Mohon tunggu...
Endah Kurnia Wirawati
Endah Kurnia Wirawati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Nomad Life

Blogger, photographer dan translator. Traveler and writer on https://www.muslimtravelergirl.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

7 Tips Menjaga Lingkungan Tempat Tinggal dari Limbah Domestik

6 Februari 2024   20:25 Diperbarui: 6 Februari 2024   20:29 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak memutuskan untuk hijrah dan tinggal di kawasan perkampungan di kota Pati, Jawa Tengah, banyak hal yang mengubah mindset saya dalam memandang soal lingkungan. Saat tinggal di Jakarta, saya biasanya hanya membuang sampah langsung ke tempat sampah tanpa peduli seperti apa sampah itu akan diolah.

Namun sejak pindah ke kota kecil, mau tidak mau saya mulai memahami masalah limbah domestik yang dihasilkan dalam satu rumah tangga. Ternyata cukup banyak juga limbah yang dihasilkan sehingga setiap hari saya harus belajar untuk memilah, mengolah dan mendaur ulang limbah domestik yang dihasilkan. 

Apa Itu Limbah Domestik?

Limbah domestik adalah jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan sehari-hari di rumah tangga atau tempat tinggal. Ini termasuk limbah dari dapur seperti sisa makanan, kertas, kardus, plastik, kaca, logam, tekstil, dan bahan-bahan lain yang tidak lagi diperlukan. 

Limbah domestik juga dapat mencakup limbah cair seperti air bekas cucian, air kamar mandi, dan limbah rumah tangga lainnya. Manajemen limbah domestik sangat penting untuk dilakukan demi menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal, serta mencegah pencemaran dan dampak negatif terhadap ekosistem dan masyarakat.

Menurut data yang terdokumentasi dalam Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2020, lebih dari setengah jumlah rumah tangga, atau tepatnya 57,42% di Indonesia, tercatat membuang air limbah dari kegiatan mandi, mencuci, dan kegiatan dapur mereka langsung ke dalam got, selokan, atau bahkan sungai.

Tidak hanya itu, sekitar 18,71% rumah tangga mencatatkan praktik pembuangan limbah rumah tangga mereka ke dalam lubang tanah. Sementara itu, ada sekitar 10,26% populasi di Indonesia yang tercatat memilih membuang limbah rumah tangga mereka ke dalam tangki septik sebagai sarana pembuangan limbah domestik mereka.

Dampak Negatif Limbah Domestik

Limbah domestik dapat memiliki berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Beberapa dampak negatifnya antara lain:

1. Pencemaran Air: Limbah cair domestik yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari sumber air seperti sungai, danau, dan laut. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem air, menurunkan kualitas air, serta membahayakan kehidupan organisme air dan manusia yang bergantung pada air tersebut.

2. Pencemaran Udara: Pembakaran limbah domestik, terutama limbah organik seperti sampah dapur, dapat menghasilkan gas beracun dan partikel-partikel berbahaya yang dapat mencemari udara. Ini dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kesehatan lainnya pada manusia serta merusak kualitas udara di sekitar tempat tinggal.

3. Kerusakan Lingkungan: Pembuangan limbah domestik secara tidak teratur atau tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan pada tanah, vegetasi, dan habitat alami. Ini dapat mengganggu ekosistem lokal, mengurangi keragaman hayati, dan menyebabkan erosi tanah.

4. Ancaman Kesehatan Masyarakat: Limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembangbiak bagi patogen dan mikroorganisme penyebab penyakit. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit di antara masyarakat yang tinggal di sekitar tempat pembuangan limbah atau yang terpapar langsung dengan limbah tersebut.

5. Kerusakan Ekosistem: Limbah domestik yang mencemari lingkungan juga dapat merusak ekosistem darat dan perairan, mengancam keberlanjutan alam dan mengganggu keseimbangan ekologi. Ini bisa mempengaruhi keberlanjutan sumber daya alam dan menurunkan produktivitas ekosistem.

