Mohon tunggu...
Endah Kurnia Wirawati
Endah Kurnia Wirawati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Nomad Life

Blogger, photographer dan translator. Traveler and writer on https://www.muslimtravelergirl.com/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Inovasi Sensor Air Canggih untuk Budidaya Udang Berkelanjutan

10 November 2024   19:35 Diperbarui: 10 November 2024   20:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu pengalaman yang paling menguji kesabarannya adalah ketika ia menabur 300.000 benur di enam kolam. Ia membayangkan panen besar di akhir periode. Namun, kenyataan berkata lain. Saat panen tiba, hasil yang ia dapatkan hanyalah 80 kilogram udang---jauh dari ekspektasinya.

"Kalau berhasil, seharusnya bisa enam sampai tujuh ton udang," kenangnya. "Waktu itu saya rugi sekitar Rp150 juta."

Akhirnya, pada tahun 2021, keberhasilan itu mulai terwujud. Paundra berhasil meracik formula serbuk yang ia yakini dapat mendukung budidaya udang. Tak hanya itu, ia juga sukses mengembangkan sistem pemantauan kualitas air berbasis data digital atau Internet of Things (IoT)

Sistem ini memungkinkan pengawasan kondisi tambak dengan lebih akurat dan efisien. Usahanya kini membuahkan harapan baru bagi budidaya udang yang lebih berkelanjutan dan berkualitas, menghadirkan harapan baru dalam keberhasilan budidaya udang yang stabil dan berkualitas tinggi.

Penerapan IoT

Pada awal tahun 2022, Paundra mulai menerapkan konsep Internet of Things (IoT) di tambak udang vaname miliknya. Dengan tekad yang besar, ia menebar benih udang di satu kolam, menggunakan sisa tabungan pribadinya untuk membeli bibit tersebut. 

Langkah pertama yang ia ambil adalah memastikan air kolam dalam kondisi ideal, agar udang dapat tumbuh sehat dan optimal. Standar kualitas air ia terapkan dengan sangat ketat, tidak ada detail yang diabaikan.

Paundra pun menetapkan kedalaman kolam antara 100 hingga 120 sentimeter, dan memperhatikan delapan unsur penting yang harus diseimbangkan dengan cermat---mulai dari salinitas, kadar oksigen terlarut (DO), pH, nitrat, H2S, hingga transparansi air. Setiap unsur ini memiliki takaran tertentu. Sedikit saja salah hitung atau salah penyesuaian, dampaknya bisa langsung memengaruhi kesehatan udang di kolam.

Tambak udang (sumber foto: goodnewsfromindonesia) 
Tambak udang (sumber foto: goodnewsfromindonesia) 

Dengan dukungan teknologi sensor khusus ini, sistem tersebut dapat memantau salinitas, kadar oksigen terlarut, suhu, serta pH air laut secara real-time. Semua data pemantauan ini langsung ditampilkan pada layar komputer terintegrasi, memungkinkannya  untuk segera bertindak jika kondisi di tambak mulai menyimpang dari batas optimal. Dengan demikian, keseimbangan lingkungan tambak dapat tetap terjaga, sekaligus meningkatkan efisiensi budidaya.

"Kualitas air itu sangat penting untuk udang," imbuhnya. "Kalau kualitas air itu menurun akan berdampak langsung terhadap kesehatan udang. Ini harus cepat ditangani,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun