Teman-teman berhasil melobi salah satu warga nelayan setempat yang bersedia menampung parkir dua mobil kami selama kami tinggalkan di area Teluk Hijau. Alhamdulillah urusan ini dilancarkan Allah SWT. Kami pun bergegas menyusur jalur setapak tanpa penerangan yang berarti kecuali sorotan pelita. Beberapa tali tambang tereksisting untuk memudahkan jalan pengunjung meniti jalur. Setelah itu debur ombak terasa dekat meski pekat malam menyembunyikannya dari pandangan. Ternyata teman-teman ini tidak kekurangan akal untuk mengusahakan segala property terangkut hingga tempat tujuan. Tiba di pantai batu, kami beristirahat. Menurut informasi teman-teman, Teluk Hijau sudah tidak jauh lagi. Tak lebih dari lima menit setelah kami kembali berjalan menyusuri tepi pantai berbatu, kakiku sudah menapak hamparan pasir, penanda kami telah sampai di tempat tujuan. Alhamdulillah.
[caption id="attachment_332311" align="aligncenter" width="614" caption="Pantai Batu"]
Angin laut berhembus membawa hawa dingin. Dua buah tenda berhasil kami dirikan. Teman-teman baruku sudah berkumpul membentuk lingkaran, menyalakan api unggun dan memetik dawai gitar. Sederet lagu top fourty pun mengalun, membuaiku tertidur beralas matras, beratap langit dan bergelung kantong tidur. Sementara tarian ombak yang menghempas tepian pantai dan karang masih mengabarkan nada laut pasang. Aku hanya berdoa, malam ini langit berbaik hati tidak menurunkan hujan.
[caption id="attachment_332313" align="aligncenter" width="604" caption="Tarian ombak yang meneduhkan"]
Aku tak ingin melewatkan lukisan alam pagi hari berikutnya. Setelah subuh kutunaikan, kutenteng kamera dan tripod, asyik berjalan-jalan menikmati proses langit merekah, ketika warna warni alam tumpah ruah dalam balutan merah biru keunguan. Bias hijau warna laut mulai samar terlihat seiring mengimbang eksistensi sang penguasa hari. Hamparan pasir putih yang lembut tersapu ombak menggelitik untuk dicumbu. Di salah satu sudut teluk, air tawar mengucur, menganak sungai di dinding tebing, membentuk keindahan air terjun, melengkapi lansekap Teluk Hijau. Subhanallah. Indah. Dan aku tak henti bertasbih melafalkan asmaNya.
[caption id="attachment_332320" align="aligncenter" width="604" caption="Segenap warna alam tertumpah ruah"]
[caption id="attachment_332328" align="aligncenter" width="411" caption="air terjun di sudut Teluk Hijau"]
Sesi memancing para laki-laki semalam sepertinya jauh dari berhasil. Udang yang sebelumnya dipersiapkan sebagai umpan pun direlakan untuk dibakar dan dikonsumsi sendiri. Episode bernyanyi diiringi gitar sesekali masih mewarnai aktifitas kami.
[caption id="attachment_332331" align="aligncenter" width="385" caption="udang (mantan) umpan"]
[caption id="attachment_332332" align="aligncenter" width="560" caption="seems like watching baywatch :)"]
Puas bermain air dan mandi di air terjun, kami pun berkemas, kembali menuju peradaban. Tidak lupa kami membawa serta sampah sisa selama berkegiatan, sebagai wujud penghargaan terhadap lingkungan, bentuk kepedulian kecil yang barangkali menuai manfaat berlebih.