Mohon tunggu...
Endah Kurnia Wirawati
Endah Kurnia Wirawati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Nomad Life

Blogger, photographer dan translator. Traveler and writer on https://www.muslimtravelergirl.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Yang Dirindukan dari Kota Sorong, Kebersamaan Menikmati Hari Raya Keagamaan

25 April 2023   23:29 Diperbarui: 25 April 2023   23:32 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara Domine Eduard Osok di Sorong (Pic. Dok pribadi Endah Kurnia Wirawati)

Meski lahir di kota Pati, Jawa Tengah, namun saya dibawa merantau dan besar di kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Itu sebabnya jika ditanya mengenai kampung halaman, sudah barang tentu saya akan menjawab kota Sorong. 

Di kota ini, saya tinggal dan dibesarkan selama lebih dari 15 tahun, mulai tahun 1983 - 1998. Itu sebabnya, saat kepindahan saya ke pulau Jawa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, saya diberi julukan sebagai anak Papua oleh teman-teman SMA dan kuliah.

Sorong Kota Minyak

Kota Sorong adalah sebuah kota di provinsi Papua Barat Daya, Indonesia. Terletak di bagian barat daya pulau Papua, kota ini memiliki letak strategis sebagai gerbang utama menuju Raja Ampat, salah satu destinasi wisata bahari terkenal di Indonesia. 

Selain itu, kota Sorong juga merupakan kota terbesar kedua di Papua Barat setelah Manokwari dan memiliki sejumlah tempat wisata menarik seperti Taman Wisata Alam Sorong, Pantai Tanjung Kasuari, dan Museum Loka Budaya.

Kota Sorong dikenal sebagai kota minyak karena adanya aktivitas pengolahan minyak dan gas alam di wilayah ini. Sorong merupakan salah satu kota yang terletak di sekitar area penghasil minyak dan gas alam terbesar di Indonesia, yaitu Lapangan Minyak Bintuni. Lapangan minyak Bintuni ini memiliki cadangan minyak dan gas alam yang cukup besar dan telah dieksplorasi sejak tahun 1930-an.

Selain itu, di Sorong juga terdapat beberapa perusahaan besar yang bergerak di sektor minyak dan gas, seperti PT Pertamina EP, Chevron Pacific Indonesia, dan Medco E&P Indonesia. Kehadiran perusahaan-perusahaan ini membuat Sorong menjadi pusat aktivitas ekonomi dan industri di Papua Barat, dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kota Sorong. Makanya Sorong menjadi kota tersibuk kedua di Papua setelah Jayapura.

Toleransi Antar Umat Beragama

Kota Sorong memiliki beragam agama yang dianut oleh penduduknya. Meskipun mayoritas penduduknya adalah penganut agama Kristen Protestan dan Katolik, namun juga terdapat penganut agama Islam, Hindu, dan Buddha di kota ini. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, persentase penduduk Kota Sorong menurut agama adalah sebagai berikut:

Kristen Protestan: 49,75%
Kristen Katolik: 34,57%
Islam: 12,51%
Hindu: 1,59%
Buddha: 1,27%
Konghucu: 0,02%
Kepercayaan lain: 0,04%


Meskipun berbeda agama, namun masyarakat di Kota Sorong hidup secara harmonis dan saling menghormati satu sama lain. Saat masih SD dan SMP kala itu, saya punya beberapa teman beragama Katolik dan Kristen yang terbiasa menunggu saya selesai salat sebelum bermain bersama. Demikian pula ketika saya hendak main ke rumah mereka, saya terbiasa menunggu di depan gereja hingga mereka selesai melakukan misa. Mereka 

Budaya toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Sorong yang sangat tinggi ini menciptakan kedamaian, keamanan dan kenangan yang menyenangkan untuk saya.

Kebersamaan Merayakan Hari Besar Keagamaan

Di Sorong, saat hari libur hari besar keagamaan, sekolah dan kantor kala itu biasa diliburkan sehari sebelum dan setelah tanggal merah. Dengan begitu, penduduknya memiliki banyak waktu untuk bercengkerama dengan keluarga, sanak saudara dan teman. 

Di hari Lebaran, teman-teman saya biasa datang berkunjung untuk bertamu dan mencicipi masakan dan kue-kue khas lebaran. Demikian pula saat Natal, saya akan mengunjungi rumah teman-teman Katolik dan Kristen untuk mencicipi kue khas Natal dan juga mengagumi hiasan pohon Natal yang ada di rumah mereka. Di sore hari kami akan bermain-main di pantai untuk bercengkerama bersama-sama.

Kebersamaan ketika merayakan hari besar keagamaan inilah yang menjadi kenangan terbaik dan paling saya rindukan ketika berada di kampung halaman saya di kota Sorong, Papua Barat Daya. Biasanya ketika pulang kampung, saya akan selalu menyempatkan diri bertemu dan berkunjung ke rumah teman-teman saya di sana untuk saling bertukar kabar dan menjalin silaturahim dengan mereka. (EKW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun