Mohon tunggu...
Endah Kurniati
Endah Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik, Penulis

Penulis buku Non Fiksi yang sedang belajar jadi Novelis di platform digital. Menulis sebagai Katarsis, aktif sebagai Duta Kesehatan Mental DANDIAH CARE

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Exercise -Capenya Sebentar, Dampaknya Berkelanjutan

20 Mei 2019   09:00 Diperbarui: 19 Mei 2024   19:08 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
the positive impact of gardening-dokpri

Perhaps less obvious is the positive impact gardening can have on your mental health. Research has shown that gardeners generally have greater life satisfaction, enhanced self-esteem and fewer feelings of depression and fatigue than non-gardeners. 

Berolah raga itu subjectnya, namun caranya bisa beragam, lakukan sesuai passion dan sesuai kemampuan fisik, mulai dari yang ringan, dan lakukan secara bertahap.  Gardening atau berkebun, adalah salah satunya, bagi manula kegiatan ini sangat cocok, menyehatkan dan menyegarkan pikiran. Apalagi biasanya semakin tua, maka intensitas mengobrol cenderung menurun, termasuk mengobrol dengan pasangan jadi berkurang.  

Penelitian menyebutkan bahwa dampak positif berkebun terhadap kesehatan mental menunjukkan bahwa orang yang senang berkebun (gardeners) umumnya memiliki kepuasan hidup yang lebih besar, peningkatan harga diri dan lebih sedikit perasaan depresi dan kelelahan daripada yang tidak berkebun.

***

Kita mengenal istilah Mensana in corpore sano, which means di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, bagaimana sih konkritnya bagi kehidupan kita?  Karena pastinya bukan asal "ngecap" juga kali seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis mengatakan hal ini dalam karya sastranya, pastilah setidaknya dia melakukan pengamatan dan menganalisanya, sehingga bisa viral dari jaman dulu sampai sekarang, Sejak kita SD, Bu guru sudah menyampaikan istilah ini, right?

Kalau aku sih sering juga mendengar perkataan yang serupa versi emak seperti ini di rumah, "kalo emak sakit, seisi rumah akan "ikut sakit", jadi emak harus sehat supaya kalian selalu semangat" atau bagi sesemak survivor kehidupan, istilah ini bisa jadi daya ungkit untuk tidak terpuruk dalam kesedihan atas kemalangan yang menimpa dirinya yang boleh jadi dampaknya itu mengoyak rasa bahkan melumpuhkan sendi-sendi kehidupan. 

Kalau tidak segera bangkit untuk memulihkan kesehatan fisik, bagaimana mungkin bisa menguatkan anak-anak dan keluarga terdekat. Karenanya dapat diartikan juga, pikiran yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat.

Kebugaran bukan perkara instan

Aku pun memperhatikan bagaimana mensana in corpore sano ini wujud pada kesehatan Paksu, meskipun sudah menginjak 71 tahun, fisiknya relatif masih bugar (mungkin juga terdampak karena punya istri yang usianya lebih muda dua dekade lebih, hhe... who knows).  Kebugaran dirinya itu bukan perkara instantaneous, namun di masa mudanya beliau rajin berolah raga, sehingga berdampak pada masa tuanya kini.  

Selain itu bugar juga dipengaruhi oleh karakter seseorang. Pola pikir seseorang membentuk kebiasaan, yang kemudian bertransformasi menjadi karakter. Seseorang yang memiliki karakter easy going, yaitu tidak menjlimet biasanya lebih sehat secara mental,  sehingga self healing-nya baik. Bagi seseorang dengan karakter seperti ini maka olah raga ringan sedikit saja sudah cukup untuk menjaga kebugaran fisiknya. 

Dengan catatan, pola makannya seimbang juga ya.  Karena hanya diri kita sendirilah yang sanggup mengetahui kebutuhan tubuh kita, bila kegiatan kita demand kalori besar maka asupannya disesuaikan atau bila kegiatan kita sedikit gerak dan banyak "mager"nya (malas gerak) maka jaga jangan makan berlebihan. Sebagaimana Imam Asy-Syafi'i rahimahullah menjelaskan bahaya kekenyangan karena penuhnya perut dengan makanan, beliau berkata, "Kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.

Hari ini kita masuk hari ke 15 shaum Ramadan, insya Allah tubuh kita malahan terasa semakin bugar, karena menurut Nofika Aisya, seorang ahli gizi dan nutrisi;  bahwa ada empat fase dampak beribadah puasa. Dan pada hari puasa ke 8 hinga ke 15, adalah fase ketiga dimana tubuh menjadi efisien dalam detoksifikasi atau membuang racun sehingga memungkinkan untuk penyembuhan secara alami, kemudian meningkatkan energi, pikiran lebih jernih dan lebih baik. 

Sayangnya akhir-akhir ini semangat mensana in corpore sano ini tergerus oleh pemikiran yang menurut aku sangat berlebihan sehingga memasukkan game online sebagai salah satu bentuk oleh raga (???). Kalau menurut kompasianer bagaimana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun