[caption id="attachment_184146" align="aligncenter" width="300" caption="view danau dari Plawangan Sembalun"]
Setelah diingatkan untuk nggak terlalu lama terpana, saya menyusul teman-teman yang mulai menuruni bukit. Jalur cukup sulit dilalui, 75% berupa bebatuan hampir menyerupai tangga-jauh-dari-standard-kenyamanan dan tidak jarang ditemui medan curam yang mengharuskan kami memasang posisi sedikit merayap/rock climbing). Jalan terjal berbatu menurun ini masih saja terhampar tak kunjung habis. Tetapi setidaknya view memukau masih mengimbangi, menghapus tangis frustasi. Kuncup-kuncup edelweis menghiasi lembah terjal. Awan putih datang silih berganti, menyapu pandang bagai kapas terbang. Putus asa berkali-kali itu pasti, tapi bagaimana kita menepisnya setiap kali datang, bagaimana perjuangan menguatkan diri dan menguatkan satu sama lain, selalu menjadi pelajaran dan persahabatan tak ternilai harganya.
[caption id="attachment_184147" align="aligncenter" width="300" caption="Bentang indah menyapu pandang"]
[caption id="attachment_184148" align="aligncenter" width="300" caption="ekstrim dan terjal"]
Perjalanan dari Plawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak memakan waktu lebih dari empat jam. Danau sudah terlihat semakin dekat, tidak lagi melalui turunan terjal, tetapi berupa jalan menyusuri punggung bukit. Existing bukit savana khas Nusa Tenggara masih sedikit mendominasi dengan beberapa vegetasi lain yang berukuran lebih besar, cemara gunung, cantigi, dan tumbuhan berdaun jarum lainnya.
[caption id="attachment_184150" align="aligncenter" width="300" caption="trek mendekati danau"]