Anda sudah punya agenda travel? Atau masih bingung ingin ke mana? Nah, kali ini saya akan membagikan sedikit pengalaman saya selama nge-trip di kota udang.
Perjalanan saya mulai pada tanggal 11 Mei 2017, saya memberanikan diri seorang diri untuk menjelajah kota nan sepi dan berpenduduk ramah ini. Karena pergi tanpa rencana sebelumnya, saya memilih moda transportasi kereta, selain cepat, harga terjangkau, juga kenyamanan yang membuat saya memilih transportasi ini. Saya menaiki kereta Krakatau dari stasiun Cilegon menuju stasiun Cirebon, berangkat pukul 08:53 wib dan tiba pukul 15:34 wib.
Pukul 15:34 wib saya sampai di stasiun Cirebon, senangnya bukan main karena ketika saya keluar dari stasiun saya disambut oleh ‘abang-abang becak’ dan ‘abang ojek’ yang menawarkan jasanya kemana pun saya pergi, saat itu saya merasa seperti layaknya ‘artis’ yang diikuti para “fans-nya”. Anda tidak perlu cemas jika backpacker sendiri ke kota ini, penduduknya ramah, mereka akan mengantarkan atau menunjukkan jalan dengan logat bicara yang khas jika anda tersesat.
Perjalanan kali ini memang tidak direncakan, saya pun tidak mendapat penginapan untuk bermalam. Tapi, anda tidak perlu khawatir, di Cirebon ada banyak sekali hotel dan jaraknya pun sangat dekat dengan stasiun Cirebon dan alun-alun Cirebon. Karena tidak mendapat penginapan, saya memutuskan untuk bermalam di mesjid terbesar yaitu mesjid AT-TAQWA yang terletak di dekat alun-alun kota Cirebon.
Jika anda merasa bosan dengan menu-menu yang itu – itu saja, anda bisa berjalan sedikit ke arah stasiun, disana ada penjual ayam dan ikan bakar khas Cirebon. Jika anda ingin mencicipi makanan khas Cirebon, anda bisa membeli empal gentong dan nasi jamblang. Empal gentong yang paling enak terletak di area kelurahan Sunyarangi dekat dengan wisata Goa Sunyarangi. Di kelurahan tersebut juga ada penjual nasi jamblang.
Di area makam Sunan gunung jati, ada banyak sekali makam yang saya sendiri tidak tahu jelas. Arsitektur makam ini khas sekali dengan tembok putih dihiasi piring-piring keramik zaman kolonial dahulu. Makam Sunan Gunung Jati ada di balik pintu besar tersebut. Oh iya biaya masuknya gratis hanya ketika anda memasuki area ini anda diharuskan menyumbang seikhlasnya. Ketika sampai di makam anda mungkin akan sedikit tercengang karena banyaknya “pengemis” yang meminta-minta di area tersebut.
Ada banyak goa yang berada di area ini dan memiliki nilai sejarahserta spiritual. Biaya masuknya cukup IDR. 10,000 saja. Karena tempat ini adalah tempat yang suci dan sunyi, anda diharapkan untuk tidak berpikiran burukdan diharuskan mengenakan pakaian sopan. Bagi anda yang suka memakai hot pans,jangan khawatir, anda masih tetap bisa mengunjungi tempat ini, pengelola objekwisata ini menyiapkan sarung atau kain batik yang bisa anda kenakan.
Tidak hanya itu saja, disana juga ada pemandu wisata yang akan menjelaskan setiapdetail goa baik sejarah maupun makna disetiap arsitektur goa. Jika andabackpacker sendiri dan tidak punya cukup uang untuk membayar pemandu wisata,anda bisa ikut bergabung dengan serombongan traveler yang sudah membayarpemandu.
Oh iya, sebelum saya ke Keraton saya sempat mengunjungi Keraton Kanoman. Jaraknya cukup jauh dari Sunyarangi, dengan menaiki angkot D3 saya pergi menuju pasar yang saya lupa namanya, kenapa harus ke pasar? Area Keraton Kanoman berada di sekitar pasar, agak masuk ke dalam pasar. Untuk sampai kesana kita bisa berjalan kaki dari pertigaan jalan area pasar. Jaraknya cukup dekat.
