Sembari beristirahat, kami menimbang pilihan tempat mendirikan tenda, antara ngecamp di Plawangan Senaru ini atau melanjutkan perjalanan menuju pos III. Dan karena matahari masih tinggi, kami putuskan meneruskan perjalanan turun, mengingat sumber air yang agak jauh dari perkemahan Plawangan Senaru.
Setengah berlari menuruni Plawangan menuju Pos III, saya menyusul Lia, Nina, Hamzah yang sudah berada di depan saya, mengabaikan otot sekujur kaki yang mulai terasa mengencang dan sakit. Masih ada Adhi, Mbak Indri, Adin, Dian dan Achi di belakang saya.
[caption id="attachment_184178" align="aligncenter" width="300" caption="sunset with ray of light"]
Sepertinya rute Senaru lebih dikenal di kalangan pendaki mancanegara sebagai start pendakian dibandingkan rute Sembalun. Terbukti kami lebih sering berpapasan dengan rombongan asing daripada rombongan lokal. Seturun Plawangan Sembalun, vegetasi masih berupa padang savana terbuka kemudian bergradasi dengan vegetasi hutan. Waktu tempuh perjalanan kira-kira satu jam, kami sampai di Pos 3 dengan shelter berupa bangunan berpanggung khas nusa tenggara. Senja merapat, kami menikmati suguhan matahari terbenam berbonus ROL (ray of light) yang indah. Awan-awan putih bertumpuk membentuk bentang yang luas hingga cakrawala. Subhanallah!
17 Mei 2012
Pukul setengah tujuh, kami sudah mulai turun dari Pos III. Kembali saya setengah berlari mengayun langkah menyusuri jalan setapak menurun di antara belantara Hutan Senaru. Maksud hati ingin rasa pegal-kaku ini tidak terlalu lama membebani tubuh, tetapi saya justru terjatuh dan terkilir. Kala itu, tanpa sadar, saya sudah terlanjur jauh dari barisan teman-teman. Agak was-was untuk sekedar berhenti dan menunggu, mengingat Hutan Senaru masih cukup rapat dan tidak tampak berpapasan dengan rombongan manusia yang sudah memulai pendakian dari arah berlawanan. Sementara lutung bergelantungan di dekat jalur pendakian (kurang dari radius 10 meter)
Pos II Senaru
Kurang lebih satu jam yang saya perlukan untuk mencapai Pos II. Beberapa belas meter sebelum shelter pos II, Hamzah berhasil menyusul saya. Lima hingga sepuluh menit kemudian anggota team baru penuh terkumpul. Saya mengaparkan diri di bangunan pos. Luka terkilir di pergelangan kaki terasa berdenyut. Hamzah pergi mengambil air ke arah sumber mata air. Teman-teman yang lain sepertinya sibuk berinvestasi berjamaah. Beberapa rombongan team lain berdatangan dari arah Plawangan. Hingga akhirnya kawasan pos II ini sepi ditinggalkan para pendaki, team saya masih rempong foto-foto enggan beranjak, menikmati dan mengelu-elukan kesegaran air dari sumber air di pos II ini dibandingkan dengan sumber air di atas. Haekal tiba di pos ini menyusul kami. Teamnya semalam nenda di Plawangan Senaru, karena pertimbangan potensi sunset di sana luar biasa memukau dengan view yang lebih terbuka.
Pos II - Pos Extra - Pos I- Jbag Gawah
Masih ada dua pos dari Pos II sebelum mencapai Jbag Gawah; pintu gerbang Taman Nasional Gunung Rinjani Pintu Senaru. Existing medan masih berupa hutan rapat. Kami tidak perlu meng-update pemakaian sun block karena vegetasi hutan yang tinggi meneduhkan kami dari sengatan matahari. Dari pos II menuju Pos Extra tertulis di papan informasi berjarak 1.1 km. Pos Ekstra-Pos I 1.3 km. Pos I menuju Jbag Gawah 1 km. Dan dari Jbag Gawah sendiri, melewati ladang dan perkebunan penduduk masih harus menempuh jarak 1,5 km untuk sampai di Rinjani Trek Centre (RTC) Senaru.