6. Peningkatan Risiko Bencana Alam: Pemrosesan limbah domestik yang tidak tepat dapat menyebabkan penumpukan limbah yang rentan terhadap kebakaran, pencemaran tanah, dan bahkan bencana alam seperti banjir akibat saluran air tersumbat oleh sampah.

Dengan memahami dampak negatif ini, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mengelola limbah domestik dengan baik dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan.

7 Tips Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik

setelah tinggal selama kurang lebih 7 tahun di kampung, berikut adalah beberapa tips yang saya lakukan untuk menjaga lingkungan tempat tinggal dari limbah domestik:

1. Minimalisasi limbah: Mulailah dengan mengurangi limbah yang dihasilkan. Belilah barang-barang dengan kemasan minimal, hindari penggunaan barang sekali pakai, dan pilih produk yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang.

2. Pengelolaan Sampah: Pisahkan sampah menjadi kategori yang berbeda, seperti kertas, plastik, kaca, logam, dan organik. Ini memudahkan untuk mendaur ulang atau memproses limbah dengan benar. Sampah yang bisa di daur ulang dimasukkan ke dalam wadah khusus dan akan disetor ke bank sampah yang ada di sekitar tempat tinggal saya.

3. Daur Ulang: Manfaatkan program daur ulang yang ada di daerah sekitar tempat tinggal. Daur ulang bahan seperti kertas, plastik, logam, dan kaca untuk mengurangi jumlah limbah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Area tempat tinggal saya memiliki bank sampah sehingga saya sudah terbiasa rutin menyetorkan sampah setiap minggunya.

4. Membuat Kompos: Buat kompos dari sisa-sisa organik seperti sisa makanan, daun kering, dan rumput. Kompos dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman dan mengurangi jumlah limbah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir.Di rumah saya memiliki beberapa hewan peliharaan seperti ayam, ikan lele dan kucing liar, sehingga sisa makanan bisa dipilah-pilah untuk memberi makan hewan peliharaan dan sisanya untuk dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman di kebun.

5. Penggunaan Kembali: Saat memungkinkan, gunakan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Misalnya, botol minuman bisa diisi ulang, kemasan makanan bisa digunakan kembali untuk menyimpan makanan lain, dan tas belanja kain dapat digunakan kembali daripada menggunakan kantong plastik sekali pakai.

6. Mengurangi Penggunaan Plastik: Sebisa mungkin hindari penggunaan plastik sekali pakai. Saya selalu membawa tas belanja kain saat berbelanja ke pasar, menggunakan botol minum dan tempat makanan yang dapat digunakan kembali, dan sudah berhenti menggunakan sedotan plastik.

7. Edukasi dan Kesadaran: Tingkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan limbah di antara anggota keluarga, teman, dan tetangga. Ajarkan juga praktik-praktik ramah lingkungan kepada anak-anak dan ikut serta dalam program-program pembersihan lingkungan di lingkungan tempat tinggal.

Dengan menerapkan tips dan langkah-langkah ini, kita dapat berkontribusi untuk menjaga lingkungan dari dampak negatif limbah domestik sehingga lingkungan tempat tinggal bisa lebih bersih. (EKW)

Sumber pustaka:
https://www.liputan6.com/hot/read/5288206/limbah-domestik-adalah-limbah-dari-rumah-tangga-pahami-jenis-dan-dampaknya?page=4
https://waste4change.com/blog/apa-itu-limbah-domestik-berikut-contoh-jenis-cair-padat-dari-limbah-jenis-ini/

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/23/lebih-dari-50-rumah-tangga-di-indonesia-membuang-air-limbah-ke-selokan-hingga-sungai

https://kumparan.com/berita-update/pengertian-limbah-domestik-lengkap-dengan-contoh-dan-sumbernya-1xTM9rnWENn/full

https://rumah-stainless-fiberglass.com/blog/limbah-domestik/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun