi sempat terlihat.
Ternyata, DM dalam medsosnya tersebut berasal dari orang yang menemukan dompetnya dan berniat mengembalikan. Jadi, setelah menemukan dompet dan melihat KTPnya, orang itu iseng memasukkan nama lengkap yang tertera dalam kartu identitas tersebut. Akun teman suami yang memang dituliskan identitas dengan nama lengkap tentu saja langsung terhubung. Dari kisah ini saya jadi melihat sisi positif dari penulisan nama lengkap di medsos.
Ada sisi baik penulisan media sosial yang kita punya menggunakan nama lengkap meski terkadang ribet karena nama lengkap yang terlalu panjang. Tapi kalau kita tengok lebih jauh lagi, fungsi utama medsos sebetulnya kan memang untuk ajang 'pamer' apa yang kita punya. Jadi, lebih afdol jika kita menggunakan nama lengkap agar teman-teman kita juga bisa tetap mengingat, terutama jika sudah lama tidak bertemu secara langsung. Selamat bermedia sosial. Salam....!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H