Mohon tunggu...
Endah Lismartini
Endah Lismartini Mohon Tunggu... -

senang membaca, senang menulis, senang berteman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini 10 Alasan Mengapa Korupsi di Indonesia Susah Hilang

27 Juli 2011   10:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:20 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara korupsi dinegeri ini  seperti bicara butiran pasir yang terbang ditiup angin. Selalu terbang begitu saja dan lenyap tak berbekas. Satu dua kasus terbongkar, sisanya masuk peti mati. Satu dua orang masuk penjara, sisanya melenggang bebas. Mari tarik nafas dan geleng kepala.

Semua orang rasanya tahu korupsi sangat merugikan, namun sedikit sekali yang berani sungguh-sungguh terjun langsung untuk memberantasnya. Support yang paling bisa dilakukan adalah mendukung upaya pemberantasan korupsi, yang nyanyiannya makin hari makin lemah. Tapi tak mengapa, setidaknya masih ada orang-orang idealis yang siap bekerja siang malam untuk pemberantasan korupsi.

Iseng-iseng saya mengamati dan melakukan analisa kecil-kecilan mengapa korupsi di negeri ini sulit sekali diberantas. Kira-kira inilah hasil iseng-iseng itu :

1. Korupsi dilakukan berjamaah: dari hulu ke hilir semua kebagian. Dari Kepala sampai Office Boy

2. Dananya digunakan untuk menyambut tamu-tamu pejabat, juga memberi amplop untuk ganti "transport" kunjungan, kehadiran, kata sambutan, dll.

3. Mengajak piknik atau jalan-jalan bareng mitra LSM atau mitra organisasi

4. Merangkul LSM atau mitra organisasi, selalu mengajak berunding dan selalu mengajak bekerjsama, bahkan mengambil keputusan bersama.

5. Selalu memberi alasan bahwa itu semua dilakukan atas nama "Kepentingan Bersama" atau "kepentingan kita semua"

6. Memberi alasan paling logis dan masuk akal, bahkan kalau perlu bersumpah atas nama Tuhan untuk memunculkan kesan bahwa ia adalah seorang yang religius, yang tak mungkin tega melakukan kecurangan.  Serta yang membuat orang lain iba lalu setuju untuk memberikan ijin melakukan sedikit pemotongan, toh untuk kemaslahatan orang banyak.

7. Melibatkan saudara, keluarga, tetangga, bahkan semua orang yang dikenal baik, sehingga sungkan rasanya kalau ikutan membongkar. Intinya adalah menjadi seorang yang pemurah, sehingga lingkungan terdekat merasakan keberadaan yang bersangkutan sebagai orang yang siap menolong.

8. Segera mengeluarkan zakat, infak, sedekah kepada panti asuhan, yatim piatu, lembaga pendidikan, serta dhuafa lainnya sehingga memunculkan kesan sebagai pahlawan baik hati yang bersih dan santun.

9. Selalu menjalin hubungan baik dengan semua orang, kalau perlu merangkul mereka yang kritis dan memberinya berbagai bantuan dan perhatian. Untuk iklim Indonesia, cara ini cukup ampuh untuk membungkam mereka yang kritis.

10. Mendirikan berbagai lembaga publik yang menyerap banyak tenaga kerja,  dengan program-program kerja yang up to date dan inovatif. Sehingga pencitraan diri sebagai seorang yang  bersih dan baik berlangsung mulus.

Ini analisa saya... Mungkin anda punya pandangan yang berbeda..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun