GSB, KDB dan KDB hanya sebagian kecil dari deretan peraturan yang diterapkan. Setiap tapak/site selalu memiliki keunikan dan potensi tersendiri yang kemungkinan bisa membuat peraturan berkembang atau justru berkurang. Daerah aliran sungai misalnya, selalu ada sempadan sungai. Begitu juga dengan sempadan kereta api di sepanjang jalur rel kereta api.
Membangun kesadaran individu adalah masalah pelik di Indonesia. Sekedar membuang sampah pada tempatnya pun masyarakat lebih banyak hanya paham sebatas slogan, masih banyak yang enggan bertanggungjawab terhadap sampahnya. Belum lagi kalau berbicara tentang sampah organik dan anorganik yang proses penguraiannya membutuhkan waktu jauh lebih panjang dari rata-rata umur manusia. Tidak sedikit dari kita yang berfikir, sudah ada petugas yang berdinas membersihkan sampah. Kenapa kita tidak mencoba mengubah pemikiran, mendidik diri sendiri untuk peduli dan bertanggung jawab? Tidak hanya terhadap sampah, tetapi juga tertib dan disiplin pada diri sendiri, menghormati lingkungan dengan menaati peraturan. Berhemat penggunaan air bersih, meminimalisir penggunaan tissue untuk menghargai pepohonan adahal hal kecil yang bisa kita lakukan akan berdampak lebih baik. Berfikir, merencanakan segala sesuatu harus mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan berdampak pada lingkungan dan sumber daya air, keberlangsungan siklus air untuk kehidupan.
[caption id="attachment_363661" align="aligncenter" width="576" caption="Air tanah yang jatuh karena "]
Biarkan ia bersiklus secara optimal dalam empat tahapannya, evaporasi, transpirasi, kondensasi dan presipitasi. Manusia tetap boleh memberdayakannya, mengadakan kegiatan eksplorasi yang tidak berlebihan, mengadakan inovasi karena manusia dikaruniai akal, namun oleh akalnya juga kita tetap belajar untuk menemukan solusi. Dan setiap solusi tidak mengorbankan lingkungan yang berdampak lebih buruk. Semoga ke depan, tidak hanya kesadaran individu yang berkembang, tetapi juga proses pengembangan akal manusia yang dibarengi dengan sikap lebih bertanggung jawab.
**All Photograph by @endah_banged
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H