Mohon tunggu...
Endah Kurniati
Endah Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik, Penulis

Penulis buku Non Fiksi yang sedang belajar jadi Novelis di platform digital. Menulis sebagai Katarsis, aktif sebagai Duta Kesehatan Mental DANDIAH CARE

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Self Response" Energi untuk Bisa Move On

28 Juni 2019   12:03 Diperbarui: 2 Juli 2019   11:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia damai -photo Yudhi S Hafiedz lokasi : Situ Cisanti, kab. Bandung 

Beberapa hari lalu ikut jam session HCR -- high class response,  yang dipandu oleh kang Hari Firmansyah, dengan pembicara utama Jamil Azzaini, CEO Kubik Leadership. Membahas bagaimana pentingnya self response dalam menghadapi situasi sulit.  

Disampaikan pula bahwa self response itu ibarat hot button, tombol darurat yang akan memicu kita untuk tetap berjalan selelah apapun, sedown-downnya kita.   Mengapa tetiba jadi ingin menulis tentang hal ini?  Ternyata ilmu yang didapatkan ini bisa begitu aktual untuk diterapkan dalam kondisi bangsa Indonesia sekarang ini. 

***

Dengan dibacakannya sidang putusan MK (Mahkamah Konstitusi) tadi malam, maka itu berarti kompetisi Pilpres 2019 sudah sampai di garis finish. Layaknya perlombaan, masing-masing peserta sudah berupaya semaksimal mungkin melakukan yang terbaik.  

Ada yang menang, ada yang kalah. Mari memberi value pada perjuangan yang sudah dilakukan, bagi yang menang tidak merasa jumawa dan bagi yang kalah berbesar hati dan bersikap sportif. 

Menerima kekalahan itu memang berat dan mengecewakan, itu sangat manusiawi. Hati boleh panas tapi kepala mesti tetap dingin. Selalu ingat platform yang mendasari perjuangan yaitu demi mewujudkan Indonesia yang adil makmur, tenang dan damai. 

Saatnya tegakkan kepala dan mulai kembali semangat berkarya dengan mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa dan negara.  Indonesia is too damn good to split away and breakdown. Iya, Indonesia terlalu indah untuk tidak dipelihara. Indonesia sangat layak untuk dicintai oleh segenap bangsanya.

Temukan Value

Ternyata tidak setiap orang mampu untuk menemukan value dalam hidupnya, berapa banyak orang yang bekerja, tapi hanya sebatas bekerja, sehingga bekerja hanya rutinitas belaka, dampaknya akan cepat merasa lelah dan kehilangan semangat. 

Buya Hamka pernah berkata, " Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera pun bekerja." Menemukan value adalah bagian dari self leadership, seseorang yang mampu memberi makna lebih pada setiap aktivitasnya berarti mampu memimpin dirinya untuk lebih bersemangat, karena ia akan memiliki visi pada apa yang dikerjakannya. Mampu memberi makna di balik kekalahan, mampu memberi makna lebih pada perjuangannya.

Tidak Menyalahkan Orang Lain

Selain itu, seorang yang memiliki self leadership juga tidak akan mudah menyalahkan orang lain. Dalam tekanan perekonomian yang sulit seperti sekarang ini, sebagai rakyat rasanya ingin menyalahkan pemerintah, menyalahkan sebagian dari penguasa yang cenderung menyalah gunakan kekuasaannya, tapi sekarang sudah bukan waktunya lagi untuk menonton atau menyebarluaskan perilaku yang tidak terpuji, atau sibuk menghakimi, atau melontarkan hate speech di beranda sosmed.  

Kita sendirilah yang perlu berkaca, salahkan diri sendiri dahulu. Karena jika kita masih suka menyalahkan orang lain, maka perbaikan diri tak akan bisa sempurna.  Belajar dari kisah Nabi Yunus alaihisalam, ketika marah dan menyalahkan kaumnya karena tidak mau taat, sehingga nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya. 

Dalam pelariannya, Nabi Yunus naik kapal laut namun ternyata penumpangnya terlalu penuh, sehingga bersepakatlah diantara mereka untuk mengundi siapa yang harus dibuang ke laut untuk mengurangi beban kapal. Setelah diundi sebanyak 3 kali, selalu nama Nabi Yunus yang muncul. Akhirnya Nabi Yunus di buang ke laut dan kemudian  masuk ke dalam perut ikan paus. 

Dalam kepekatan malam, kepekatan ombak dan kepekatan di dalam perut ikan, Nabi Yunus pun berdoa, "Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku termasuk orang yang dzalim" --  Nabi Yunus menyalahkan diri sendiri, dan dikarenakan doanya inilah, maka Allah berkenan memberikan pertolongan,  dan Nabi Yunus pun kembali mendatangi kaumnya, dan yang sangat menakjubkannya lagi, ternyata  ada 100 orang diantara kaumnya yang menyatakan diri beriman kepada Allah dan mentaatinya.  

Inilah kisah penuh hikmah, yaitu barang siapa menginginkan perbaikan keadaan, mulailah dengan menyalahkan diri sendiri dan mengakui kebesaran kekuasaan Tuhan. Jangan sombong dan merasa diri mampu.

Menjaga Integritas Diri

Energi untuk perubahan, selain kedua hal di atas, dapat diupayakan dengan berusaha menjadi seseorang yang memiliki integritas, yaitu  memiliki kesesuaian antara kata dan perilaku. Karena integritas diri merupakan sumber trust dan respect. 

Kata-katanya dapat dipercaya,  orang yang mampu memimpin diri sendiri, mampu menepati janjinya, konsisten dengan apa yang dicitakan, mampu memotivasi diri sendiri sehingga dapat memberi pengaruh pada diri sendiri maupun orang lain.

Mulai hari ini, no more hate speech, saatnya ademkan timeline sosial media setelah kurang lebih 10 bulan ini seolah bangsa Indonesia terkonsentrasi menjadi dua kubu yang saling bersitegang. Saatnya kembali bergandengan tangan, mengisi hari dengan gagasan cemerlang, bahu-membahu bekerja bersama demi masa depan bangsa.

Damailah Indonesiaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun