OLEH : ENDAH GITA ARIANTI
DOSEN : SRI SULISTYOWATI, SE.,M.Si., Akt.
Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal, termasuk proses audit yang ada di Indonesia. Pandemi Covid-19 mempengaruhi sebagian besar proses-proses pengauditan di Indonesia seperti pencarian dan pengumpulan bukti audit dan lain sebagainya. Apalagi bukti audit merupakan salah satu hal krusial karena akan menjadi bahan untuk penilaian dan pertimbangan dalam memberikan opini audit yang relevan. Maka dari itu keadaan seperti ini menjadi tantangan untuk para auditor.
Dalam keadaan pandemi seperti ini, auditor harus pandai dan cermat dalam  mengumpulkan bukti audit dengan tujuan untuk memenuhi kelengkapan bukti audit. Hal ini didasari adanya pemberlakuan PSBB dibeberapa wilayah di Indonesia sehingga membatasi ruang gerak dan akses tim auditor untuk mengumpulkan banyak jenis bukti audit.
Bahan bukti didefinisikan sebagai informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi kuantitatif yang sedang diperiksa disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit adalah:
Materialitas
besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.Â
Risiko Audit
Risiko audit dengan jumlah bukti audit yang diperlukan memilki hubungan yang terbalik. Rendahnya resiko audit berarti tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya adalah tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor untuk menghimpun bukti audit yang lebih banyak.
Faktor-faktor Ekonomi
Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya ketika menghimpun bukti audit. Auditor memiliki keterbatasan sumber daya yang akan digunakan untuk memperoleh bukti yang diperlukan sebagai acuan dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan entitas.
Ukuran dan Karakteristik Populasi
Semakin besar populasi, semakin besar jumlah sampel bukti audit yang harus diambil dari populasi. Sebaliknya, semakin kecil ukuran populasi, semakin kecil pula jumlah sampel bukti audit yang diambil dari populasi.
Menurut ketentuan IAPI sendiri yang dikeluarkan pada April 2020 kemarin, perihal pemerolehan bukti audit dimana menjadi tanggungjawab auditor untuk mendapatkan bukti auditor yang cukup dan tepat sebelum menerbitkan laporan keuangan. Dengan keadaan seperti ini, disarankan auditor dapat mengeksplorasi prosedur alternatif seperti teknologi. Jika perlu ada tambahan waktu diperbolehkan untuk menunda penerbitan laporan auditnya. Akan tetapi diperlukan komunikasi secara seksama dengan pihak manajemen dan pihak yang bertanggungjawab atas kelola dalam menentukan hal ini.
     Hal ini juga berpengaruh pada standar audit relevan yang digunakan. Dalam hal ini, hal-hal yang harus diperhatikan meliputi :
- Prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu basis untuk pengidentifikasian dan penilaian kesalahan penyajian material pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
- Penilaian risiko auditor atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi dapat berubah selama pelaksanaan audit, sejalan dengan diperolehnya bukti audit tambahan.
- Pemahaman auditor atas pengendalian internal entitas termasuk lingkungan pengendalian dan perubahan strategi pengandalan internal dalam menentukan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi.
Untuk audit jarak jauh (remote audit), ketepatan waktu menerima bukti audit termasuk dari pihak eksternal dapat dipertimbangkan dengan konfirmasi bank, konfirmasi utang atau piutang, surat legal, dan laporan ahli.
Jika bukti audit diterima melalui format media elektronik atau digital, ini memberikan pertanyaan-pertanyaan baru dari auditor perihal keasliannya sudah terverifikasi atau belum atau bahkan ada praktik manipulasi. Selain itu, secara keamanan apakah KAP memiliki kebijakan tentang keamanan data klien beserta risiko perlindungan datanya atau tidak. Masalah penyimpanan juga dipertanyakan karena data yang terlalu besar akan membebani server atau komputer.
Dengan adanya kebijakan dari IAPI, diharapkan dimasa pandemi covid- 19 auditor tetap dapat melakukan tanggungjawabnya dengan baik. Selain itu auditor dapat mengatasi tantangan-tangan baru dan menyelesaikannya dengan mencari langkah-langkah alternatif, contohnya tentang kelengkapan bukti audit. Hal ini dikarenakan bukti audit merupakan hal mendasar dan kunci kesuksesan untuk membuat dan menyelesaikan laporan audit yang relevan.Â
DAFTAR PUSTAKA Â Â Â Â Â Â :
Respons auditor atas pandemi covid-19- https://iapi.or.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H