Berdasarkan data yang diperoleh dan dikumpulkan selama siklus I, peneliti juga membandingkan dengan data kemampuan anak sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil dari pengamatan dan perbandingan tersebut memperlihatkan adanya perubahan jumlah anak dalam menggunakan kemampuan motorik halus meningkat, namun peneliti ingin lebih mengoptimalkan peningkatan anak khususnya kemampuan motorik halus pada target yang diharapkan.
Perkembangan motorik halus anak pada siklus 1 adalah pada hari pertama anak yang termasuk belum berkembang berjumlah 8 (40%) anak, pada hari kedua turun menjadi 5 (20%) anak, pada hari ketiga menurun lagi menjadi 4 (20%) anak. Â Yang termasuk anak yang mulai berkembang berjumlah 6 (30%) anak pada hari pertama, kemudian pada hari ke dua naik menjadi 9 (45%) anak, dan pada hari ke tiga naik lagi menjadi 10 (50%) anak. Yang termasuk anak yang berkembang sesuai harapan adalah masih tetap sama pada hari pertama, kedua dan ketiga yaitu berjumlah 6 (30%) anak.
Pada kondisi awal terdapat 14 (70%) anak yang belum berkembang dan mengalami penurunan menjadi 4 (20%) anak pada siklus 1, jumlah anak yang mulai berkembang mengalami peningkatan menjadi 10 (50%) anak yang semula hanya 5 (25%) anak, jumlah anak yang berkembang sesuai harapan juga meningkat menjadi 6 (30%) anak.
- Deskripsi Perbaikan siklus 2
- Kegiatan observasi yang diamati adalah kegiatan pembelajaran anak pada saat kegiatan meronce dengan menggunakan acuan lembar observasi yang sudah dibuat. Indikator yang diamati yaitu tentang kegiatan meronce menggunakan manik-manik yang berukuran besar, sedang, kecil. Selanjutnya, diukur keberhasilan anak dalam kemampuan motorik halus dengan menggunakan indikator mengambil benda dengan jari, memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain dan memasukan dan mengeluarkan benda dari wadah. Hasil dari observasi siklus 2 yang diperoleh dari pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran ditampilkan dalam tabel dibawah ini. Pada tabel tersebut hasil observasi siklus 2 menunjukkan kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan yang sangat baik.
Dapat disimpulkan bahwa hasil data yang diperoleh dari siklus 2 yaitu pada hari pertama anak yang belum berkembang  ada 1 (5%) anak dan mengalami penurunan pada hari ke dua dan ketiga yaitu sudah tidak ada lagi anak yang belum berkembang . Anak yang mulai berkembang pada hari pertama berjumlah 9 (45%) anak dan menglami penurunan di hari kedua yaitu ada 8 (45%) anak dan menurun lagi di hari ke tiga berjumlah 3 (15%) anak. Anak yang berkembang sesuai harapan pada hari pertama berjumlah 10 (50%) anak kemudian mengalami peningkatan menjadi 12 (60%) anak serta  di hari ke tiga naik lagi menjadi 17 (85%) anak. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel diatas bahwa anak yang belum berkembang dari pra siklus ada 14 (70%) anak kemudian mengalami penurunan di siklus 1 ada 4 (20%) anak dan siklus 2 sudah mulai berkembang semua. Untuk anak yang mulai berkembang di siklus 1 ada 10 (50%) anak mengalami peningkatan dari pra siklus 5 (25%) dan yang siklus 2 hanya ada 3 (15%) anak. Kemudian untuk anak yang berkembang sesuai harapan mengalami banyak peningkatan dari pra siklus hanya 1 (5%) anak kemudian naik lagi menjadi 6 (30%) anak di siklus 1, dan meningkat lagi di siklus 2 ada 17 (85%) anak.
- Pembahasan Tiap Siklus
- Penelitian  yang  dilakukan  ini  adalah  penelitian  tindakan  kelas  yang dilakukan dalam dua kali siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, skenario dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 3 RPPH.
- Berdasarkan hasil data yang diperoleh dalam kemampuan motorik halus dapat diketahui bahwa kegiatan meronce dapat meningkatkan kemampuan motorik halus. Adapun peningkatan tersebut adalah:
- Tingkat pencapaian anak dalam kemampuan motorik halus pada kategori belum berkembang dari pra siklus mengalami penurunan prosntase pada siklus 1 yaitu 50% dan pada siklus 2 mengalami penurunan menjadi 0%. Yang artinya sudah tidak ada anak yang belum berkembang dalam kemampuan motorik halus pada siklus 2.
- Tingkat pencapaian anak dalam kemampuan motorik halus pada kategori mulai berkembang dari pra siklus mengalami kenaikan prosentase pada siklus 1 sebanyak yaitu 25% dan pada siklus 2 mengalami penurunan dengan prosentase 15%. Yang artinya pada siklus pertama anak yang mulai berkembang bertambah banyak dan mengalami penurunan menjadi lebih sedikit anak yang mulai berkembang di siklus 2, dikarenakan anak sudah mulai dapat meronce dan berkembang sesuai harapan.
- Tingkat pencapaian anak dalam kemampuan motorik halus pada kategori berkembang sesuai harapan dari pra siklus mengalami peningkatan prosentase yaitu 30% serta pada siklus kedua juga mengalami peningkatan yaitu 85%. Yang artinya dari pra siklus sampai siklus kedua anak sudah banyak yang dapat mengembangkan motorik halusnya melalui meronce.
- Dengan demikian kemampuan motorik halus anak di Kelompok Bermain Istiqomah Penumping Surakarta mengalami peningkatan yang berturut- turut pada setiap siklusnya. Pada siklus yang pertama hasil yang dicapai masih belum mencapai target yaitu lebih dari 65%. Pada siklus kedua hasil yang dicapai sudah melampaui target dari siklus pertama yaitu anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 85%.
- Refleksi
- Refleksi yang dilakukan pada tahap ini adalah evaluasi terhadap hasil pelaksanaan perbaikan siklus kedua yang selanjutnya bisa digunakan sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan perbaikan.
- Hasil pelaksanaan perbaikan pada siklus kedua ini menunjukkan bahwa hsil yang diperoleh cukup optimal karena penerapan kegiatan meronce dengan manik-manik dan disertai penguatan dari guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai pencapaian tingkat perkembangan anak yang mencapai prosentase 85% untuk kategori berkembang sesuai harapan yang artinya mengerjakan sendiri tanpa dibantu guru. Sedangkan target indikator keberhasilan yang ingin dicapai adalah di atas angka 75% dengan kategori berkembang sesuai harapan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan meronce dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta. Kemampuan motorik halus yang ditingkatkan meliputi meronce menggunakan manik-manik berukuran besar, sedang, kecil. Selain itu kemampuan motorik halus dapat ditingkatkan dengan melaksanakan kegiatan yang menggunakan jari-jemari seperti mengambil benda dengan jari, memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain, memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah yaitu kegiatan mengambil manik- manik. Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa kemampuan motorik halus anak dalam setiap siklus mengalami perkembangan. Hal ini dapat diketahui dari hasil penilaian dimana rata-rata kemampuan motorik halus anak pada pra siklus menunjukan dari 5% menjadi 30% pada siklus pertama dan terjadi peningkatan menjadi 85% dari jumlah 20 anak pada siklus kedua.
Hal tersebut menunjukkan, bahwa tindakan yang dilakukan melalui kegiatan meronce mampu meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta pada tahun pelajaran 2020/2021.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti mempunyai beberapa saran diantaranya adalah:
           Bagi guru kegiatan meronce hendaknya sering diberikan pada anak ditempat tersebut untuk mengembangkan kemampuan motorik halus karena dapat dijadikan bekal anak sebelum memasuki jenjang selanjutnyasehingga anak mampu melakukan kegiatan sendiri ketika motorik halus anak sering terlatih.