Pentingnya esensi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam pendidikan karena nilai-nilai budaya dan kearifan lokal siswa mampu menjadi acuan atau pendangan utama oleh siswa untuk bisa di jadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Dilakukannya pembelajaran dengan mengaitkan nilai kearifan lokal di sekitar siswa sendiri yaitu agar mereka mengetahui nilai kearifan lokal di sekitarnya dan di harapkan siswa mampu menjaga dan melestarikan nilai kearifan lokal tersebut agar tetap ada dan tidak tergeser dengan budaya luar dan siswa tetap berpijak pada nilai-nilai kearifan budaya lokal di daerah sekitarnya sebagai penguat karakter agar tidak kehilangan jati diri. Oleh sebab itu, maka pembelajaran sains berbasis kearifan lokal adalah salah satu cara yang dapat dilakukan agar budaya bangsa tetap lestari ditengah arus globalisasi.
Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.. P5 adalah sebuah sistem pembelajaran yang bertujuan untuk mengamati dan menemukan solusi terhadap permasalahan di sekitar menggunakan lima aspek utama, yaitu potensi diri, pemberdayaan diri, peningkatan diri, pemahaman diri, dan peran sosial.Â
Dalam P5, metode pembelajaran yang lebih interaktif digunakan dan siswa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka P5 adalah kurikulum baru yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2021. Tujuannya adalah memberikan kebebasan dan kemandirian kepada siswa dalam menentukan pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Selama ini, kurikulum pendidikan di Indonesia terfokus pada penguasaan materi dan prestasi akademik saja, sehingga potensi pengembangan minat dan bakat siswa menjadi terabaikan.Â
Dengan menerapkan Kurikulum Merdeka P5, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara lebih bebas dan kreatif, bahkan menjadi individu yang lebih mandiri dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Salah satu tema P5 adalah kearifan lokal, dengan pendekatan etnosains peserta didik bisa menggunakan potensi lokal sebagai tema projeknya. Misalkan menggunakan tanaman obat yang biasa digunakan untuk mengobati suatu penyakit yang selama ini terjadi secara turun temurun di daerahnya. Kemudian tanaman tersebut dikaji secara ilmiah dengan pembelajaran biologi dari komposisi bahan obat, fungsi dari komposisi bahan obat tersebut, teknik pembuatan, kadar zat, cara penggunaan sampai efek samping dari obat tradisional tersebut.Sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H