Oh iya, area Keraton dibagi dua, disebelah Barat ada Kaprabonan, ini juga termasuk area keraton Kanoman yang dipisah. Saya tidak tahu jelas mengapa ada pemisahan, menurut penduduk sekitar Kraton Kanoman ini sama dengan Keraton Kaprabonan hanya letaknya saja yang berbeda, keraton ini juga berada di tengah pasar dan harus masuk gang sempit untuk sampai kesana.
Di Cirebon ada banyak kerton, keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Kanoman. Tapi karena waktu juga yang tidak memungkinkan untuk mengunjungi semua keraton jadi saya hanya mengunjungi Keraton Kasepuhan dan Kanoman.
Beliau membangun mesjid ini pastinya untuk keperluan ibadah. Mesjid ini konon disebut-sebut sebagai mesjid tertua di Cirebon sekaligus saksi bisu bagaimana para wali songo menyebarluaskan agama Islam di tanah jawa khususnya Cirebon. Mesjid ini dibangun pada tahun 1480 M, cukup tua ya guys! dan yang paling menakjubkan lagi adalah bagunan ini masih sangat terawat dan menurut salah satu pengurus mesjid ini sempat direnovasi.
Mesjid ini keseluruhan berwarna merah, lantainya masih menggunakan ubin lama berwarna merah hati dingdingnya juga berwarna merah. Bangunan ini 50% menggunakan kayu jati sebagai tiang penyangganya dan pintunya pun dibuat hanya 1m lebih alasannya agar ketika kita memasuki mesjid kita dalam posisi menunduk yang mengartikan bahwa kita menghilangkan sikap sombong ketika memasuki rumah Allah ini.
Saya tidak dapat mmefoto semua tempat karena saat itu tidak ada niat. Mesjid ini ramai dikunjungi terutama pada hari-hari tertentu misalnya jumat kliwon. Orang-orang yang berziarah ke makam Sunan Gunung Jati pasti akan beritikaf sampai pagi di Mesjid ini begitulah sumber yang saya dapat dari teman baru yang saya temukan di Cirebon dan kebetulan asli Cirebon.
Setelah ke Mesjid para wali songo saya pun melanjutkan perjalanan lagi, Kali ini destinasi terakhir saya yaitu Keraton Kasepuhan yang berada dekat sekali dengan Mesjid Rasa Cipta Karsa. Berbeda dengan Keraton Kanoman dan Kacirebonan, Keraton Kasepuhan ini hampir seluruhnya siti inggil berwarna merah bata. Saya tidak tahu pasti ada makna apa dibalik warna siti inggil.
Nah sekarang saya akan menrincikan berapa biaya yang dibutuhkan untuk sampai ke Cirebon dengan backpacker nekad.
Biaya Transportasi
- Kereta Krakatau dari Stasiun Cilegon - Stasiun Cirebon : IDR 195,000
- Angkot pulang pergi ke Makam Sunan Gunung Jati sampai ke alun-alun Cirebon : IDR 9000
- Angkot ke Taman sari goa sunyarangi : IDR. 8,000 (2 kali naik angkot)
- Angkot dari pertigaan taman sari ke Pasar menuju keraton kanoman : IDR. 5000
- Angkot dari Keraton Kasepuhan menuju terminal harjamukti : IDR 4000
- Bus Cirebon-Merak Banten : IDR, 90,000
Biaya HTM ke Wisata
- Goa Sunyarangi aka, taman sari : IDR. 10,000
- Keraton Kasepuhan IDR 15,000
- Mesjid Agung cipta karsa aka mesjid merah aka mesjid wali songo : free
- Kanoman : free
Biaya Makan dan Minum
- Baso di sunyarangi IDR. 11,000 BASONYA ENAK
- Ketoprak dan gorengan di alun-alun IDR 11,000
- Minum 15000
lAIN-LAIN =IDR 8000
***Total pengeluaran 2 hari 1 malam di Cirebon = IDR, 381,000
Bagaimana murah bukan? biaya trasport masih bisa dikurangi bila anda bisa mendapatkan tiket kereta murah lebih dari yang saya jabarkan. Ayo ke Cirebon, wisata terlengkap khususnya berbau sejarah dan agamis ya di Cirebon adanya dan tempatnya pun tidak jauh, semua tempat wisata masih di area kota jadi tidak butuh uang transport banyak...
artikel selanjutnya saya akan membahas tentang perjalanan singkat saaya di Banten lama..
Salam, backpaker kere si hijab backpaker solo...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H