Beberapa hari lalu ikut jam session HCR -- high class response, Â yang dipandu oleh kang Hari Firmansyah, dengan pembicara utama Jamil Azzaini, CEO Kubik Leadership. Membahas bagaimana pentingnya self response dalam menghadapi situasi sulit. Â
Disampaikan pula bahwa self response itu ibarat hot button, tombol darurat yang akan memicu kita untuk tetap berjalan selelah apapun, sedown-downnya kita.  Mengapa tetiba jadi ingin menulis tentang hal ini?  Ternyata ilmu yang didapatkan ini bisa begitu aktual untuk diterapkan dalam kondisi bangsa Indonesia sekarang ini.Â
***
Dengan dibacakannya sidang putusan MK (Mahkamah Konstitusi) tadi malam, maka itu berarti kompetisi Pilpres 2019 sudah sampai di garis finish. Layaknya perlombaan, masing-masing peserta sudah berupaya semaksimal mungkin melakukan yang terbaik. Â
Ada yang menang, ada yang kalah. Mari memberi value pada perjuangan yang sudah dilakukan, bagi yang menang tidak merasa jumawa dan bagi yang kalah berbesar hati dan bersikap sportif.Â
Menerima kekalahan itu memang berat dan mengecewakan, itu sangat manusiawi. Hati boleh panas tapi kepala mesti tetap dingin. Selalu ingat platform yang mendasari perjuangan yaitu demi mewujudkan Indonesia yang adil makmur, tenang dan damai.Â
Saatnya tegakkan kepala dan mulai kembali semangat berkarya dengan mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Â Indonesia is too damn good to split away and breakdown. Iya, Indonesia terlalu indah untuk tidak dipelihara. Indonesia sangat layak untuk dicintai oleh segenap bangsanya.
Temukan Value
Ternyata tidak setiap orang mampu untuk menemukan value dalam hidupnya, berapa banyak orang yang bekerja, tapi hanya sebatas bekerja, sehingga bekerja hanya rutinitas belaka, dampaknya akan cepat merasa lelah dan kehilangan semangat.Â
Buya Hamka pernah berkata, " Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera pun bekerja." Menemukan value adalah bagian dari self leadership, seseorang yang mampu memberi makna lebih pada setiap aktivitasnya berarti mampu memimpin dirinya untuk lebih bersemangat, karena ia akan memiliki visi pada apa yang dikerjakannya. Mampu memberi makna di balik kekalahan, mampu memberi makna lebih pada perjuangannya.