Bentrok antara dua kelompok massa yang sedang menggelar aksi unjuk rasa terjadi di depan kantor DPRD Sumatera Utara Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (21/9).
Bentrokan itu dipicu karena adanya dua kelompok massa yang menggelar aksi di titik yang sama, yaitu antara massa dari "Masyarakat Cinta NKRI" dengan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi yang mengatasnamakan diri Aliansi Pergerakan Mahasiswa se-Kota Medan.
Awalnya kedua kelompok menggelar  aksi secara damai, namun karena ada beberapa provokasi sehingga situasi di lapangan memanas. Kedua kelompok pun saling berjibaku.
Namun, sangat disesalkan ketika adanya tanggapan dari sebagian pihak yang menyebut bentrokan itu karena adanya adu domba dari pihak kepolisian. Padahal, situasinya justru polisi yang berusaha memisahkan dan meredam bentrokan agar tidak berdampak parah.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto, menyatakan bahwa polisi berusaha meredakannya situasi agar segera terkendali. Tindakan represif yang diberitakan kepada mahasiswa itu terpaksa diambil untuk meredakan bentrokan, bukan upaya adu domba.
Mendengar informasi yang simpang siur seperti di atas, kita sebaiknya mengedepankan proses tabayyun. Agar tindakan kita tak diperdaya oleh informasi yang sesat.
Apalagi, banyak pihak yang berusaha menunggangi momentum tersebut demi kepentingan politik untuk menyudutkan pemerintah.
Oleh karenanya, kita perlu melakukan proses mengecek kembali informasi yang diterima, sebelum disebarkan ulang. Ini demi menjaga agar informasi hoax tidak tersebar luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H