Mohon tunggu...
Endah Catur Kusumastuti
Endah Catur Kusumastuti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hallo sahabat pena, namaku Endah. Wanita yang setiap hari sering menghabiskan waktunya bersama anak-anak SD ini punya hobby menulis. Ia tumbuh menjadi wanita kuat dan menyenangkan bagi orang sekitarnya. Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain adalah prinsip hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Stairway to Heaven

6 Oktober 2024   20:50 Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:54 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya sudah telat 3 minggu dok, dan sudah saya test pack 2x hasilnya garis dua yang artinya positif hamil, sekarang saya ingin USG," jawabku dengan lantang.

"Baiklah, kita USG biar kelihatan seperti apa gambarnya ya, ibu bisa langsung tiduran !" perintah dokter kala itu.

Aku pun langsung beranjak dari kursi dan menuju ke tempat tidur pasien dengan dibantu oleh perawat, suamiku menunggu sambil memandangi dari kejauhan. Alat USG ditempelkan ke perutku dengan dioleskannya terlebih dahulu menggunakan gel. Selama USG berlangsung, dokter hanya terdiam, tanpa sepatah kata pun dan memeriksa selama 2 menit.

"Sudah selesai bu, silahkan duduk dan bisa dibersihkan gelnya !" ucap dokter kepadaku.

Kemudian dokter menyampaikan hasil pemeriksaan USG kepada kami berdua.

"Mohon maaf, kehamilan Ibu Rara tidak bisa dilanjutkan, kantung janinnya memang sudah ada, tapi tidak berkembang sempurna dan harus segera di kuretase," penjelasan dokter setelah memeriksaku.

Mendengar hal itu, duniaku terasa hancur dan tiba-tiba air mata mengalir di pipiku, tangan bergetar tak berdaya, mulutku pun terpaku seakan tak sanggup bicara lagi.

"Adakah opsi lain selain kuretase dok ?" tanyaku kepada dokter dengan lirih dan bibir gemetar mengucapkannya sambil erat memegang tangan suamiku.

"Tidak ada, jika terus dibiarkan akan membahayakan rahimnya, jalan satu-satunya harus kuretase, setelah ini bisa program hamil lagi," jawab dokter meyakinkanku kalau masih bisa hamil lagi.

"Baik dok, terima kasih atas penjelasannya, akan saya renungkan dulu di rumah bersama suami kapan saya akan siap untuk kuretase," jawab pungkasku.

Aku dan suami keluar ruangan dengan tatapan kosong, tak terasa air mata terus mengalir dari pipiku, sambil berjalan sesekali menyekanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun