Mohon tunggu...
Endah Kurnia Wirawati
Endah Kurnia Wirawati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Nomad Life

Blogger, photographer dan translator. Traveler and writer on https://www.muslimtravelergirl.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bekerja Sama untuk Mencegah Tindakan Bunuh Diri

19 Oktober 2019   15:37 Diperbarui: 19 Oktober 2019   15:48 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengalami depresi yang sangat berat pasti pernah dialami oleh semua orang. Namun tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menghadapi depresi dengan sangat baik dan bijaksana. Beberapa orang yang terkena depresi justru menarik diri dari lingkungan keluarga dan sosialnya sehingga membuat depresinya menjadi lebih parah dan memicu tindakan untuk melakukan bunuh diri. 

Padahal kondisi kesehatan jiwa yang baik bisa mengurangi bahkan mencegah terjadinya tindakan tersebut. Berdasarkan laporan WHO tahun 2010, angka bunuh diri di Indonesia telah mencapai 1,6 - 1,8% per 100.000 penduduk atau sekitar 5.000 orang per tahun. Data itu tentu saja mengejutkan. 

Lalu siapa saja yang bisa mengalami masalah psikologis berat hingga memicu gangguan jiwa dan depresi? Secara global, 1 dari 6 orang (sekitar 15-20%) mengalami masalah kesehatan jiwa. Namun, ada beberapa faktor yang bisa mendeteksi orang dengan permasalahan kesehatan jiwa ini seperti: kesepian, merasa tidak dibutuhkan/merasa tidak berguna, merasa lelah dengan kehidupan, putus asa, merasa tidak ada yang mendukung atau tidak peduli padanya, merasa dijauhi teman dan keluarga serta munculnya perasaan tertekan dan depresi. 

Jika tanda-tanda tersebut telah muncul pada diri kita, ada baiknya segera mencari solusi dan bantuan orang lain yang dipercaya.

Sayangnya, masyarakat ternyata bisa memperberat resiko gangguan kesehatan jiwa seseorang dengan perlakuan diskrimnatif, judgemental dan menyakitkan hati, tulisan tentang bunuh diri yang salah atau tidak tepat, dan perilaku lainnya yang membuat penderita depresi menjadi kesulitan untuk mencari bantuan karena dianggap tabu atau bukan urusan mereka. 

Mereka yang mengalami depresi dan ingin melakukan bunuh diri sebenarnya butuh banyak dukungan, terutama dukungan sosial. Beberapa bentuk dukungan itu antara lain: 

1. Dukungan Instrumental yaitu 

a. Guidance atau dukungan sosial berupa nasihat dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya.

b. Reliable Alliance yaitu jaminan bahwa bantuan dari orang lain itu adalah nyata dan dapat diandalkan ketika dibutuhkan. 

2. Dukungan Emosional, yaitu

a. Reassurance of Worth, yaitu dukungan sosial berupa pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas individu. 

b. Attachment, yaitu dukungan berupa pengekspresian rasa kasih sayang dan cinta yang diterima oleh individu.

c. Social Integration berupa dukungan berbentuk kesamaan minat dan perhatian serta perasaan ingin memiliki. 

d. Opportunity to provide nurturance yaitu dukungan yang membuat individu tersebut merasa dibutuhkan oleh orang lain. 

Dengan dukungan masyarakat kepada individu tersebut, diharapkan bisa mencegah terjadinya pikiran, keinginan dan tindakan untuk bunuh diri yang lebih lanjut. 

Lalu ada pula beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh media massa untuk mempromosikan soal kesehatan jiwa dan mencegah terjadinya bunuh diri.

1. Sangat penting untuk memberikan informasi bahwa tindakan bunuh diri merupakan kerugian besar bagi masyarakat. 

2. Lebih berhati-hati dan selektif dalam menayangkan berita dan informasi mengenai 'Celebrity suicide', 

3. Hindari memberikan penjelasan secara terperinci mengenai cara dan tempat untuk melakukan bunuh diri karena bisa memberikan inspirasi bagi yang lainnya. 

4. Bunuh diri bisa terjadi karena banyak akibat. Oleh sebab itu berhentilah menyalahkan korban. 

5. Informasikan kepada masyarakat bagaimana cara menghindari tindakan bunuh diri. 

6. Sebaiknya media massa berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang berkompeten mengenai masalah kesehatan jiwa sebelum menayangkan informasi tentang seseorang yang melakukan bunuh diri.

Saat ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat aplikasi bernama Sehat Jiwa 

Kesehatan jiwa dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Dengan bekerja sama, kita bisa mencegah semakin bertambahnya orang yang ingin melakukan tindakan bunuh diri dan menjaga kesehatan jiwa masyarakat tetap baik dan selaras dengan lingkungannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun