Mohon tunggu...
ENDAH PATMAWATI
ENDAH PATMAWATI Mohon Tunggu... -

Endah Patmawati I Mahasiswi IAIN Surakarta I \r\ntwitter:@endah_patma\r\nMOTTO: SEBAIK-BAIK MANUSIAN ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI MANUSIA YANG LAIN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menebas Sindrom Ketakutan Menulis

9 Mei 2016   21:12 Diperbarui: 9 Mei 2016   21:19 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

menulis itu bekerja untuk keabadian. Dengan menulis, maka seseorang akan terus ada sekalipun jasadnya sudah dipendam tanah. Seseorang yang rajin menulis maka hidupnya akan abadi, tak lekang digerus zaman. Ia senantiasa hidup berkat karya-karyanya. Keabadiannya terletak pada karya-karya tulisannya yang dibaca banyak orang, yang pada akhirnya mengalirkan pahala kebaikan bagi si empunya tulisan.”

(Pramoedya Ananta Toer  )

Dewasa ini globalisasi diyakini membawa dampak yang luas diberbagai bidang kehidupan, khususnya di bidang pendidikan. Pendidikan adalah hal urgen yang tak pernah terhenti dari pembahasan, karena pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Kemendigbud (2015:32)  Indonesia dalam Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005—2025 menyatakan bahwa visi 2025 adalah menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). 

Untuk mewujudkan visi tersebut membutuhkan banyak keterlibatan, termasuk dari obyek pendidikan itu sendiri yaitu manusia. Mahasiswa  adalah salah satu elemen  yang harus berkontribusi untuk mewujudkan visi tersebut. Mahasiswa adalah siswa dalam tataran maha atau yang paling tinggi yang menempuh  pendidikan tinggi disebuah  perguruan tinggi ,atau mahasiswa  bisa disebut sebagai pemuda yang siap membuat perubahan untuk Indonesia dengan ilmunya.

Sebagai wujud pengamalan dari ilmunya sudah saatnya mahasiswa berkontribusi untuk pembangunan pendidikan di Indonesia sedini mungkin. Salah satu bentuk kontribusi yang dapat dilakukan adalah dengan menuliskan ilmu yang telah dipahaminya. Menulis bukanlah suatu hal yang sulit, yang menjadikan sulit salah satunya   adalah ketidakmauaan untuk memulainya, dan merasa takut mendapat kritikan dari tulisannya. Ini lah yang lama-lama menjadi sindrom ketakutan untuk menulis, dan ini haruslah dikikis dan dihentikan. 

Oleh karenanya mahasiswa harus memahami  bahwa menulis merupakan salah satu simbol peradaban manusia. Melalui tulisan, kita bisa tahu ada sesuatu yang ditinggalkan dan diwariskan peradaban masa tertentu. Menurut Pramoedya Ananta Toer  menulis itu bekerja untuk keabadian. Dengan menulis, maka seseorang akan terus ada sekalipun jasadnya sudah dipendam tanah. Seseorang yang rajin menulis maka hidupnya akan abadi, tak lekang digerus zaman. Ia senantiasa hidup berkat karya-karyanya. Keabadiannya terletak pada karya-karya tulisannya yang dibaca banyak orang, yang pada akhirnya mengalirkan pahala kebaikan bagi si empunya tulisan.

 Setelah memahami pentinya menulis maka amalkanlah. Menulislah  jangan pernah takut dengan kritikan-kritikan karena dengan keterbukan untuk siap dikritik melalui kritikan yang mebangun adalah awal dibukanya untuk menambah khazanah keilmuan. Dalam era ini banyak media elektronik  sebagai sarana yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan menulis. 

Sederhana, beranilah memuluai untuk menulis, dari mulai yang sederhana misalnya artikel, esai, cerita hikmah, atau dapat berupa jurnal dan lain-lain. Tulisan ini bisa dikirimkan di koran atau di unggah.  salah satunya bisa melalui blog atau kompasinana. Pembuatan blog melalui web blog atau kompasiana cukup sederhana. Tinggal ketik daftar , kemudian akan muncul langkah-langkah nya. Melaui media Blog atau Kompasiana tulisan ini bersifat terbuka artinya tulisan ini bisa dikomentari oleh pembaca lain, sehingga dengan ini akan terjadi tukar menukar informasi.

Pentingnya menulis juga dijelaskan dalam Al Quran surat Al-‘Alaq 1-5

ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ

Artinya: 1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.,3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

            Surat di atas menjelaskan bahwa perintah Allah yang pertama diterima Rosullullah SAW melalui malaikat Jibril adalah “Bacalah “ , serta di dalam surat ini juga mengandung peringatan yang menggugah manusia kepad awal mula penciptaan manusia yaitu dari  ‘alaqoh. Dan dianatara kemurahanNya Allah SWT juga telah mengajarkan kepada manusia Apa yang tidak diketahuinya, ini menunjukan bahwa Allah SWT memuliakan manusia, dan disini menjelaskan ilmu merupakan pembeda antara manusia dengan makhluk lainya. Oleh Karena itu, Ilmu itu adakalanya di hati, ada kalanya dilisan adakalanya pula ditulisan tangan, kemudian amalkanlah ilmu itu kepada manusia lain.

            Keutamaan menulis juga dijelaskan dalam hadis. Nabi SAW memerintahkan untuk menulis ilmu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ

Artinya : “Ikatlah ilmu itu dengan tulisan. “

            Menuliskan ilmu merupakan ibadah, maka berbagi ilmu melalui tulisan   adalah wujud ibadah kita sebagai hamba Allah SWT. Dalam hal ini, kita juga menjalankan kuwajiban kita  sebagai hablum minannasyaitukhoriunnas anfa’uhum linnasyang artinya sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat  bagi manusia lainnya. Sehingga kita dapat bermanfaat untuk yang lainnya dengan berbagi ilmu dan berkontribusi untuk memperbaiki pendidikan melaui tulisan-tulisan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

            Mahasiswa sebagai seorang pemuda yang berpotensi untuk andil dalam perbaikan pendidikan khususnya di Indonesia, mulailah dari detik ini menuliskan ilmu yang telah dipahami, yang dengan tulisan itu kita bisa ikut mengarahkan pendidikan Indonesia  kearah yang lebih baik. Jangan takut terhadap kritik tulisan, dan terbukalah dalam membagi ilmu, jadikan itu adalah awal akan dibukakannya pemahaman yang baru dari ilmu yang belum kita ketahui. Mahasiswa untuk Indonesia adalah mahasiswa yang bisa menebas sindrom ketakutan menulis, sehingga akan banyak karya yang dihasilkan untuk Indonesia dan untuk pendidikan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun