Mohon tunggu...
Endah Kurniati
Endah Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik, Penulis

Penulis buku Non Fiksi yang sedang belajar jadi Novelis di platform digital. Menulis sebagai Katarsis, aktif sebagai Duta Kesehatan Mental DANDIAH CARE

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Allah Kembali ke Allah, Selamat Jalan Pak Habibie

12 September 2019   09:20 Diperbarui: 12 September 2019   10:28 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sangat terkesan dengan coretan tinta yang jujur dari seorang suami.  aku tak menyangka seorang Jenius yang bukan seorang pujangga, bisa begitu halus mengungkap rasa. Hingga aku merasakan kesedihannya. Iya, kesedihan Bapak BJ Habibie sesaat setelah kepergian ibu Ainun, istri tercintanya. ini suratnya itu, 9 tahun yang lalu...

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu. Bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya. Dan kematian adalah sesuatu yang pasti dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, Aku sangat tahu itu... 

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar benar dapat memutus kebahagiaan dalam diri seseorang sekejap saja. Lalu mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati. Hatiku seperti tak ditempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong hilang isi. Kau tau sayang, rasanya seperti angin yang  tiba tiba hilang berganti kemarau gersang. 

Pada airmata yang jatuh kali ini aku selipkan salam perpisahan yang panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada. Aku bukan hendak mengeluh. Tapi rasanya terlalu sebentar kau disini. Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang. Tanpa mereka sadari bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik, mana mungkin aku setia padahal memang kencenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini. 

Selamat jalan kau dari NYA dan kembali padaNYA, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku 

Kemudian, bagaimana Pa Habibie menjalin hari-hari tanpa ibu Ainun, itu pun meninggalkan jejak hikmah bagi banyak orang.  Beliau mengingatkan agar kita memperdalam ilmu agama sedini mungkin, Beliau memahami kini bahwa ilmu agama sangat bermanfaat bagi seseorang sepanjang hidupnya di dunia dan kelak di akhirat. 

Pernyataan BJ Habibie pada pidato di Cairo Mesir pun menjadi quote yang  paling berkesan "Saya diberi kenikmatan oleh Allah ilmu teknologi sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama lebih bermanfaat untuk umat Islam. Kalau saya disuruh memilih antara keduanya, maka saya akan memilih ilmu agama." 

Sebagai seorang pribadi, suami, ayah dari kedua putranya, dan sebagai bagian dari ikhwan muslimin, BJ Habibie sedemikian paripurna sebagai seorang manusia.  

Beliau meninggalkan jejak kebaikan dimana-mana.  BJ habibie seorang hamba Allah yang sholeh, BJ Habibie telah mewakafkan salah satu kediamannya di pusat kota Munich - Jerman untuk mesjid dan Islamic Centre, serta kediaman lainnya di kota Aachen - Jerman untuk Islamic Boarding School. 

Begitupun di Gorontalo, Beliau mewakafkan 5000 ha tanah untuk komplek pendidikan boarding school - Islam Cendikia, dan 10.000 ha lainnya untuk pesantren unggulan al Khairat dan kampus terpadu universitas Islam Makasar. 

Yayasan The Habibie Center, yaitu lembaga yang mengelola dana wakaf hasil royalti Paten BJ Habibie sampai saat ini telah dan masih memberangkatkan putra puteri terbaik Indonesia ke berbagai universitas terkemuka di dunia dengan memberikan beasiswa bagi ribuan siswa berprestasi dari kalangan dhuafa, yatim dan piatu. 

Begitu pun yayasan Ainun Habibie, (ibu Ainun almh. adalah seorang dokter) juga aktif dalam kegiatan sosial dan kesehatan dengan memberikan pengobatan bagi para penderita kanker. 

Sembilan tahun empat bulan kemudian sejak surat perpisahan itu engkau tulis, engkau pun pulang keharibaanNya, aku memang tak mengenalmu secara pribadi, namun jejak perjalanan hidupmu, kebaikan-kebaikanmulah yang menyambungkan hati-hati kami sehingga kami begitu berduka atas kepergianmu. 

Selamat jalan Bapak BJ Habibie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun